Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curhat Iptu Grace
RS Bhayangkara Jakarta
"Dia dibakar anaknya sendiri?" bisik Hana saat melihat IGD ada Iptu Fariz. Tentu saja dokter bedah yang baru datang pun kepo.
"Iya mbak Hana. Jadi tho ...."
Hana membelalakkan matanya karena tidak menyangka bahwa ada kasus seperti itu.
"Astaghfirullah ... Dia benar-benar pyromania?" bisik Hana.
Iptu Fariz mengangguk. Hana melihat bagaimana Dokter Rahmat menangani Mastiqoh yang masih tampak shock.
"Suaminya dimana?" tanya Hana.
"Masih di Polda. Ditangani pak Victor. Dia cukup shock melihat anaknya seperti itu."
Hana pun menghampiri Dokter Rahmat yang masih telaten mengobati luka bakar yang mengenai tangan hingga ke leher.
"Bagaimana kondisinya Dok?" tanya Hana.
"Cukup shock. Kamu coba ajak ngobrol, Dok Hana. Suster Lia tidak bisa nembus," ucap Dokter Rahmat.
Hana mengangguk dan mengambil kursi lalu duduk di depan Mastiqoh. "Halo Bu Mastiqoh, saya dokter Hana. Ibu membutuhkan sesuatu? Minum atau makanan?"
"Anak ... Aku tidak gila dok ...."
"Memang tidak tapi dia membutuhkan perawatan khusus Bu. Dia juga tidak kesambet atau kesurupan. Jadi percuma diruqyah. Paham ya Bu. Anak ibu hampir membunuh temannya yang juga anak-anak. Bagaimana kalau dia dewasa Bu ? Bisa jadi dia akan menjadi pembunuh berantai Bu. Apa ibu tidak lebih sedih lagi," ucap Hana lembut. "Justru karena ibu sayang sama Imron, ibu harus memberikan anak ibu diterapi."
Mastiqoh hanya bisa menangis.
***
Ruang Interogasi Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya
AKBP Victor, Iptu Grace dan AKBP Nana menatap Didik yang masih terlihat shock sementara Imron sudah dibawa ke rumah sakit anak dan mendapatkan terapi dari psikolog serta psikiater anak. Satu hal yang pasti, Imron tidak diberikan trigger soal api.
"Pak Didik, anda paham kan kenapa kami sangat menekankan bahwa anak bapak tidak baik-baik saja." AKBP Victor menatap Didik yang masih terpekur.
"Saya ... Sungguh pak polisi, saya tidak tahu kalau Imron seperti itu kalau sama api ... Dan dia tega membakar ibunya ...." Didik menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis.
"Apa bapak ingat saat saya bilang ke bapak soal Imron. Bapak bilang 'namanya juga anak-anak '. Saya paling benci kalimat itu! Dia hampir membunuh Resti dan tadi mau membakar ibunya sendiri! Sekarang bapak masih bilang begitu?" amuk Iptu Grace yang sudah gemas dari awal menangani kasus ini karena dua orang tua Imron itu sangat bebal. Iptu Grace sampai saat itu mengumpat keduanya dengan otak cupet!
AKBP Victor dan AKBP Nana menoleh ke polwan cantik itu yang tampak geram.
"Kamu jengkel berat ya Grace?" goda AKBP Victor.
"Banget bang ! Dia dan istrinya, bersembunyi di balik kata-kata 'saya orang miskin, tidak paham'. Bodoh saja selamanya kalau begitu !" Iptu Grace semakin meledak.
AKBP Atikah pun masuk dan mengajak Iptu Grace keluar. "Yuk, makan es krim biar otak kamu dingin."
Iptu Grace menoleh ke seniornya. "Hah?"
AKBP Atikah tidak memperdulikan protes Iptu Grace tapi langsung menariknya keluar. AKBP Victor dan AKBP Nana menunggu sampai pintu itu tertutup.
"Pak Didik, saya juga punya anak laki-laki, tapi bagaimana anak itu tergantung orang tua mendidik. Jangan diulang kata-kata 'saya orang miskin' atau 'namanya juga anak-anak' atau kalimat negatif lainnya karena ucapan adalah doa. Jika anda bilang anda orang miskin, niscaya anda akan miskin terus, tidak mau berusaha. Tuhan paling tidak suka umatnya yang pasrah ... Kerja keras, usaha dan doa pak. Dan jangan merokok! Anda pasti mementingkan rokok kan daripada makan atau hal-hal yang lebih primer. Asal bapak tahu, asap rokok itu bisa membuat anak stunting bahkan kanker kalau dewasa nanti!" ucap AKBP Victor yang memang di tim nya tidak ada yang merokok.
Kecuali pak Jarot karena merasa gue solo man bukan solo leveling jadi tidak ada yang recoki. - batin AKBP Nana.
"Merokok itu tidak keren pak. Itu bakar uang! Jadi sekarang, bapak temani ibu. Soal Imron, biarkan dia ditangani oleh ahlinya," lanjut AKBP Nana.
Didik mengangkat wajahnya. "Apakah dia bisa sembuh?"
"Semua tergantung Imron. Kita kan masih menunggu hasil evaluasi dan observasi mental Imron dari para psikolog dan psikiater anak," jawab AKBP Nana.
***
Ruang Kerja Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya
"Aku paling sengit ada orang tua yang permisif soal nakalnya si anak dengan kalimat 'namanya juga anak-anak' . Anak kamu itu nakal! Mau jadi apa besarnya? Pembully, begal dan psikopat!" omel Iptu Grace sambil makan ice cream satu liternya.
"Kamu tidak mau punya anak?" tanya AKP Arief.
"Nope. Aku malah kepikiran tidak mau menikah. Kalau pun dikasih jodoh, yang mau sama-sama childless! Kenapa? Karena aku tidak mau menjadi orangtua yang berdosa pada anak yang gagal mendidiknya! Jaman sekarang, tidak mudah mengawasi anak dan peer nya itu yang wajib kita waspadai!" jawab Iptu Grace. "Kedengarannya aku egois tapi yang namanya anak itu bukan investasi dan bukan mesin perah sebagai generasi sandwich!"
"Tante Grace mengalaminya ya?"
Iptu Grace menoleh ke Shea. "Kelihatan ya? Apakah aku anak berdosa kalau mengcut off kedua orang tuaku?"
"Tergantung sebanyak apa kamu terluka," jawab AKP Steven. "Kamu memang tidak minta dilahirkan tapi kenyataannya kamu ada."
"Aku masuk Akpol juga karena ingin jauh dari keluarga aku. Aku anak kedua, kakakku cowok adikku cowok tapi ... Mereka tidak ada yang bekerja ! Kedua orangtuaku terlalu memanjakan mereka hingga menjadi anak laki-laki yang lembek. Disaat aku protes karena aku yang harus cari uang, mereka bilang 'nanti ada waktunya dapat pekerjaan'. Lha, skill tidak ada tapi mau level manager, level supervisor... Ngimpi!" Iptu Grace mengambil satu sendok besar es krim dan memasukkan ke dalam mulut.
"Kamu umur berapa dik Grace?" tanya AKBP Atikah.
"28 tahun. Kakakku tiga tahun diatas ku dan adikku dua tahun dibawah ku. Bayangkan mbak Tikah, usia tiga puluh tapi masih pengangguran? Okelah dimana-mana anak perempuan itu harusnya lebih dekat ke keluarganya, but not me! Keluarga aku sudah rusak! Sekarang biarkan ayah ibuku menikmati hasil didikannya!"
Semua orang di kasus dingin hanya diam, membiarkan Iptu Grace mengeluarkan semua uneg-unegnya yang mungkin sudah menumpuk sangat banyak.
"Paling kakak dan adikku nunggu warisan turun! Aku tidak butuh! Aku bisa cari uang sendiri!"
"Mereka dimana sekarang?" tanya AKP Arief.
"Di Sleman. Aku sudah tidak mau pulang ke rumah kedua orang tuaku karena aku seperti hanya dilihat isi dompetku, bukan posisi aku sebagai anak." Iptu Grace menatap semua orang. "Aku tidak salah kan?"
Semua orang disana terdiam.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
yg wras mlah skrng ktularan jg....msa nma orng d gnti sih,mna jauh bgt....
pa faris msihkah mau jd pekesor?????
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂