NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:635.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Jangan Baper

Matahari sore semakin meredup. Cahaya jingga menerpa kaca besar, memantul di tirai krem yang bergoyang lembut. Rumi tampak sedikit lebih segar setelah menyusui, meski wajahnya masih pucat.

Julian kembali duduk di kursinya, membuka laptop. Namun kali ini, sesekali ia melirik ke arah Rumi dan Kenzo. Tatapannya tetap dingin, tapi ada keteduhan samar yang muncul ketika melihat bayi itu terlelap dalam pelukan ibu susunya.

Bu Ita duduk di sisi ranjang, masih menggenggam tangan putrinya. Sesekali ia mengusap lembut kepala Rumi, seolah ingin memastikan anaknya benar-benar baik-baik saja.

“Rum, kalau nanti kamu sudah diizinkan pulang sama dokter. Pulang ke rumah kita ya. Dan, jangan berlarut-larut sedihnya. Biarkan mereka mengambil rumah suamimu yang tak berkah itu. Sudah waktunya kamu menyelesaikan skripsimu yang tertunda, dan kejar cita-citamu yang tertunda.

Ujung mata Julian melirik, telinganya pun waspada.

“Iya Bu, rencananya begitu. Dan, aku juga ingin bertemu dengan bos Mas Bisma. Aku ingin menjelaskan semuanya, kalau aku tidak tahu menahu masalah Mas Bisma, bahkan menerima uangnya juga tidak,” jawab Rumi pelan.

***

Senja berganti malam. Tirai krem yang menutupi jendela besar itu sudah ditutup setengah, hanya menyisakan sedikit celah yang membiarkan cahaya lampu jalan kota menembus masuk, menciptakan siluet samar di dalam ruang rawat VIP. Lampu gantung kristal yang tergantung di langit-langit memantulkan cahaya kekuningan, membuat ruangan terasa lebih hangat, meski udara dari AC tetap dingin menusuk.

Julian masih duduk di sofa single laptop menyala dengan cahaya putih dingin yang menerangi wajahnya. Jemari panjangnya menari cepat di atas keyboard, mengetikkan barisan kode dan data yang sulit dimengerti orang awam. Sesekali, matanya melirik ke arah ranjang tempat Rumi berbaring bersama Baby Kenzo yang sudah tertidur pulas.

Percakapan Rumi dengan Bu Ita beberapa saat lalu masih terngiang di telinganya. Tentang keinginan Rumi untuk pulang, tentang rumah suaminya yang sudah dirampas, tentang skripsi dan cita-cita yang tertunda. Julian tidak banyak berkomentar. Ia hanya diam, namun di sudut bibirnya tersungging samar sesuatu yang sulit ditebak—sebuah senyum tipis, entah sekadar refleks atau benar-benar senyum sinis penuh misteri.

Dari layar laptop, Julian menutup satu berkas pekerjaan. Napasnya teratur, wajahnya tetap tenang. Senyum samar itu hilang seiring ia kembali mengetik, seolah tidak ada yang berubah.

***

Sekitar pukul tujuh malam, pintu kamar terdengar diketuk tiga kali.

“Permisi, Pak ….” Suara berat itu terdengar.

Julian menoleh. “Masuk.”

Pintu terbuka. Seorang pria tinggi tegap dengan setelan kemeja rapi masuk membawa beberapa kantong kertas berlogo restoran mewah. Dialah Derry. Aroma harum masakan segera memenuhi ruangan, bercampur dengan wangi antiseptik rumah sakit yang sejak tadi mendominasi.

“Sesuai pesanan, Pak,” ucap Derry sambil meletakkan kantong-kantong itu di meja panjang dekat sofa.

Tak lama, Nia ikut mendekat. Dengan cekatan ia membantu Derry menata hidangan: sup buntut hangat, steak daging premium, salad segar, ayam bakar, serta beberapa piring kecil berisi side dish. Aroma kaldu yang gurih menyeruak, membuat perut siapa pun yang mencium akan tergoda.

Mama Liora yang duduk di sofa langsung bangkit. “Wah, Julian, kamu sampai repot begini segala .…”

Julian hanya menoleh sekilas. “Tidak repot. Mama harus makan, begitu juga Bu Ita. Tidak baik menunggu pasien dengan perut kosong.”

Bu Ita tersentuh. “Aduh, terima kasih banyak, Pak Julian. Saya jadi merasa nggak enak hati, sudah merepotkan.”

Julian tak menanggapi basa-basi itu. Ia hanya memberi isyarat pada Nia untuk menambahkan peralatan makan. Lalu, dengan gerakan datar, ia mengambil satu nampan stainless beroda kecil yang biasa dipakai untuk pasien—overbed table. Di atasnya, ia menaruh satu porsi makanan khusus: bubur ayam lembut, sup bening, satu potong cheese cake dan segelas jus apel tanpa gula.

“Rumi.” Suaranya dingin, nyaris tanpa intonasi. “Kamu makan sekarang.”

Rumi yang sejak tadi berbaring hanya bisa menoleh. Tubuhnya masih lemah, wajahnya pucat, dan ia tidak begitu berselera melihat makanan. “Saya … sebenarnya belum terlalu lapar, Pak.”

Julian menghentikan gerakannya, menatapnya lurus dengan mata dingin. “Kalau kamu tidak makan, tubuhmu makin lemah. Kamu mau Kenzo ikut menderita kalau kamu sakit?”

Ucapan itu menusuk. Rumi terdiam, lalu perlahan mengangguk. “Baiklah ….”

Dengan tenang, Julian mendorong meja kecil itu mendekati ranjang hingga tepat di hadapan Rumi. Ia sendiri yang membuka tutup mangkuk, mengaduk bubur agar tidak terlalu panas, lalu meletakkan sendok di sisi piring. Sikapnya teratur, rapi, seolah semua yang ia lakukan hanyalah prosedur rutin.

Rumi merasa janggal. Ada campuran rasa tidak nyaman dan bingung. Lelaki dingin itu tampak begitu teliti memperhatikan kebutuhannya, namun sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kelembutan. Semua dilakukan seperti kewajiban, bukan perhatian.

“Silakan makan,” ujar Julian singkat.

Rumi perlahan mengambil sendok. Tangannya masih gemetar, sehingga bubur sedikit tumpah ke tepi mangkuk. Melihat itu, Julian refleks berdiri, meraih sendok dari tangannya.

“Biar saya.”

Rumi terperanjat. “Pak Julian … nggak perlu, saya bisa sendiri.”

“Bisa? Tanganmu bahkan tidak sanggup menggenggam sendok dengan stabil.” Suaranya dingin, tapi tatapannya fokus. Ia mengambil sesendok bubur, meniupnya pelan agar uap panasnya hilang, lalu menyodorkannya ke depan bibir Rumi. “Cepatlah.”

Rumi terpaksa membuka mulut, menelan bubur itu perlahan. Hangatnya merambat ke tenggorokannya, memberi sedikit tenaga. Namun, yang membuat dadanya sesak justru cara Julian memperlakukannya. Terlalu dingin, tapi juga terlalu dekat.

Beberapa sendok masuk tanpa komentar. Rumi akhirnya memberanikan diri bicara. “Pak Julian … kenapa repot sekali begini? Saya bisa makan sendiri, kalau pun pelan-pelan. Tidak usah sampai Anda yang menyuapi.”

Julian berhenti sejenak. Matanya menatap tajam, lalu ia meletakkan sendok kembali ke mangkuk. “Jangan terlalu dibawa perasaan. Apa yang saya lakukan bukan karena … simpati atau hal lain. Saya hanya memastikan kamu cukup sehat untuk bisa menyusui Kenzo. Semua ini demi anak saya, bukan demi kamu.”

Bersambung ... ✍️

1
Oktaviani Agustina
Rumi butuh waktu buat menerima semunya dan julian tidak agois… the best bngt Julian makin love lah 😄
Pudji Widy
egonya jangan lama2 di keluarin ya rum..pikirkan julan , pikirkan kenzo. kenzo butuh bapaknya julian butuh anaknya...sesimple itu rum
Kar Genjreng
vote nya tak kirim Yo mommy
Cindy
lanjut
May Alaydrus
biarkan Rumi menengkan diri dulu pak Julilian. semoga dengan perpisahan sementara ada sedikit rasa rindu diantara kalian berdua
Naufal Affiq
untuk saat ini berpisah aja dulu ya julian,rumi mau menenangkan hati dan pikirannya,habis itu kami harus berusaha untuk meluluhkan hati rumi
Esther Lestari
Rumi kesannya jadi egois....memang Kenzo anakmu tapi jangan abaikan juga kalau bapak biologisnya itu Julian. Jangan menutup mata akan fakta ini.
Semoga setelah kamu pulang nanti bisa berpikir jernih dgn apa yang terjadi.
Uba Muhammad Al-varo
kalau mau kamu pulang ke rumah Rumi,lah silahkan tapi ingat juga iya Rumi , Julian juga ayahnya Kenzo,kamu juga harus selalu hati2 iya Rumi
Puput Assyfa
Julian, emang udah seharusnya Rumi pulang karena diantara kalian belum ada ikatan yg sah jadi saatnya km berjuang untuk meraih hati Rumi supaya jadi istrimu. untuk sementara ini berikan Rumi ruang dan waktu untuk menata hatinya yg terluka supaya bisa tenang dan menerima kehadiranmu sebagai ayahnya Kenzo
Lusi Amelia
Wkwkwkkw untuk sementara readers kesel banget sm Rumi. Wkkwkwkw

Othor bisa sekali ngebolak balikin perasaan readers 🤣🤣🤭
Aku tahan tahan ini jariku biar tidak ngomong yang aneh aneh sm Rumi 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣😄
Bunda SalVa
sabar ya Julian dan mama Liora, doa mu apsti dikabulkan mommy Ghina 😊😊

untuk saat ini biarkan hati Rumi tenang dulu, baru kamu dekati lagu pelan2 ya Jul 😄
Cicih Sophiana
sekarang kamu boleh pulang Rumi... tp kamu jangan egois Rumi krn Julian jg ayah nya... kalian berdua tdk bersalah sama sekali... yg salah di sini adalah si Bisma dan si Tisya
Kasih Bonda
next Thor semangat
suryani duriah
malah jadi ketar ketir gimana kalo para mak lampir datang🤔 siapa yg ngilindungi rumi n kenzo🥺lanjuut💪
Isda Wardati K
sabar Pak Julian
🌷Vnyjkb🌷
nahh maLi sdh benar dg doa harapannya, hya " kuasa otor " 🤭 yg bawa rum kembali
🌷Vnyjkb🌷
kenzo jgn Lupakan, meski baby tp kenz pya hak dlm pelukan bapaknya looo rumm,, ntar d rmh rumi rewellll cari bapaknya,piyeeee rumm
Adi Burhadi
smoga ibu ita nanti bisa menjelaskaan yg sebenarnya ke rumi pelan-pelan supaya rumi terbuka hatinya bahwa Julian juga punya hak atas kenzo
Ddek Aish
berikan Rumi ketenangan sebentar Julian
Inooy
Aamiin,,smoga MOMMY GHINA mendengarkan doa mama dn mengkabulkan nya 🤭
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!