NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:343.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keadaan Berbalik

“Mbak yu Mbak Yu, sudah pantes gendong anak itu si Regi! Bagaimana, enak kan mangku anak? Makanya cari istri dong! Kalo cari sesama jenis yang ada ambeien Hahahahaha!” seru Bu Rinda.

“Ih Mbak Yu! Hahahahahah!” seru Bu Jani sambil ikut tertawa.

Regi menarik nafas dan merasa kalau ini sudah batasnya. Jadi ia mengelus pipi anak itu dan menurunkannya dengan hati-hati. Anak itu kembali ke gendongan ibunya, lalu Regi pun menatap Wahyu dan berujar.

“Saya lihat dari tadi kamu diam saja Wahyu? Saya sudah cukup bersabar ya. Harapan saya hanya satu kalimat saja dari kamu yang bisa sedikit membela saya, ternyata tidak keluar dari mulut kamu, padahal kamu bisa.” Kata Regi dengan suara kencang yang dibuat dengan nada senyinyir mungkin. “Kamu harus berterima kasih ke anak kamu, karena dia bisa meredakan kemarahan saya.”

Regi pun berdiri dan menekan tombol waitress. “Saya butuh kejelasan mengenai CCTV di ruang Brankas. Hari Senin kamu menghadap ke ruangan saya ya. Saya bersedia membicarakan hal ini dulu denganmu dan tidak langsung memberi laporan ke Owner karena saya kasihan ke anak-anak kamu. Bukaaaan, saya nggak butuh pengakuan dari ibu saya kalau kenyataan jabatan saya jauh lebih tinggi dari kamu, bukaaaan. Walau pun Saya berubah jadi Malaikat, di mata ibu saya itu biasa saja.” Kata Regi sambil tersenyum sinis.

“CCTV Pak?” Wahyu berdiri dan menatap Regi dengan wajah pucat.

“Memangnya kamu pikir CCTV di khazanah hanya ada satu ya?”

Dan Wahyu pun terpekik kaget.

Lalu dia menghampiri Regi dan berlutut di depan pria itu. “Pak! Tolong saya Pak! Jangan sampai... Haduh...” Wajahnya pucat dan kali ini ia limbung hampir pingsan, padahal ia dalam posisi berlutut.

“Kan saya sudah bilang saya bersedia membicarakan ini dengan kamu duluan? Ini karena anak kamu manggil saya Prince loh, di saat yang lain menganggap saya kotoran an jing”

“Y-Y-Ya pak...” desis Wahyu lemah.

“Kamu ke ruangan saya hari Senin jam 10 pagi, nanti kita diskusikan kamu cocoknya dimutasi kemana. Nggak harus dipecat kan? Saya masih butuh tenaga kamu buat... disuruh-suruh. Salahin ibu kamu itu, Orang Judes kok dinyinyirin, ya saya bakal nyinyir lebih julid lah.”

“Pak Regi,” seorang waitress menghampiri Regi sambil menunduk. Regi terlihat diam sambil menatap si Waitress lalu menarik nafas panjang.

“Saya jalan duluan, kalau ada tambahan bebankan saja ke kartu anggota saya ya.” Kata Regi ke Waitress sambil mengelus kepala anak Wahyu dan pergi dari sana.

“Dadaaah Princeeeee!” seru anak itu senang.

Setelah Regi tak kelihatan lagi, semua menatap Wahyu yang berdiri sambil menopang tubuhnya ke atas meja. Ia kini tidak sabar menunggu Senin datang, ia harus bernegosiasi semaksimal mungkin ke Regi mengenai kasusnya.

“Mbak, Mbak, ini tagihannya berapa Mbak semuanya?” tanya Bu Rinda.

“Semua... hm, sekitar hampir 50 juta bu.” Kata Mbak Waitress sambil menurunkan topinya sampai menutupi matanya.

“50 Juta?!” seru semuanya kaget.

“Kok mahal banget sih? Memang makanan tadi dibikin pakai emas?!” Seru Bu Jani.

“Iya bu, untuk ruangan yang mengarah ke taman dalam ini hanya bisa dibooking oleh 12 orang per minggu, Hanya orang-orang tertentu di Garnet Grup yang bisa booking mendadak, seperti Pak Regi salah satunya. Dan Desert kami memakai campuran lembaran emas, menu andalan kami memakai daging Black Angus, daging sapi khas Western yang berasal dari sapi hitam yang dagingnya lumer di mulut,  juga tadi ibunya memesan Hati Angsa yang diberi makan biji bunga matahari dan gandum terbaik, juga setiap air mineral dan air untuk minuman kami memakai air pegunungan Andes yang termurni. Untuk salad kami memakai Caviar dari Sturgeon Albino yang langka.”

“Sudah! Sudah! Aku jadi pusing!”

“Tapi semua sudah otomatis dikurangi dari deposit Pak Regi kok Bu. Bahkan dia bilang kalau masih ada tambahan lain dia bilang masukan saja ke kartunya, jadi silakan kalau mau lanjut memesan makanan...”

“...” dan semua pun hanya diam saling bertatapan dengan bingung, sekaligus tegang.

“saya pesan tambahan teh manis lychee ya Mbak...” Wahyu perlu mendinginkan kepalanya yang pusing.

“Wahyu, jangan! Nanti-“

“Aku butuh es teh manis, yang rasanya paling enak untuk mendinginkan kepalaku! Karier ku diujung tanduk karena kalian menjelek-jelekan Pak Regi! Mikir dong!!” seru Wahyu emosi.

Semua langsung diam.

“Kalian tahu siapa Pak Regi? Dia tangan kanan Owner yang bahkan sekelas Presiden Direktur saja tidak bisa membantahnya!” Seru Wahyu. “Sejak dia masuk Garnet Bank, Manajemen menyerahkan semua keputusan padanya! Dia itu Direktur Bayangan!!” Wahyu menelungkupkan kepalanya ke atas meja sambil memukul-mukul meja dengan frustasi.

Pak Yudi sebagai orang tua Regi hanya bisa menghela nafas. “Tuh kan... apa kubilang. Buk, tanggung jawab itu. Kan kamu yang menyulut api, nggak mau mendengarkanku. Akhirnya keluarga orang lain jadi korban...” sungut Pak Yudi.

“Kok jadi ibu sih?!”

“Kalau kamu sedikit saja bangga ke anakmu, apa sih susahnya bicara yang baik-baik mengenai anak sendiri?! Bukannya itu tandanya kamu sedang menjelek-jelekan diri sendiri? Menjelek-jelekanku juga? Gimana kalau sudah begini?!”

“Duh... aku harus bagaimana?”

“Ya kamu bujuklah si Regi,. Aku yakin kasus si Wahyu di kantor sudah berat sampai-sampai Wahyu rela bersimpuh seperti tadi. Benar kan Wahyu?”

“I-iya Om...”Wahyu masih menutupi wajahnya dengan frustuasi.

“Hadapi semua dengan jantan, beri alasan yang masuk akal. Anakku nggak sejahat itu kok kalau niat kamu tulus...” kata Pak Yudi sambil menunjuk sesuatu di buku menu. Waitress mengangguk sambil berlalu untuk mengambilkan pesanan Pak Yudi. “Sebelum itu ya kita manfaatkan saja makan yang mewah, nikmati hasil kerja keras anak kita, yang sudah kamu lahirkan dengan susah payah sampai nyawa kamu diujung jurang. Si Regi itu jerih payahmu, titipan Tuhan. Hargai dong perjuangannya untuk membalas jasamu. Dia nggak pernah satu kata pun menjelek-jelekan kamu loh... malah lebih pilih diam.”

Kini dibenak Bu Jani seakan mengurut benang merahnya, wanita itu pun menyadari. Regi meledak karena Bu Rinda lah yang melontarkan kata-kata ejekan. Dari tadi saat ibunya sendiri yang menyindir, Regi memilih diam.

Regi, sekilas terlihat seperti tokoh yang penuh konflik dan trouble maker. Tapi sebenarnya ialah problem solver yang sebenarnya.

“Sana telepon anakmu, kita ketemu besok untuk urusan si Wahyu ini.” Kata Pak yudi.

“Mbak Yu, Mbak Yu, tolonglah dibantu ya Mbak! Aku ngaku salah aku tadi keterlaluan ngata-ngatain Regi. Ya habis tingkahnya kan seperti itu. Aku kan juga terprovokator Mbak Yu sendiri.” Desis Bu Rinda sambil menggoyang-goyangkan tangan Bu Jani.

“Ya tahu diri dong Bu Rinda,” kata Pak Yudi. “Kami kan orang tuanya, yang membiayai dia, yang mengasuh dia, di dalam dirinya mengalir darah kami, lah situ kan orang lain punya hak apa menghina-hina anak orang?”

“Bapak, Ih!” Sembur Bu Jani menegur suaminya.

“Nggak bisa, Bu. Ini salah ibu sepenuhnya. Bapak nyesel datang ke sini, akhirnya akibatnya ibuk sudah memutus rejeki anak orang sekaligus merenggangkan hubungan kekeluargaan kita dengan Regi. Bapak menyesal menuruti kemauan ibuk. Cari teman arisan yang bener kenapa sih bu? Memangnya temannya ibu hanya Bu Rinda saja?! Sudah sekarang terserah Bu Rinda mau minta maaf kek, mau apa kek, asal yang ini ini... tiga cucu ini jangan sampai kena batunya akan kebodohan orang tua dan nenek mereka sendiri!”

“Kenapa bapak baru ngomong sekarang, bukan dari tadi menghentikan ibu? Bapak ini kan seharusnya kepala keluarga.”

“Lah memangnya ibuk mau menuruti bapak? Kan ibu harus kena batunya dulu baru berhenti toh? Ya sudah, batunya sudah kena ini. Saatnya bapak berbicara.” Pak Yudi dengan cuek menghabiskan desert mahalnya.

1
𝐙⃝🦜尺o
Abbas yang nolong Abbas yang kena😂😂
Fitria Nuraini
Luar biasa
Sastri Dalila
👍👍👍👍
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
sampe segitunya 🤣🤣🤣
^⁠__⁠daena__⁠^
kapan kesana nya dia Thor, kenapa GK bisik² sih😂😂 tau gitu kan aku sambut di depan pintu🤭
^⁠__⁠daena__⁠^
anggap aja penthouse full AC alami😅
Faidullah Ahmad
Biasa
Faidullah Ahmad
Buruk
🌜melody 🌛
pak ntar geser isi otak ratu main toyor aja,,,
Indah Farida
Luar biasa
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
kok aku punya firasat dia di rumah ortunya regi ya 🤔
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ajak ngobrol sambil makan kue + minum kopi
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
sempet sempetnya ngiklan 🤣
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
wawww dah mau 3 nih???
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
hahahaha 😂😂😂😂
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ehhh om rumi.
om rumi Sehat om?
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
dia gak akan lagi suka Bakso.
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ahhh aku terharu 🥺🥺🥺
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
gak percaya 😏
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ini maksudnya bapaknya tersinggung gitu 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!