Azura Az-Zahra gadis cantik yang sudah dinikahi oleh seorang CEO sejak kecil. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berusia 1 tahun karena kecelakaan. Sejak itu dia tinggal bersama paman dan bibinya yang mempunyai seorang putri berumur 2 tahun lebih tua darinya.
Bagaimana bisa Zahra sudah menikah sejak masih kecil?.
Siapa yang sudah menikahi Zahra sejak kecil?.
Dan bagaimana perlakuan paman dan bibinya selama ini?
ikuti terus ceritanya ya, dijamin konfliknya ringan dan gak buat pusing 🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Garis finis sudah berada didepan mata. Alex yang merasa sudah menang, mencoba membawa motor dengan santai.
Tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah motor dengan kecepatan tinggi menyalipnya.
"Pengecut" teriak orang tersebut kepada Alex.
Alex yang mengenali suara orang yang mengatainya langsung merasa kesal.
"Bukannya tadi suara Renaldi, kenapa dia bisa selamat dari jebakan yang telah kubuat" ucap Alex.
Alex langsung menaikan kecepatan motornya untuk mengejar Renaldi. Tapi sayang, dia sudah kalah karena ternyata Renaldi sudah memasuki garis finish.
Sorak-sorak anggota geng Vincitore langsung terdengar. Mereka begitu heboh melihat kedatangan ketua mereka.
"Renaldi".
"Renaldi".
"Renaldi" teriak mereka semua.
Alex datang dengan wajah kesalnya, dia tidak menyangka akan kembali kalah dari Renaldi.
"Bagaimana pengecut, rasanya kalah untuk kesekian kalinya" ejek Renaldi.
"Lo pasti curang kan, gak mungkin bisa sampai sini. Padahal tadi gue lihat Lo udah jatuh" ucap Alex.
Renaldi dan inti Vincitore langsung tertawa begitu mendengar ucapan Alex.
Flashback on.
Renaldi, sudah melihat didepannya ada jebakan yang Alex siapkan untuk dirinya. Dia langsung menghubungi Angga lewat tombol yang sudah Rey pasang agar bisa terhubung dengan anggota Vincitore yang lain.
"Guys, ini Renaldi udah kasih kode buat kita, sekarang mending hubungi Andreas apa dia udah siap atau belum" ucap Angga pada yang lainnya.
Rey sendiri langsung menghubungi Andreas untuk memastikan semuanya.
"Gimana Lo udah siap belum?" tanya Rey pada Andreas.
"Gue udah sesuai posisi, bilang sama Renaldi buat menyingkir dulu. Jangan sampai Alex lihat, gue akan segera menjatuhkan diri sekarang" ucap Andreas.
Saat Andreas sudah jatuh, kebetulan Alex lewat didekatnya dengan meneriakkan kata bodoh.
Dibalik helemnya Andreas langsung tersenyum.
"Bukan gue yang bodoh, tapi Lo sendiri Lex yang bodoh" ucap Andreas.
Flashback of.
"Jadi Lo semua, udah main curang dengan bohongin gue" marah Alex.
"Hey!, jaga mulut Lo ya. Bukan kita yang curang tapi Lo" tunjuk Angga pada Alex.
"Alah, gue gak mau tahu. Karena Lo semua udah bermain curang, taruhan kita batal. Ayo guys cabut" ajak Alex pada anggotanya.
Rey yang merasa tidak terima dengan keputusan Alex langsung memukul wajahnya.
"Buk".
"Sialan Lo, ngapain mukul wajah gue" marah Alex.
"Lo tuh yang sialan. Dasar pecundang, sekali pecundang tetap aja akan jadi pecundang" ucap Rey.
Alex yang merasa tidak terima langsung memukul balik Rey. Akhirnya balap motor malam ini berakhir dengan pertarungan antar dua geng ini.
Mereka semua saling serang dan tidak ada yang mau mengalah.
Renaldi sendiri langsung ikut memukul inti warior tanpa ampun. Itu dia lakukan sebagai pelampiasan amarahnya karena Zahra sudah memiliki suami.
"Rasain Lo" ucap Renaldi yang terus memukul salah satu inti warior dengan membabi buta.
Angga yang melihat itu langsung menarik Renaldi untuk menjauh.
"Udah bego, anak orang bisa mati. Emangnya Lo mau berakhir di penjara gara-gara udah buat dia mati" peringat Angga.
Renaldi sendiri tidak mau mendengarkan ucapan Angga, dia terus memukul lawannya tanpa merasa kasihan.
Alex sendiri sudah kabur lebih dulu bersama anggota yang lain. Dia merasa sedikit takut saat melihat Renaldi memukul anggotanya tanpa ampun.
"Woy bantuin gue, Renaldi udah gila nih" teriak Angga meminta bantuan.
Rey dan Andreas langsung membantu Angga untuk menarik Renaldi.
"Udah Ren, sadar Lo. Dia udah terluka parah tuh" teriak Rey.
Renaldi sendiri langsung menghentikan pukulannya begitu ketiga temannya menariknya agar menjauh dari lawan yang dia pukul.
Andreas yang merasa takut anak yang tadi Renaldi pukul meninggal, langsung memerintahkan anggotanya untuk membawanya kerumah sakit.
"Heh Lo berdua, bawa dia kerumah sakit. Nanti biayanya gue transfer ke kalian" ucapnya.
Kedua anggota Vincitore, langsung melaksanakan apa yang Andreas perintahkan.
"Ayo cabut, gue lagi pengin minum nih" ucap Renaldi.
"Buset si Renaldi kalau lagi patah hati ngeri juga ya. Baru kali ini gue lihat dia lepas kendali kaya tadi" ucap Andreas.
"Ya juga, gue juga baru kali ini lihat dia sekacau itu. Emang secantik apa si, cewek yang udah buat Renaldi patah hati. Gue jadi penasaran deh" ucap Rey.
Angga sendiri tidak menanggapi ucapan Andreas dan juga Rey. Dia memilih mengikuti Renaldi yang bilang ingin minum.
"Si Renaldi mau kemana lagi si. Jangan bilang dia mau minum di club lagi" gerutu Angga.
"Woy, tungguin kita" teriak Rey dan Andreas secara bersama.
"Ini kenapa jadi kita ditinggal gini si" kesal Rey.
Anggota Vincitore sudah sedari tadi pergi mengikuti ketua mereka.
Sampai di club yang biasa didatangi anak Vincitore, Renaldi langsung masuk begitu saja tanpa menunggu teman-temannya.
Sebenarnya Renaldi sendiri jarang datang ke club kalau tidak teman-temannya yang memaksanya untuk datang.
Tapi hari ini dia sendiri yang mengajak teman-temannya.
"Lo semua boleh, pesan apapun. Nanti gue yang akan bayar" ucap Renaldi pada anggotanya.
"Siap bos" ucap mereka kompak.
Ketiga inti Vincitore yang baru datang, langsung terkejut saat melihat Renaldi sudah menghabiskan satu botol wine yang dia pesan.
"Lo bener-bener udah gila ya Ren. Ini wine Lo langsung tenggak aja kaya minum air putih. Bener-bener patah hati bisa buat Lo kacau kaya gini" ucap Rey.
"Berisik" ucap Renaldi.
Malam ini Renaldi dan teman-temannya memilih menghabiskan waktunya di club malam.
Tapi hanya Renaldi yang minum banyak, yang lainnya hanya minum satu gelas per orang.
"Eh ini kita bawa Renaldi pulang atau gimana nih. Masalahnya, gue takut sama mommynya Renaldi kalau kita bawa dia pulang kerumahnya" ucap Angga.
Teman-teman Renaldi bukan takut dimarahi, tapi mereka takut diberi pidato oleh mommy Renaldi yang bernama Zea.Karena kalau sang mommy sudah memberikan pidatonya, bisa sampai berjam-jam mereka mendengarkannya.
"Terus gimana, masa kita bawa kemarkas. Kasihan lah Renaldi gak bisa istirahat kalau disana" ucap Rey.
Dimarkas memang sudah ada kamar khusus untuk inti Vincitore, tapi biasanya kalau sudah malam seperti ini banyak anggota yang sudah beristirahat dimarkas.
Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk membawa Renaldi pulang. Mereka akan menerima resiko jika mendapat ceramah dari mommy Zea.
Sampai di mansion keluarga Bagaskara, ketiga teman Renaldi langsung membawa Renaldi masuk kedalam.
Mereka semua sudah terbiasa dengan mansion keluarga Bagaskara. Jadi mereka pasti sudah hafal dimana kamar Renaldi.
"Pelan-pelan bego, nanti mommy Zea denger suara kita bisa panjang urusannya" bisik Angga.
"Ini gue juga udah pelan-pelan, emang dasar Renaldi aja banyak dosa jadi berat gini" gerutu Rey.
Memang yang membantu Renaldi masuk kekamar adalah Angga dan Rey. sedangkan Andreas mengawasi sekitar takut mommy Zea tiba-tiba muncul.
"Udah jangan berisik, dikit lagi kita sampai kamar Renaldi" ucap Andreas dengan pelan sambil mengawasi sekitar.
Sampai didepan kamar Renaldi mereka merasa lega.
"Hufttt akhirnya, gue udah takut banget mommy Zea lihat kita. Bisa abis nih dapat ceramah panjang kali lebar" ucap Angga.
"Lo betul, mommy Zea kalau lagi marah-marah gak berhenti-berhenti. Udah kaya kereta api aja, panjang bener" ucap Rey.
Andreas, yang menyadari keberadaan mommy Zea langsung memberi kode kepada kedua temannya untuk diam.
"Mata Lo, kelilipan atau emang Lo penyakitan Ndre. Dari tadi gue lihat Lo berkedip-kedip terus" ejek Angga.
"Hahaha Lo bener, gue juga lihat mata Andreas. Kayanya yang dibilang Angga bener deh, Lo sakit ya" tanya Rey.
"Ekhemmmmm".
"Mampus kita, kaya suara mommy Zea" ucap Angga dan Rey dengan kompak.
Benar saja, saat menengok kebelakang sudah ada mommy Zea yang berdiri dengan kedua tangan dilipat didepan dada.
"Bagus ya, jam segini kalian baru pada pulang. Kenapa sama Renaldi, sampai kalian harus bantu dia kekamar" tanya mommy Zea.
"Ekhhh mo-mommy" ucap Rey dan Angga dengan kompak.
"Kenapa Lo gak bilang kalau ada mommy dibelakang kita" bisik Angga menyalahkan Andreas
"Gue tadi udah kasih Lo berdua kode. Tapi emang dasar Lo-nya aja yang gak peka sama apa yang gue kasih. Mana dikira gue penyakitan lagi. Emang sialan Lo berdua" kesal Andreas dengan berbisik.
"Kalian gak usah bisik-bisik sendiri, mommy dengar ya. Udah sekarang jelaskan kenapa sama Renaldi" tegas mommy Zea.
"I-ini mom, Renaldi kebanyakan minum di club tadi" jujur Rey dengan sedikit takut.
Mommy Zea langsung menghela nafas mendengar ucapan Rey. Sebenarnya dia ingin memarahi mereka semua. Tapi melihat wajah takut bercampur lelah mereka, mommy Zea merasa kasihan.
"Yaudah, sekarang kalian masuk kedalam kamar Renaldi. Malam ini kalian menginap saja. Mommy mau mendengar penjelasan dari kalian berempat besok".
"Tidak ada penolakan ataupun bantahan. Ini udah keputusan final mommy. Kalau kalian tidak menurut, mommy akan laporkan kalian pada Daddy Zen" ancamnya.
"Ya mom" ucap mereka bertiga dengan kompak.
Memang teman-teman Renaldi sudah menganggap mommy Zea dan Daddy Zen sebagai orang tua mereka juga. Karena itu, kedua orang tua Renaldi meminta teman-teman anaknya untuk memanggilnya mommy dan Daddy.