Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.
Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~34
Merry langsung tersenyum nyengir saat melihat William berjalan mendekatinya.
"Siapa pria itu ?" tanya William dengan tak ramah.
"Hanya orang asing yang kebetulan lewat." sahut Merry dengan mengedikkan bahunya, seakan dirinya benar-benar tak mengenal pria itu.
"Lain kali jangan berbicara dengan orang sembarangan, karena tidak semua orang yang kamu temui itu baik." terang William, suasana pantai yang sedikit gelap membuat pria itu tak jelas melihat pria yang tadi berbicara dengan sang istri.
"Aku tahu, aku tadi melihat Emely apa dia sudah pulang ?" tanya Merry tiba-tiba yang langsung membuat William nampak tercengang.
"Kamu melihatnya ?" tanyanya dengan mengernyit.
"Hm." angguk Merry dengan memaksakan senyumnya, meski sudut hatinya sedikit tercubit melihat kenyataan tersebut.
Sebesar apapun wanita itu menyangkal perasaannya, namun pada kenyataannya hatinya terasa sakit saat melihat pria itu bersama wanita lain.
Apa ini yang di namakan cinta? sungguh Merry sangat takut mengakui perasaannya sendiri karena jika pada akhirnya hanya luka yang akan ia dapatkan.
Mungkin mengubur semua perasaannya yang belum terlalu dalam itu lebih baik dari pada mengakuinya di depan pria itu.
Sementara itu William nampak menatap lekat istrinya yang terlihat biasa saja.
"Kalian terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia lalu kenapa tidak bersama saja, Emely pasti akan sangat senang bisa melihatmu setiap hari." ucap Merry menatap suaminya itu sejenak lalu melangkahkan kakinya pergi namun William langsung menarik tangannya lalu membawa wanita itu ke dalam pelukannya.
"Terkadang tidak semua yang terlihat oleh mata itu sesuai dengan fakta, jangan berpikir macam-macam." ucapnya seraya membelai surai indah wanita itu.
Merry nampak terdiam dalam pelukan suaminya, terlalu banyak hal misterius dalam diri pria itu yang sulit ia pahami.
"Apa tuan William yang terhormat ini sedang berusaha merayuku, hm ?" ucap Merry mencairkan suasana yang sontak membuat William melepaskan pelukannya dan terlihat salah tingkah.
"Omong kosong, ayo kembali sepertinya hujan akan turun." ucapnya, kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan istrinya itu.
Merry nampak menahan senyumnya, sungguh sangat lucu melihat ekspresi salah tingkah pria itu.
Kemudian wanita itu segera berlari mengejar suaminya yang berjalan lebih dahulu di depannya itu.
Mereka segera meninggalkan restoran tersebut setelah melihat mendung yang begitu pekat.
Dan benar saja saat mereka dalam perjalanan pulang hujan deras mulai mengguyur bahkan angin kencang pun mulai mereka rasakan.
"Tuan, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan perjalanan karena hujan terlalu deras saya khawatir akan banyak pohon tumbang karena badai." ucap James seraya mengurangi laju kendaraannya.
"Baiklah, cari penginapan di sekitar sini James. Pastikan semua aman dari jangkauan anak buah Arthur." perintah William kemudian.
"Baik tuan." sahut James lalu segera memutar balik mobilnya untuk mencari sebuah penginapan.
"Arthur? mungkin saja orang yang berbeda." gumam Merry saat mendengar suaminya menyebut nama seseorang yang sama persis dengan pria yang ia temui di pantai tadi.
Wanita itu nampak mengulas senyumnya saat mengingat pria itu, Arthur sosok pria yang hangat dan sangat ramah berbeda sekali dengan sosok pria di sebelahnya itu yang tak ubahnya seperti seorang singa kutub.
Dingin dan menyeramkan adalah sosok William di mata Merry dan terkadang membuat wanita itu ingin pergi menjauhinya namun mengingat bagaimana bahayanya dunia luar membuatnya urung melakukannya.
Mungkin sementara waktu Merry akan bertahan sesuai dengan janji pria itu jika akan mencarikan keberadaan kedua orang tuanya.
"Kenapa menjauh? kemarilah !!" perintah William saat istrinya itu duduk menjauh darinya.
Dengan berat hati Merry menggeser tubuhnya agak mendekat, namun William langsung menarik pinggang wanita itu hingga kini merapat padanya.
"Dasar pemaksa." gumam Merry.
William menarik sudut bibirnya saat melihat wajah jutek istrinya, lalu pandangannya kembali lurus ke depan.
Namun tangan pria itu nampak bergerak perlahan di paha wanita itu yang kebetulan roknya sedikit tersingkap.
Merry menatap William yang terlihat menatap jalanan depannya, lalu menatap tangan pria itu yang kini semakin merayap ke dalam roknya.
Ingin sekali wanita itu menyingkirkan tangan nakal pria itu tapi mengingat mereka adalah pasangan yang sah dan suaminya pasti akan murka jika ia melakukannya.
Akhirnya Merry hanya bisa menggigit bibirnya agar tidak m3nd3s4h saat tangan William mulai menjamah bagian sensitifnya.
"Kenapa di tahan, bukannya suaramu terdengar sangat seksi ?" ucap pria itu dengan tatapan menggoda.
Merry nampak menatap James yang terlihat fokus dengan kemudinya, beruntung hujan sangat deras hingga membuat pria itu tak begitu jelas mendengar ucapan tuannya yang sedang menggoda dirinya.
"Secepat itu kau basah, honey." William tersenyum menyeringai saat merasakan milik istrinya terasa lembab lalu pria itu langsung memegang tengkuk wanita itu kemudian m3lum4t bibirnya dengan lembut dan tangannya di bawah sana pun masih membelai milik wanita itu.
Napas Merry nampak naik turun saat sentuhan suaminya di bawah sana semakin menggila dan membuatnya hampir meledak namun pria itu langsung menjauhkan tangannya dan tersenyum miring menatapnya.
"Kita lanjutkan di penginapan nanti." ucap William kemudian, lalu menegakkan duduknya tak peduli bagaimana berantakannya istrinya itu saat ini.
Merry terdiam, jauh di lubuk hatinya nampak tak rela saat pria itu berhenti menyentuhnya apalagi saat dirinya akan sampai pada puncaknya.
Kemudian wanita itu segera merapikan roknya yang tersingkap lalu mengancingkan pakaiannya yang terlepas beberapa biji karena ulah suaminya tadi.
"Tuan, sepertinya penginapan sudah penuh semua. Bagaimana kalau ke villa kenalan saya, meski tidak besar tapi sepertinya cukup nyaman untuk anda tempati malam ini." terang James setelah berputar-putar mencari penginapan.
"Baiklah James, sepertinya istri saya juga sudah tidak sabar sampai sana." sahut William yang langsung membuat Merry melotot menatapnya dan tentu saja membuat pria itu nampak tersenyum kecil.
Sesampainya di sebuah Villa kecil, James langsung menghentikan kendaraannya. Hujan yang lumayan deras membuat mereka harus berlari untuk masuk ke dalam Villa tersebut.
James nampak berbincang dengan seseorang, lalu pria tua itu terlihat memberikan sebuah kunci kemudian berlalu pergi.
"Silakan masuk, tuan. Sebelumnya saya sering kesini saat perjalanan terlalu malam." James segera mempersilakan tuannya untuk masuk.
Kemudian pria itu menutup pintunya dari luar setelah tuan dan nyonya mudanya itu masuk ke dalam.
"Mau kemana ?" William langsung menarik tangan istrinya saat wanita itu melewati dirinya.
"A-aku ingin melihat-lihat tempat ini." sahut Merry.
"Kita selesaikan yang tadi honey, lihatlah pakaianmu sangat basah." William nampak memepet istrinya ke dinding belakangnya, lalu m3lum4t bibir wanita itu dengan rakus lalu sebelah tangannya melepaskan kancing pakaiannya satu persatu.
Setelah tak ada kain yang menutupi tubuh mereka, William langsung menghempaskan wanita itu ke ranjang kecil yang ada di sudut ruangan tersebut.
Dan di mulailah pergulatan panas mereka di tengah hujan petir malam itu.
Sementara itu James yang sedang duduk di teras Villa tersebut nampak memainkan ponselnya namun beberapa saat kemudian pria itu langsung beranjak dari duduknya seraya mengangkat senjata apinya saat mendengar suara deru mobil mendekati Villanya.
"Sial." gumamnya saat melihat beberapa orang yang sangat ia kenal nampak turun dari sebuah mobil dengan mengarahkan senjata api ke arahnya.
ada harga ada barang😌
hal" sekecil ini bisa.menjadi paling jelek, untuk dibaa..jadi tolong buat penulisnya lebih kosnsisten untuk setiap hubungan yg dibentuk disini seperti sebelumnya pd natalie..yg jelas" tdk ada hubunga dengan willia. tapi selaku menuliskan kata kekasih..haduhh.
gak masuk akal
bener" bukti cinta willi pd istrinya versi penulisnya😏
sekali lagi sikap william menunjukkan bahwa tdk ada cinta untuk merry .justru semua perbuatannya , perhatian dan sikapembut dan tdk tegasnya dia berikan pd nathali denga dalih hutang budi
inilah perbedaan cinta dan obsesi. cinta akan memeperlakukan pasangannya dengan lembut dan mendukung semua yg menjadi kesukaannya..sedangkan obsesi, maka wanita itu akan dikurung sebagai barang dan berakhir sebagai jalang. itu merry
gak guna
diartikan sebagai perhatian.🤭🤦♀️🤣