NovelToon NovelToon
Anindirra

Anindirra

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:15.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: non esee

Warning.!!! 21+


Anindirra seorang single parent. Terikat perjanjian dengan seorang pria yang membelinya. Anin harus melayaninya di tempat tidur sebagai imbalan uang yang telah di terimanya.

Dirgantara Damar Wijaya pria beristri. Pemilik perusahaan ternama. Pria kesepian yang membutuhkan wanita sebagai pelampiasannya menyalurkan hasratnya.

Hubungan yang di awali saling membutuhkan akankah berakhir dengan cinta??

Baca terus kisah Anindirra dan Dirgantara yaa 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

“Kamu Alea kan ?" tanyanya dengan suara tenang. Gadis mungil itu mengangguk dengan senyum manisnya, sama seperti senyum wanita itu. Senyum manis yang membuatnya selalu rindu dan ingin memilikinya.

“Panggil Papi mau?"

"Bu Rahma dan Anin tampak terhenyak!!"

"Boleh Nenek?"

"Boleh Ma?"

Alea menatap bergantian dua wajah perempuan dengan wajah keterkejutannya. Terlihat dari sorot mata Gadis mungil itu ada binar penuh harap dan bahagia. Dari Alea mengenal dunia, ia belum pernah bertemu dengan sosok Ayah kandungnya.

Terkadang Alea menanyakan keberadaan Ayahnya, ketika melihat temannya Aby memiliki seorang Ayah yang memeluknya dan menggendongnya ketika pulang kerja.

Dan itu menjadi pusat perhatian Alea.

“Ya Ma?"

Suara kecil itu bertanya kembali? Anin menganggukkan kepala tanda menyetujuinya.

“Papi."

Dan panggilan itu lolos dari mulutnya. Membuat senyum Dirga melebar penuh bahagia.

Dirga bangkit seraya mengangkat tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.

“Ayoo." Anak Papi hari ini mau chek-up ke Rumah Sakit kan?" sambil menggesekkan hidung mancungnya ke pipi mungil Alea.

“Geli Papi." Alea tertawa lepas raut wajah bahagia tercetak jelas.

Bu Rahma dengan cepat memahami situasi yang ada.

"Berangkatlah kalian bertiga ke rumah sakit, setelah itu baru jemput Ibu." Bu Rahma memberi saran, ketika keakraban cucunya dengan pria yang baru di kenalnya tampak jelas di depan mata.

Ada rasa haru yang tidak bisa di ungkapkannya. sebagai seorang Ibu ia dapat merasakan ketulusan sosok pria itu. Apa lagi melihat binar kebahagiaan Alea.

"Ya Tuhan… semoga kehadiran pria itu membuat anak dan cucu ku hidup dalam kedamaian dan menjadi pelindung dari orang-orang yang selama ini merendahkan kami." ucapnya dalam hati.

Mereka sudah di dalam mobil setelah berpamitan, dengan Alea duduk di kursi belakang. Ia tidak mau duduk di pangkuan Mamanya di kursi depan. Dengan Dirga di belakang kemudi.

“Are you ready girl?"

Dirga bertanya dengan menengok ke belakang dimana putrinya duduk.

"Yes Papi" gadis kecil itu dengan cepat dapat merespon. Alea sudah langsung akrab seperti sudah lama saling mengenal.

Menghidupkan mesin mobil, Dirga mulai melajukan kendaraannya ke arah rumah sakit. Saat melewati beberapa gedung tinggi dan beberapa mall terbesar di Jakarta, Alea terlihat sangat antusias menatapnya. Dan itu tidak lepas dari pandangan Dirga melalui kaca spion depan.

Selama ini Anin memang belum pernah mengajaknya bermain ke tempat-tempat keramaian karna penyakit yang di deritanya. Sebelum melakukan operasi. Tubuhnya ringkih, Anin khawatir ia akan kelelahan. Selain itu Anin juga harus menghemat pengeluaran.

Ia hanya mengandalkan gaji untuk bisa bertahan selama sebulan. Dan terus menyambung tiap bulannya.

Belum lagi ia harus menyisihkan sebagian uangnya untuk berobat Alea.

Sebagai wanita tidak di pungkiri terkadang sedikit ada keinginan. Ia ingin seperti wanita lainnya. Setiap ahir pekan mengunjungi mall. Membeli barang barang yang di sukainya ataw hanya sekedar jalan dan makan. Tapi keinginan itu ia kesampingkan, ia lebih memprioritaskan kebutuhan yang lainnya.

"Alea mau kesana?" Dirga bertanya dan tersenyum menatap gadis mungil itu.

Alea terlihat mengangguk di kursi belakang. Dirga langsung membelokkan kendaraannya ke salah satu mall terbesar.

"Mas, Alea sudah ada janji dengan Dokter Hendra satu jam lagi." Anin mencoba menolak.

"Keinginan putriku menjadi prioritasku, Sayang. Aku akan menghubungi Hendra untuk tetap berada di rumah sakit sampai kedatangan kita."

Ada rasa bahagia dalam hatinya kala Pria itu memperlakukan anaknya dengan penuh perhatian.

"Semoga kamu benar benar tulus menyayangi dan menerima anakku Mas. Biarpun hubungan ini masih belum jelas. Aku belum tau siapa kamu? Bagaimana dengan Istrimu? Keluargamu?" Ada ketakutan di hatinya ketika ia menyebut keluarga. Dan Anin hanya bisa bertanya dalam hati.

Anin terdiam dengan pikirannya. Ia masih belum sepenuhnya percaya. Kejadian ini terlalu cepat. Ia masih bingung memikirkan hubungannya yang masih abu-abu. Belum ada kepastian yang terucap dari mulut Dirga.

"Hah!" Karna larut dalam pikirannya. Ia sampai melewatkan ucapan pria itu.

"Hendra? Kenapa dia memanggil tanpa embel-embel Dokter? Kenapa ia mampu menahan seoarang Dokter hanya untuk satu orang pasien?" Anin ingin bertanya tetapi di urungkannya.

Mobil yang di kendarai Dirga sudah berhenti di basement mall parkiran lantai tiga. Dengan Alea yang berada dalam gendongan Dirga, dan satu tangannya menggandeng telapak tangan Anin. Mereka seperti layaknya pasangan suami istri dengan satu orang anak.

Mereka berjalan beriringan menuju area permainan. Banyak pasang mata yang menatap kebersamaan mereka dengan tatapan kagum sebagai keluarga yang harmonis. Ada juga sebagian yang memandangnya dengan tatapan iri.

Lelakinya tampan wanitanya cantik. Dengan sosok gadis mungil yang melengkapi di tengah tengah mereka.

Salah satu Playground menjadi pilihannya. Sebelum bermain Anin sudah mewanti-wanti kepada Alea agar tidak melompat-lompat. Ia tidak mau terjadi hal yang membuat kesehatannya terganggu.

Alea begitu menikmati waktunya hari ini. Ia bermain dengan anak-anak sebayanya yang juga tengah bermain. Dengan tertawa lebar sesekali Alea melambaikan tangan kepadanya.

Ia duduk di bangku yang di siapkan untuk para orang tua yang menemani anaknya bermain. Tak lama Dirga mendekat ikut duduk di sampingnya setelah melakukan panggilan telfon.

"Aku sudah menghubungi Hendra, dia akan menunggu kedatangan kita. Nanti Pak Dadang yang akan menjemput Ibu, kita bertemu di Bandara." Dirga menjelaskan kepada Anin.

****

Bersambung ❤️

1
Indah Indra Indri
sangat bagus,aku sangat menyukainya
aurel chantika
ikut aja Anin daripada suami kamu marah
aurel chantika
catet ya Bu,bukan Anin yg godain Andre tapi Andre yg GK bisa move on
aurel chantika
bisa tidur nyenyak ne
aurel chantika
enak kayaknya
aurel chantika
jujur lebih baik nin
Ani Sukmayati
mdh"n d dunia nyata ada cowok model dirga n bayu 🤲👍🤭
Indah Indra Indri
thor aku ngebut ya baca nya,dari awal sampai bab ini ga berasa udah tamat aja
Indah Indra Indri
kerennnnnnnnnnn,semangat jaga slalu kesehatan thor
Ani Sukmayati
Ratna mng g tau diri 😡😡😡
Deuis Lina
d tunggu kisah selanjutnya
Diah Anggraini
saya tipe orang yang ga pernah protes sama karya orang lain..
karna saya sadar diri..
saya ga bisa nulis cerpen..
hee
Diah Anggraini
semangat ya Ka
Indri Ani
sedihhh😭😭😭😭
eaeo 🍒🍃
mantul bang Dirgaaaa.... akuuu padamuuu bang/Drool//Drool//Drool/
Indah Indra Indri
ahhhhh baper deh,berasa muda lagi aku
TongTji Tea
Ratna Harusnya kamu dapet lebih .karena kan Harta Dirga di dapat pas menikah sama kamu ,jatuh nya harta bersama .Nah kamu Harusnya dapet lebih Dari 1 M .Harusnya begitu sih .
TongTji Tea
kalo lagi hamidun jangan makan bakar2 an dulu ..apalagi sate ..Big no ya anin.apalagi sate sapi Dan kambing yang tidak Tau mateng apa tidak .
Diah Anggraini
bisa bisa nya kau ndre mw balik sam anin
Triastuti
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!