"Dihemat! jangan boros, biar cepat kaya."
Begitulah kalimat yang diucapkan Sutris ketika memberi dua lembar uang pecahan berwarna merah kepada Tutik.
Uang itu adalah jatah belanja Tutik selama satu minggu kedepan, kerap kali Tutik harus memutar otak ketika uang sudah habis di pertengahan minggu. Mertuanya, Mamak Sri. Sering meminta uang kepada Tutik untuk sekedar membayar arisan atau sekedar jajan.
Mungkin Tutik masih bisa bertahan dengan nafkah 200 ribu pemberian suaminya, namun bagaimana jika Tutik tau, Rezeki yang seharusnya menjadi hak keluarga justru diberikan kepada wanita lain yang bukan siapa-siapa?
Titik tertinggi dalam mencintai adalah mengihlaskan, begitupun dengan Tutik yang memilih mengihlaskan Suaminya untuk Wanita lain.
Saat Tutik memutuskan pergi untuk menata Dunianya yang jungkir balik, Sutris justru baru menyadari betapa berartinya Tutik dalam kehidupanya.
Lantas apakah Tutik mau menerima Sutris kembali? Atau justru tetap dengan pilihanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom alfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adu domba Mayang.
Tanpa Mayang ketahui, Pak RT serta beberapa perangkat Desa mulai menggali informasi dengan cara menanyai para saksi yang lokasi dumahnya tidak jauh dari lokasi kejadian.
Karena posisi Sugeng saat itu memang masih di area kampung, hanya saja cukup jauh dari rumah warga.
Namun ada beberapa orang yang kebetulan berpapasan dengan Sugeng saat kejadian itu, ada juga seseorang yang sedang mencari rumput di ladang, tidak sengaja melihat mobil Sugeng berhenti sebentar kemudian kembali melaju dengan kecepatan tinggi.
Hanya saja orang itu tidak melihat Sugeng menabrak seseorang. Namun pria itu juga sempat melihat Sugeng menggendong wanita dan membawanya masuk kedalam mobil.
Dari hasil penyelidikan itu, Pak RT dan yang lain bisa menyimpulkan kalo penjelasan Sugeng memang benar adanya, Sugeng pun sudah membuat laporan ke kantor polisi mengenai kasus yang cukup mengganggu kenyamanan keluarganya itu.
***
"Apa benar kau dilecehkan sama si Sugeng itu?" tanya Mamak Sri kepada Mayang.
Mamak Sri dan Endang sengaja mendatangi Mayang di rumah Sutris. Pasalnya mantan ibu mertua Tutik itu jauh lebih tidak percaya dengan berita yang sedang beredar.
"Ya betul lah Mak, mana ada aku ngarang cerita." ucap Mayang sedikit tidak terima.
Mamak Sri memandang jijik anak menantunya itu dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Muka kau sih memang cocok dilecehkan, tapi kalau Sugeng kok rasa-rasanya aku tidak percaya ya."
Mayang dibuat emosi sekaligus naik darah oleh mulut pedas mamak mertuanya, yang kalo ngomong suka bener tanpa di filter.
"Mamak pikir aku ini perempuan gampangan apa? jangan sembarangan ya Mak! aku ini korban, harusnya mamak minta juragan Sugeng itu bertanggung jawab, kalau aku sampai hamil anaknya gimana? kok malah ngada-ngada mamak ini."
"Heh Kuyang! Sugeng mau sama kau? memangnya apa yang dia lihat dari kau ini ha? istrinya di rumah jauh lebih cantik, lebih baik. Lah kamu? uda muka putih badan item, ahlak nol besar, apa yang mau dilihat? gak percaya aku kalo Sugeng mau melecehkan kau."
"Aku nggak perduli Mamak mau percaya atau tidak, pokoknya aku mau minta cerai dari anak mamak! Juragan Sugeng harus tanggung jawab dan nikahin aku."
"Waahhh uda gila nih orang Mak, harus kita kasih pelajaran ini mulut wanita siluman ubur-ubur. Biar kalo ngomong gak ngejaplak seenaknya." ucap Endang penuh emosi.
"Heh kadal betina! terus kau pikir si Tutik mau jadi sainganmu begitu? heh! gak level dia sama kau itu. Jangan ngimpi, Sugeng gak bakalan doyan sama perempuan modelan kaya kamu."
"Tapi ya ada baiknya juga kalau anakku itu cerai sama kau, mumpung belum habis hartanya di gerogotin perempuan macam kau ini. Heran aku sama anakku itu, dosa apa dia, punya istri kok macam ini ckckck."
Sore harinya, Mayang sedang menunggu Sutris pulang dari ladang, Mayang mengamuk dan minta untuk diceraikan, Mayang menceritakan kedatangan Mamak Sri dan Endang tadi pagi. Tentu saja sudah ditambah dengan bumbu-bumbu penyedap untuk mengadu domba Sutris dengan Mamaknya.
Mayang ngamuk minta diceraikan karena merasa tidak dihargai oleh mamak serta saudara iparnya.
Belum selesai masalah yang kemarin kini sudah ditambah lagi dengan masalah baru.
Bahkan Mayang sudah bersiap untuk minggat dari rumah, baju-bajunya sudah ia masukkan kedalam tas serta koper besar.
Kini Sutris bingung harus berbuat apa, di sisi lain ia merasa malu karena istrinya menjadi bahan perbincangan orang, ia pun tidak terima dengan Sugeng yang sudah melecehkan Mayang. Ia merasa jijik saat akan menyentuh istrinya, namun di sisi lain rasa cintanya telah menutup segalanya. Sutris tidak terima Mayang meminta cerai darinya.
panas jobo Jero Tah piye
fiksi si fiksi
logika tetap penting untuk digunakan