NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:428.7k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Because I Love You

Malam telah larut, kedua pasangan pengantin baru itu memutuskan untuk menginap di hotel karena mereka bangun kemalaman akibat terlalu nyaman tidur saling berpelukan. Setelah menghubungi bu Tika, keduanya kembali berbaring di atas tempat tidur.

"Kak, ke pantai yuk," ajak Indhi pada suaminya.

"Sudah malam, di luar pasti dingin, aku nggak mau kamu sakit," Ega menolak karena mengkhawatirkan kesehatan istrinya, namun sang istri bersikeras dan terus membujuknya, tak segan-segan Indhi juga merayu sang suami.

"Ayolah, nanti aku kasih hadiah," rayunya seraya bergelanyut manja di bahu sang suami.

"Hadiah? Apa hadiahnya?" Ega melirik istrinya karena penasaran.

Indhi mendekatkan wajahnya ke telinga Ega, gadis itu meniup telinga sang suami sebelum membisikkan sesuatu. "Gaya makan ice cream," bisiknya menggoda sang suami.

"Aku tidak tertarik sayang, kesehatanmu lebih penting," ujar Ega masih belum menyetujui ajakan Indhi.

"Ayolah kak," rengek Indhi. "Ya udah kalau nggak mau, aku bisa pergi sendiri," gadis itu merajuk, ia beranjak dari kasur dan melangkahkan kakinya meninggalkan kamar hotel, sementara itu Ega menghela nafas panjang, namun ia segera menyusul istrinya karena sudah larut malam.

Dari kejauhan Ega melihat Indhi duduk di atas pasir dan menatap lautan yang sudah tak nampak biru lagi, suara deburan ombak terdengar lebih keras, angin malam juga sangat kencang hingga menyibak rambut panjang milik Indhi, tak ingin melihat istrinya kedinginan, Ega segera menghampiri istrinya.

"Pakai ini biar nggak dingin," Ega memasangkan selimut hotel di punggung Indhi, pria itu lalu duduk di sebelah istrinya.

"Kakak juga pakai," Indhi sedikit menarik tangan Ega agar pria itu mendekat, setelahnya mereka berdua duduk dalam balutan selimut yang sama. Lama mereka saling diam, larut dalam pikiran masing-masing, hingga Indhi bersandar di bahu suaminya, tangannya mengait di lengan sang suami dengan erat.

"Kak," ucapnya tanpa menoleh, tatapannya tertuju pada gulungan ombak yang tak terlalu besar.

"Ya."

"Maaf," ucap Indhi mengakhiri sandaran kepalanya, gadis itu menoleh lalu menatap sang suami.

"Untuk?" tanya Ega, pria itupun menoleh sehingga mereka saling bertatapan.

"Maaf untuk semuanya. Karena aku, kakak harus terjebak dalam situasi yang rumit," jelas Indhi dengan mata berkaca-kaca, tak ingin suaminya melihat air matanya akhirnya Indhi memalingkan wajahnya.

"Sayang, lihat aku," ucap Ega lembut, gadis itu patuh dan kembali menatap sang suami meski bendungan air matanya hampir saja jebol. "Aku justru bersyukur karena kamu memilih melibatkanku. Aku tidak merasa terjebak sama sekali, karena jika boleh bersikap egois, aku ingin memilikimu sejak dulu, jauh sebelum kamu mengenal Ilham. Kau tau kan, aku mencintaimu sejak dulu?"

"Terima kasih kak, berkat cinta kakak aku bisa melanjutkan hidup baik dulu maupun sekarang," jawab Indhi penuh syukur. "Apa aku boleh tanya sesuatu?"

"Tanya saja?"

"Sejak kapan kakak mencintaiku?"

Ega mengulas senyum, memorinya kembali menyusuri masa lalu, pria itu menatap wajah istrinya lembut, mata cokelatnya di penuhi cinta untuk sang istri. "Entah, mungkin jauh sebelum kita ke pantai ini 12 tahun yang lalu," jawabnya tak yakin, karena ia juga tak tau sejak kapan pastinya perasaannya mulai berubah.

"Lama sekali," kata Indhi setengah mengejek.

"Iya, aku juga heran kenapa aku sangat menyukai gadis ceroboh sepertimu. Saat di Amerika banyak sekali gadis bule yang mengejarku dan bodohnya aku tak tertarik dengan mereka."

"Jadi kakak menyesal sekarang?"

"Sedikit," kelakar Ega di selingi tawa kecil dari bibirnya.

"Ya sudah sana kembali ke Amerika dan nikahi bule-bule cantik di sana" ucap Indhi sebal, entah mengapa hatinya merasa kurang nyaman.

"Kamu marah?" tanya Ega menggoda istrinya.

"Tidak," cetus Indhi, namun raut wajahnya tak bisa berbohong, gadis itu sedang marah sekarang.

"Jangan marah, aku hanya bercanda."

"Aku juga bercanda marahnya."

"Aku berharap kamu benar-benar marah,"

"Kenapa begitu?"

"Kau akan tau jawabannya setelah kau mencintaiku. Ayo kembali ke hotel, anginbya semakin kencang," Ajak Ega kemudian, namun Indhi menahannya.

"Tunggu sebentar."

"Kenapa lagi, tanganmu sudah sangat dingin, aku tidak mau kamu masuk angin."

"Kenapa kakak begitu peduli padaku?"

"Oh astaga sayangku, bukankah sudah jelas jawabannya, karena aku mencintaimu, sangat mencintaimu, jadi ja ...

Ega tak sempat melanjutkan kalimatnya karena Indhi lebih dulu membekap mulutnya dengan sebuah ciuman, awalnya Ega terkejut, namun pria itu akhirnya menikmati ciuman sang istri dan membalasnya, keduanya larut dalam ciuman lembut. Ombak yang bergulung, angin yang berhembus serta suara hewan malam menjadi saksi kedua manusia yang tengah meneguk kasih di tengah hamparan pasir pantai.

****

Di tempat lain, sepulang kerja Arum tak langsung kembali ke rumahnya, gadis itu bertemu dengan Dita di salah satu kafe yang berada di pusat kota. Saat Arum tiba di kafe, ternyata Dita sudah menunggunya, namun sesuatu yang tak terduga terjadi, Dita datang bersama Dokter Ilham membuat Arum bertanya-tanya.

"Sudah lama?" tanya Arum, kedua sahabat itu lalu berpelukan.

"Baru sampai," balas Dita seraya melepas pelukannya.

"Kenapa ada dia?" tanya Arum lagi, gadia itu melirik tak suka ke arah Dokter Ilham.

"Kami tak sengaja bertemu di sini, dia memaksaku untuk menceritakan apa yang terjadi pada Indhi," bisik Dita tepat di telinga Arum.

Arum menarik kursi yang berada di hadapan Dokter Ilham, gadis itu lalu duduk dan menatap tajam ke arah mantan tunangan sahabatnya. "Kenapa anda bisa di sini?" tanyanya tak bersahabat.

"Saya hanya ingin tau kenapa tiba-tiba Indhi memutuskan saya," jawabnya to the point.

"Jika anda tau penyebabnya saya yakin anda akan menyesal seumur hidup!" Tegas Arum, nada bicaranya semakin meninggi, melihat sang sahabat mulai terbawa emosi, Dita duduk di sebelah Arum dan menepuk punggungnya dengan pelan.

"Untuk itu saya harus tau apa yang sebenarnya terjadi, saya sangat tersiksa karena tak tau apapun!" sahut Dokter Ilham, pria itu nampak frustrasi.

"Justru itu yang saya harapkan, ada tersiksa karena tak tau apapun. Dan satu lagi, berhenti mengganggu Indhi, karena dia sudah bahagia sekarang!"

Arum berdiri dari dudujbya, gadis itu meraih tangan Dita dan membawanya keluar dari kafe tersebut, Arum benar-benar muak melihat wajah tanpa dosa milik pria itu.

"Astaga, aku hampir saja memukulnya," geram Arum setelah keduanya keluar dari kafe.

"Sabar, lagi pula apa untungnya memukul pria yang tak menyadari kesalahannya," balas Dita dengan bijak.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Arum membuat sahabatnya kebingungan. "Maksudku, perasaanmu, apa sekarang sudah jauh lebih baik?"

"Hem, aku rasa aku bisa melepaskannya sekarang, jika gadis itu bukan Indhi aku pasti akan terus mengejarnya, sayangnya pilihannya adalah Indhi, aku mana mampu bersaing dengan bidadari," ucapnya pasrah.

"Ya, dia memang bidadari, hatinya begitu lembut sebelum bertemu dengan para badjingan itu. Aku masih ingat, saat Indhi hampir membunuh wanita itu di kantor polisi." Arum kembali mengingat masa lalu, masa di mana sahabatnya begitu hancur karena ulah ibunya Dokter Ilhan.

"Sudahlah, jangan di ingat lagi, sekarang kita hanya perlu mendoakan kebahagiaannya." timpal Dita karena tak ingin terjebak dengan masa lalu.

"Dan, waktunya kita mencari pria tampan," celoteh Arum, gadis itu benar-benar menyukai segala jenis pria tampan, namun sayangnya cintanya hanya untuk Dion.

BERSAMBUNG...

1
SLina
jd kalau ada y tergeletak di jln dibiarin begitu saja dok?
tdk dibawa kerumah skt?
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!