NovelToon NovelToon
Find Me Daddy

Find Me Daddy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:12.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

mampir mampir mampir

“Mari kita berpisah,”

“Mas rasa pernikahan kita sudah tidak bisa di pertahankan, mungkin ini memang salah mas karena terlalu berekspektasi tinggi dalam pernikahan ini.” Lirih Aaron sambil menyerahkan sesuatu dari sakunya.

Zevanya melakukan kesalahan yang amat fatal, yang mana membuat sang suami memilih untuk melepasnya.

Namun, siapa sangka. Setelah sang suami memutuskan untuk berpisah, Zevanya di nyatakan hamil. Namun, terlambat. Suaminya sudah pergi dan tak lagi kembali.



Bagaimana kisahnya? jadikah mereka bercerai? atau justru kembali rujuk?

Baca yuk baca!!

Ingat! cerita hanya karangan author, fiktif. Cerita yang di buat, bukan kenyataan!!

Bijaklah dalam membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di pecat

Zeva sedang fokus dengan laptopnya, sesekali dia melihat berkasnya guna mencocokkan data.

"Zeva, di panggil tuh sama atasan." Tegur teman Zeva yang memang berada di sebrang meja kerjanya.

"Ha? ngapain?" Sahut Zeva.

"Gak tau, samperin aja sih. Kali aja ada kenaikan gaji," ujarnya.

Dengan keadaan bingung, Zeva pun menghampiri ruangan atasannya itu. Dengan sopan, dia mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok

Tok

Tok!

"MASUK!!"

Zeva memasuki ruangan bos nya, netranya menangkap sosok pria yang sedang duduk membelakanginya dengan memakai jas hitam. Pria itu duduk berhadapan dengan bosnya sambil berbincang.

"Maaf bos, apa ada hal penting yang mau di bicarakan?" Tanya Zeva.

"Ah iya, tuan Evandra. Ini Zeva, karyawan yang tadi saya bicarakan."

Mendengar nama Evandra, seketika mata Zeva terbelalak. Netranya menatap langsung pria di sampingnya yang juga tengah menatapnya.

"RIO?!" Pekik Zeva.

"Zeva! sopan dikit! ini calon investor kita, gimana sih kamu!" Marah bos Zeva.

Zeva tak memperdulikan perkataan bosnya, dia masih menatap tajam Rio yang menatapnya dengan seringaian di bibirnya.

"Maaf tuan Evandra, atas ketidaksopanan nya," ujar bos Zeva pada Rio dengan perasaan tak enak.

"Ya tidak papa, mungkin dia merasa terkejut melihatku." Ujar Rio dengan santai sambil kembali menatap Bos Zeva.

Bibirnya tersenyum, sesekali dia melirik Zeva yang masih saja menatapnya kesal.

"Akhirnya aku menemukanmu Zeva, seberapa jauh kamu berlari. AKu tetap akan menemukanmu, beruntung pria tua ini memberitahukan ku tentang dirimu." Batin Rio.

Rio kembali menatap Zeva, sedangkan yang di tatap melirik sinis padanya. Dengan nakal, Rio mengedipkan matanya. Hal itu membuat Zeva melotot tak percaya.

"Mau ku colok matamu hah?!" Bisik Zeva.

Rio tak menanggapinya, dia kembali menatap atasan Zeva yang tengah melihat berkas.

"Kalau tidak ada yang penting lagi, saya pamit kembali bekerja bos." Pinta Seva.

"Oh ya sudah, kembali lah bekerja. Terima kasih atas waktunya," ujar atasan Zeva sambil mengubah fokusnya pada sang bawahan.

Zeva akhirnya bisa keluar dari ruangan itu, dia menggerutu kesal. Baru beberapa menit di satu ruangan bersama Rio sudah membuatnya gerah.

"Kenapa sih tuh orang harus muncul, kenapa coba dulu aku bisa luluh sama dia? iihhh enggak banget deh, pantes aja mas Aaron ninggalin aku." Sesal Zeva.

Zeva kembali ke meja kerjanya, sebelum bekerja dia mencoba menenangkan dirinya.

"Kenapa Zev? dapet kenaikan gaji?" Tanya teman kerjanya yang tadi memanggilnya.

"Kenaikan gaji apanya, malah ketemu beban hidup." Sinis Zeva.

Zeva kembali bekerja, dia berusaha memfokuskan dirinya pada pekerjaannya tanpa memikirkan hal lain.

Selang dua jam, Zeva kembali di panggil oleh atasannya. Dan hal itu membuat Zeva was-was, khawatir Rio masih ada di dalam ruangan bos nya.

Cklek!

Tak mendapati adanya Rio di ruangan bosnya, membuat Zeva bernafas lega. Sehingga dia bisa tenang memasuki ruangan bosnya itu.

"Ada aoa bos manggil saya?" Tanya Zeva menghampiri meja atasannya dan duduk di tempat yang sebelumnya Rio duduki.

"Begini Zeva, seperti yang kamu tahu kalau perusahaan kita sedang membutuhkan suntikan Dana. Dan tuan Evandra kesini berniat akan menyuntik dana sebesar 3 miliar, tapi ...,"

"Ehm tapi dia memberi persyaratan, dia ingin kamu menjadi sekretarisnya."

"APA?! ENGGAK! SAYA ENGGAK MAU!!" Pekik Zeva.

Mendengar itu, sontak atasan Zeva terlihat marah. Dia merasa bos nya akan menukar dirinya dengan suntikan dana yang menurutnya besar.

"Kamu tau kan perusahaan kita lagi kekurangan dana? Selama ini kita mencari investor yang mau menyumbangkan dana nya, dan tuan Evandra mau menyumbang dana yang besar. Kenapa kamu menolaknya? menjadi sekretarisnya tidak lah sulit, justru gajimu akan bertambah dua kali lipat di banding disini,"

Zeva menggelengkan kepalanya, dia tetep kekeuh tidak mau bertemu kembali dengan Rio.

"Enggak bos, saya enggak mau." Tolak Zeva.

"Oke, kalau kamu gak mau. Kamu saya pecat dari kantor ini!"

Zeva sontak membulatkan matanya. "Gak bisa gitu dong bos! saya disini itu kerja udah lama, gak bisa main seenaknya pecat tanpa alasan yang jelas!" Marah Zeva.

"Terserah kamu, saya sudah memberikan pilihan buat kamu. Mau di pecat, atau pindah menjadi sekretarisnya tuan Evandra." Ujar Bos Zeva sambil melipat tangannya di dada, dia sengaja memberikan pilihan itu pada Zeva berharap Zeva mau menurut padanya.

Zeva mengepalkan tangannya di bawah meja, menjadi sekretaris Rio sama saja membuka lembaran masalah baru dalam hidupnya.

"Baik, saya akan keliar dari kantor ini."

Keputusan Zeva membuat bosnya terkejut bukan main, "Sombong sekali kamu! memangnya kamu gak butuh uang?"

Zeva yang akan pergi dari ruangan bosnya itu sontak menghentikan keinginannya, dia melirik sinis bosnya dengan tajam.

"Butuh atau tidaknya saya dengan uang, bukan urusan anda lagi. Permisi."

Zeva akhirnya keluar dari ruangan bos nya, dia segera pergi menuju mejanya untuk membereskan barang-barangnya.

"Enak saja, memang dirinya pikir aku barang tukeran apa. Dia dapat uang aku yang sengsara." Gerutu Zeva sembari mengemasi barang-barangnya.

"Eh Zeva, kamu mau pulang?" Tanya temannya.

Zeva menggeleng. "Enggak, aku di pecat." Jawab Zeva dan segera pergi meninggalkan kantor.

Para teman kerja Zeva saling melempar tanya, mereka bingung mengapa Zeva tiba-tiba di pecat.

...

Di ruang tamu.

“Kakak di pecat Ay,” ujar Zeva yang duduk di sofa sambil tertunduk lesu.

“loh? Bagaimana bisa kakak di pecat? Bukankah kakak baru kerja di kantor itu tiga tahun lamanya?" sahut Ayla yang duduk di sebelahnya.

Zeva tak menjawab, bagaimana mungkin dia bilang pada Ayla mengenai masalah dirinya dengan Rio.

Bi Sri yang sedang memangku Marsha pun turut masuk ke dalam percakapan.

"Memang nya ada masalah apa di kantor mu, kok kamu sampe di pecat?" Tanya Bi Sri.

"Kantor sedang pengurangan karyawan bi, karena belakangan ini kantor sedang tidak baik-baik saja. Untuk itu Zeva di pecat," ujar Zeva mencari alasan lain.

Ayla memajukan duduknya, berniat akan kembali protes.

"Gak bisa gitu dong kak, selama ini kerjaan kakak bagus. Jarang izin, kenapa bos kakak seenaknya aja sih." Gerutu Ayla.

"Mungkin sudah jalannya begini Ay." Pasrah Zeva sambil menyandarkan tubuhnya yang terasa pegal.

Ayla merasa prihatin, dia mengusap bahu Zeva guna menenangkannya. Sementara Bi Sri mengantar Marsha ke kamar mandi karena anak itu kebelet buang air.

Tinggallah keduanya di selimuti keheningan dengan pemikiran masing-masing.

“Kalau gitu, aku berhenti kuliah saja kak. Lagian buat apa kuliah, mahal. Aku bisa cari kerja buat bantuin kakak,” ujar Ayla.

“No! Kamu gak boleh putus kuliah, ingat cita-citamu. Kamu ingin menjadi dokter kan? Kakak bisa cari kerja di tempat lain, kamu tenang saja."

“Tapi kak, kalau kita berdua sama sama bekerja. Kehidupan kita pasti lebih baik.” Bantah Ayla

Zeva menghela nafas pelan, dia menggenggam tangan Ayla dan menatapnya dengan intens.

“Cari kerja gak semudah yang kamu pikir, apalagi dengan ijazah SMA. Sudah, lebih baik kamu bantu kakak cari kerja. Biar kakak bisa kembali kerja memenuhi kebutuhan kita,”

Ayla pun minta bantuan teman-temannya yang mempunya koneksi, tetapi hasilnya nihil. Tak ada perusahaan yang membuka lowongan. Bahkan, banyak teman dari Ayla mengeluh jika mereka belum juga mendapat panggilan kerja sejak menyerahkan formulir pendaftaran.

Ponsel Ayla berdering, dia segera mengangkatnya berharap ada kabar baik dari temannya.

“halo Ay? Lo lagi butuh kerjaan?”

“Bukan gue, tapi kakak gue. Gimana? Ada lowongan?” Antusias Ayla.

“Ya ada sih, tapi jadi baby sitter gimana?”

“Hah?? Baby sitter?

1
uhuuyyyyyy
wuaduuuh pie kiiii...konangan jeee
uhuuyyyyyy
kyk ervin ini ndak amnesia
uhuuyyyyyy
izha mau di jodohkan kakeknya sama valerio..pdhl valerio yg di tolong itu
uhuuyyyyyy
berikan 1 bungkus itu Bang Varooo..nanti adeknya kuyus lhoo😂
uhuuyyyyyy
Viel nya masih kekenyangan maem ketoplak 3 bungkus
uhuuyyyyyy
hiiiiizzzhhh aq kok gemes sama Laron
yetiku86
ya ampun si mama bar2 nya auto keluar 🤣🤣🤣🤣
yetiku86
kabooorrrrr......👻👻👻
yetiku86
🤣🤣🤣🤣🤣 dahlah Thor, perutku mules 🏃🏃🏃🏃
yetiku86
sangat bagus dan sangat menghibur Thor 👍👍👍👍👍 mantap pokoknya 👍👍👍👍
Nenk Oky
emh,,,dasar teh rio pembinor
yetiku86
mama kali Thor
yetiku86
eh....yg tadinya paling kalem sekarang jadi paling aktif namanya juga ganti jadi Ijah 🤭
yetiku86
bukan cuma bapaknya yg satu tapi bundanya juga Varo😅
kayanya cuma Varo ya yg ngga rusuh 🤭
yetiku86
anakmu itu Bun🤣🤣🤣
yetiku86
yah.....saingan deh sama vier 🤦🏻‍♀️😅
yetiku86
🤣🤣🤣🤣🤣 ampun deh Thor 🤸🤸🤸🤸🤸
yetiku86
ya ampun Thor, kok bisa sih buat cerita kaya gini 🤦🏻‍♀️. jadi bingung mau tegang apa mau ketawa👻👻👻
yetiku86
pingin tak masukin karung aja kamu sya
yetiku86
🤣🤣🤣🤣 kacian kamu Marsha 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!