Blurb
Arjuna Syailendra dan Anggita Jelita, menerima perjodohan demi kepentingan masing-masing. Bersama bukan karena cinta, tetapi hanya sebatas azas manfaat.
Akankah rasa berdebar tak terencana tumbuh di hati mereka? Sementara Arjuna hanya menganggap Anggita sebagai pelampiasan dari cinta tak berbalas di masa lalu.
Ikuti kisah mereka yang akan menguras emosi. Selamat membaca🤗.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjahari_ID24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16b
BAB 16b
Di ruang tengah kediaman mewah Arjuna, Anggi membanting tubuh lelahnya. Kehadiran si kakak iparnya yang rewel bertamu, cukup menguras raga juga pikirannya.
Empat hari empat malam Marina dan Maharani menginap di rumahnya. Selama itu pula Anggi dibuat pusing oleh Maharani terutama jika Arjuna dan Marina sedang di luar rumah. Beberapa saat yang lalu mertua dan kakak iparnya itu berpamitan. Arjuna mengantar ke bandara sementara Anggi dilarang ikut oleh suami posesifnya itu, memintanya beristirahat di rumah saja.
Perutnya bergemuruh. Waktu makan malam memang masih dua jam lagi, tetapi efek dari vitamin pemulihan membuatnya cepat merasa lapar akhir-akhir ini. Anggi beranjak ke dapur, Bik Tiyas yang melihat sang nyonya masuk ke dapur segera menghampiri.
"Ada yang bisa dibantu, Bu?"
"Ah, i-ini, aku mau bikin nasi goreng. Beberapa hari ini selera makanku sedang meningkat, mungkin efek vitamin," jawab Anggi agak malu.
"Biar saya saja yang buatkan. Ibu duduk saja," ucapnya sopan. Namun, Anggi menahannya.
"Tidak usah. Biar aku saja. Sudah lama rasanya tidak menyentuh dapur."
"Tapi, bagaimana kalau nanti Pak Juna marah sama saya?" Bik Tiyas tampak cemas dan Anggi paham akan hal itu.
"Tenang saja, nanti aku sendiri yang akan bilang sama Mas Juna. Bik Tiyas lanjutkan saja pekerjaan yang lain."
*****
Aroma sedap kencur yang ditumis dengan bawang-bawangan dan cabai menyergap penciuman Arjuna begitu kembali ke rumah. Menarik kakinya untuk melangkah ke ruang makan yang awalnya hendak ke ruang kerja.
Terlihat Anggi sedang menyuap lahap fokus menunduk ke isi piring. Saking lahapnya bahkan tidak menyadari kehadiran Arjuna di ruang tamu. Anggi baru tersadar saat suara derit kayu kursi yang beradu dengan lantai terdengar di sebelahnya membuatnya hampir tersedak.
"Mas bikin kaget deh! Datang tanpa suara kayak hantu." Anggi menggerutu setelah meneguk setengah gelas air putih, mengusap-usap dadanya sendiri karena terkejut.
"Kok sudah makan lagi. Bukannya waktu makan malam masih lama?" Juna bertanya sambil melihat arlojinya sendiri.
"Memang belum waktunya. Tapi aku lapar," jawab Anggi jujur. Tuntutan dari dalam perutnya berteriak meminta dipenuhi haknya, ia tak peduli jika Juna menyebutnya rakus.
"Makan apa? Kayaknya enak, siapa yang masak?" Juna tak peduli dengan Anggi yang bersungut-sungut. Isi piring istrinya lebih menarik perhatian.
"Aku sendiri yang masak karena aku ingin. Ini nasi goreng kencur."
"Kenapa masak sendiri? Kamu belum pulih benar. Kenapa tidak menurut dengan kata-kataku!" Juna beralih menatap Anggi dengan manik mata tajamnya seperti biasa. Hanya saja yang tercermin kali ini bukan tatapan mengintimidasi, melainkan lebih pada rasa cemas.
"Ya ampun, aku sudah sehat, Mas. Lagi pula aku cuma masak, bukan marathon keliling Senayan!" balas Anggi sebal.
Aroma nasi goreng kencur kembali mencuri perhatian. Bukannya menyahuti kekesalan istrinya, Juna malah mengambil sendok di tangan Anggi dan menyuap sesendok penuh nasi goreng ke dalam mulutnya, mengunyahnya dan netranya langsung berbinar.
"Wow. Ini enak. Apa masih ada sisa?" tanyanya sambil menyuap sendok kedua. Lupa akan kemarahannya barusan.
"Hah? Mak-maksudnya?" Anggi memicing tak mengerti, pasalnya baru kali ini Juna memuji masakannya dan menyantapnya lahap.
"Aku tanya, nasi gorengnya masih ada atau tidak. Kenapa kamu balik bertanya? Aku ingin satu porsi yang sama persis racikannya."
"Mak-maksudnya bu-buatanku?" Anggi tergagap, takut salah mendengar.
"Iya, tentu saja buatanmu istriku sayang," sahut Juna santai sedangkan Anggi menatapnya seumpama orang linglung.
"Ada apa dengan jantungku?" gumam Anggi pelan yang melangkah pergi ke dapur sambil memegangi dada.
TBC
JUNA NYEBELIN TINGKAT TINGGI 😡