Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
"Dasi itu untuk Tante saja." Gadis cantik mungil itu melepaskan dasi dari genggamannya, dan hendak berjalan keluar dari store.
"Hei mau kemana kau!" Selena menarik tangan gadis menyebalkan yang sudah membuat dasi yang ingin ia beli robek. "Kau yang harus membayarnya!" Selena mencengkram tangan itu dengan erat.
"Lepaskan tangan ku!" sentak gadis itu yang mulai emosi, tidak ada lagi senyuman manis dan ramah dari bibirnya.
"Kau harus bayar dulu dasi ini! Baru aku lepaskan." Selena tersenyum licik, ia tidak mau rugi dengan membayar dasi yang sudah robek.
"Baiklah sini biar aku yang bayar!" Gadis itu meminta dasi tersebut.
Dengan senang hati Selena hendak memberikan dasi tersebut pada gadis aneh di depannya.
"Tapi bohong ...." Dengan cepat gadis itu menginjak kaki Tante yang ada di depannya, lalu berlari keluar dari tempat tersebut.
"Aw ... Aw ...." Selena meringis kesakitan.
Sementara gadis itu terus berlari, dan tanpa sadar menabrak seseorang yang ada di depannya hingga ia terjatuh dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
"Hei ...! Kau itu punya mata tidak?" umpat Boy dengan kesal, karena paper bag yang berisi jam tangan yang baru dibelinya terjatuh.
"Maaf aku tidak sengaja." Gadis itu mengusap keningnya yang terasa sakit, dan segera berdiri sambil merapikan rambutnya. "Aku minta—" gadis itu terkejut saat melihat wajah pria yang ditabraknya, yang tengah mengambil paper bag yang ada di atas lantai. "Oh my God .. kenapa harus bertemu dia." Gumamnya dalam hati dan segera berlari dengan kencang.
"Hei ...." teriak Boy saat melihat gadis yang menabraknya justru berlari dengan sangat kencang. "Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?" Boy menatap punggung gadis yang sudah menghilang di balik pintu lift. "Larinya sangat kencang sekali, sama seperti gadis gila—" Boy terdiam saat menyadari gadis yang tadi menabraknya, adalah gadis yang sama dengan gadis yang menuduh dirinya sebagai penculik. "Shit!" Boy hendak mengejar gadis itu, namun langkahnya justru tertahan oleh beberapa pengawal pribadi yang ia kenali sebagai anak buah Dad Dafa.
"Apa yang kalian lakukan?" bentak Boy, saat dua orang pengawal mencengkram tangannnya.
"Maaf Tuan, kami hanya menjalankan perintah dari Tuan Dafa." Ucap Roy sambil menunduk hormat, ia tahu orang yang ada di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Dia adalah Boy Arbeto pemimpin Tim Delta, namun ia terpaksa melakukan penangkapan pada tuan Boy karena perintah dari tuan besar mereka.
"Lepaskan!" Hardik Boy dengan netra elangnya.
Membuat dua orang pengawal itu segera melepaskan cengkraman mereka.
"Tuan besar mengatakan jika Tuan tidak mau ikut, maka Nyonya besar yang akan turun langsung membawa Anda."
"Mom Luna lagi." Gerutu Boy dalam hati. "Sekarang apa lagi rencananya." Boy berdecak dengan kesal. "Baik aku akan ikut kalian." Boy hendak melangkahkan kakinya, namun suara seorang wanita menghentikan langkahnya.
"B .. kau mau kemana?" Selena mendekati Boy dengan langkah kaki yang terseret, karena kakinya masih sakit oleh ulah gadis menyebalkan tadi.
"Aku ada urusan penting, kau pulanglah! Nanti malam aku ke apartemen mu." Jawab Boy.
"Tapi B ...." Selena ketakutan saat melihat beberapa pria bertubuh kekar mengelilingi kekasihnya.
"Pulanglah honey! Dan tunggu aku di apartemen mu. Dan jangan lupa pakai lingerie warna merah." Bisik Boy dengan senyum yang menggoda.
"Oke sayang." Selena mengecup pipi kekasihnya.
Boy tersenyum lalu melangkahkan kakinya dengan aura yang berbeda, jika tadi Boy begitu hangat dan ramah pada Selena. Tapi saat ini senyum itu menghilang, dan berganti menjadi aura yang dingin dan mencekam.