Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Saat pagi menjelang baru mereka berhenti menggempur tubuh tak berdaya Narra . Senyum kepuasan menghiasi raut mereka . Dua laki laki itu merasa tak rugi karena sudah membayar mahal untuk tubuh sempurna itu .
" Kau pintar memilih korban Ber "
" Tentu saja , bahkan dia yang selama ini menghubungiku dulu untuk menghangatkan ranjangnya . Dia bukan wanita sembarangan , dia janda seorang Adipraja . Dia akan menjadi salah satu primadona di komunitas kita "
" Bagaimana jika keluarganya tahu dan menyerangmu " tanya seorang temannya yang baru saja keluar dari kamar mandi .
" Keluarga mereka adalah orang orang yang gila hormat !! Mereka akan tunduk jika aku ancam dengan ini " Berryl menunjukkan alat perekam di atas nakas , yang semalam dia gunakan untuk merekam adegan ranj*ng Narra .
" Kau licik !! "
" Yes l am " jawab Berryl yang kemudian disambut tawa oleh mereka bertiga .
Setelah selesai mereka meninggalkan Narra dengan keadaan yang mengenaskan . Ada banyak lebam di tubuh putihnya karena dua teman Berryl yang kalap melihat kemolekan tubuh model seksi itu .
Paginya Narra bangun dengan badan terasa remuk redam . Walau tadi malam tubuhnya dikuasai obat perangsang tepi dia masih ingat kejadian tadi malam . Dua laki laki yang baru ia kenal telah menjamah tubuhnya .
Sebenarnya bukan itu yang dia masalahkan , dia sempat melihat Berryl menikmati adegan ranjangnya dengan sebuah alat perekam ditangannya . Hatinya menjadi was was bila Berryl mempunyai rencana dibalik ini semua .
Sebuah notifikasi pesan terdengar dari ponselnya . Ketika membuka pesan itu matanya terbelalak ketika sebuah potongan video terkirim padanya .
" Kurang ajar kau Berryl "
Dengan susah payah ia tertatih menuju kamar mandi ingin membersihkan diri . Berkali kali ia mengumpat karena melihat banyak lebam di tubuhnya karena hal itu dapat menghambat kerjanya .
Narra tak bisa bekerja dalam keadaan seperti itu karena tubuhnya adalah aset utamanya . Selesai membersihkan diri ia duduk di depan meja riasnya .
" Bumi .. aku harus bisa mendapatkanmu apapun caranya . Hanya kau yang bisa membantuku menyelesaikan Berryl " gumamnya .
*
Pada hari berikutnya Air minta Dewa untuk menjemputnya karena ia rindu dengan ibunya . Tak mungkin ia kesana sendiri lagi karena akan ada banyak pertanyaan tentang suaminya .
" Januuu .... " teriak lbu Sri melihat cucunya datang , ia gemas melihat Janu yang tiap hari sepertinya bertambah gendut .
" lbu ... " Air meraih punggung tangan ibunya dan menciumnya .
" Nak Bumi mana !? " tanya lbu Sri yang melihat Air yang hanya diantar oleh Dewa .
" Kaya nggak tahu aja mantu ibu itu orang sibuk ... sibuk banget sampe anak istri hilang aja ngga di cariin " jawab Dewa malas .
" Apa Wa ??!! " tanya Ibu Sri yang terkejut mendengar jawaban Dewa .
Air memukul bahu adiknya , Dewa memang bukan tipe orang yang bisa menyembunyikan rasa tidak senangnya pada seseorang .
" Bercanda Bu ... tadi dia sendiri yang minta Dewa jemput mbak Aira dan Janu " bohong Dewa . Tadi Air yang menyuruhnya bicara seperti itu ketika bertemu ibunya .
" Ya sudah lbu tidurkan Janu dulu , capek dia sampe pules begini bobonya " Bu Sri membawa cucunya untuk istirahat .
Air mengikuti ibunya dari belakang , ia juga rindu ada dalam kamarnya lagi . Kamar penuh kenangan manis bersama keluarganya . Bukan seperti kamarnya yang ada dalam apartemen suaminya yang hanya menyisakan rasa perih di hatinya .
Suaminya , apakah laki laki yang seharusnya menjadi pelindung dan imamnya itu sudah bahagia sekarang ? Tentu saja , Bumi sangat membencinya . Mungkin laki laki itu sedang merayakan kepergiannya sekarang .
" Ibu .. "
" Kenapa !? lbu lihat wajahmu terlihat lelah sekali , apa terjadi masalah dalam rumah tanggamu ? " Bu Sri berjalan keluar kamar setelah memastikan cucunya sudah tertidur pulas .
" Aku ingin bicara sebentar saja . Air sedang memulai sebuah usaha baru Bu "
" Usaha ? Usaha apa !? Bukannya suamimu orang berkecukupan , kenapa kamu malah bekerja "
" Air bosan jika harus seharian dirumah terus Bu , hidup kan ngga cuma melulu soal duit . Air hanya ingin mandiri "
" Ya sudah asal usaha itu seijin suamimu . Karena sampai sekarang kau masih menjadi tanggung jawabnya .
" Iya Bu " pikirannya menerawang jauh , boro boro mengijinkan pria malah sudah mengusirnya dari rumah .
" Kamu ingin usaha apa nak ? "
" Air ingin membuka toko roti , kebetulan ada teman yang menyewakan rukonya pada Air . Dia juga yang membantu Air mencairkan pinjaman bank "
" Pinjaman !? " sebenarnya ada banyak pertanyaan di benak lbu Sri . Tapi ia urungkan karena melihat Air yang tampak lelah .
" Ooo .. o iya kemarin ada temen Dewa yang main disini . Orangnya menyenangkan sekali . Dia sangat suka bercanda dan juga sangat tampan "
" Air pernah melihatnya ? Siapa sih Bu bikin Air penasaran saja "
" Nak Deniel ... bener iya iya namanya Deniel cakep banget kaya orangnya " kekeh Bu Sri
" Deniel ??? " lirihnya .