NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Teen School/College
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Bagaimana sekolahmu?"

Ara menyamping ke Kevan yang berdiri tak jauh didepannya. Lelaki itu terus menatapnya menunggu ia akan menjawab pertanyaannya.

Gadis itu baru sampai di cafe milik Kevan ini beberapa menit yang lalu. Lengkap dengan seragam sekolahnya. Kevan sendiri tidak mengomeli gadis itu yang masih pakai seragam sekolah langsung datang ke tempat itu. Karena Ara sendiri yang bilang kemarin kalau dia akan langsung datang ke tempat itu setelah pulang sekolah. Jadi Kevan setuju-setuju saja. Lagipula saat kerja kan gadis itu ganti baju kerja.

"Biasa saja. Kayak anak sekolah kebanyakan." jawab Ara menyandarkan diri di sandaran kursi.  

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Suasana cafe itu masih sepi. Baru ada beberapa karyawan yang sudah ada. Mereka tampak sibuk menyiapkan diri masing-masing. Bahkan ada yang berganti seragam, tinggal menunggu briefing.

"Kemana sih kakak galak itu?" tanya Ara kemudian. Sejak tadi ia belum melihat Lily. Padahal biasanya wanita itu selalu terlihat di matanya kalau ia datang. Tumben sekali hari ini sih Lily Lily itu tidak ada.

"Kenapa nanyain Lily, kamu kangen?" Kevan balas bertanya dengan nada bercandanya.

"Ih, amit-amit kangen." balas Ara lamgsung. Kevan tersenyum geli melihat ekspresi gadis itu.

"Oh ya, nanti aku kerjanya apa? barista? Kasir ? Chef?"

semua yang disebutkan Ara tak ada satupun yang dirinya bisa. Bahkan Kevan saja tahu. Kalau bukan dirinya adalah bos cafe, tidak mungkin gadis seperti Ara ini bisa di terima kerja disini.

"Lily akan memutuskan pekerjaan yang cocok untuk kamu. Sekarang ganti baju, sebentar lagi kita briefing."  ucap Kevan menepuk punggung Ara pelan lalu berbalik menuju ruangannya.

                                 ***

Ara membersihkan meja bekas makan pelanggan sambil berkomat-kamit tidak jelas. Ia memberengut dalam hati. Sesekali ia melirik Lily yang tengah memperhatikannya dari ujung sana sambil bersedekap dada.

Ara memutar kedua bola matanya malas. Dasar perempuan galak. Ia pikir dirinya akan di ijinkan jadi kasir atau barista sesuai yang dia minta pada kak Kevan. Eh, tahu-tahunya ia malah di jadikan pelayan bersih-bersih sama wanita itu. Sudah gitu sang pemilik malah setuju-setuju saja lagi.

"Hufft." gadis itu menghembuskan nafas panjang sambil menyeka keringatnya yang bercucuran setelah berhasil membersihkan satu meja.

Ternyata cari uang itu susah. Ara merasa kagum melihat orang-orang lain yang bekerja tanpa mengeluh. Padahal mereka sudah bolak-balik melayani pelanggan dan masih membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja tapi tak ada kata lelah sama sekali. Apalagi mengeluh. Nah dia, baru satu meja saja sudah mengeluh begini.

"Ara, pekerjaanmu belum selesai!" seru Lily dari jauh. Ara mencebik melirik wanita itu sekilas.

"Iya-iya." balasnya setengah hati. Dasar tukang ngatur. Meski begitu Ara tetap melanjutkan pekerjaannya. Gadis itu bahkan tidak melihat Karrel, Bintang dan Devin sudah masuk tempat itu dan menatapnya heran.

Pandangan Bintang berhenti pada Kevan yang setia berdiri di dekat tempat barista. Ia memang tahu dari sepupunya itu kalau Ara terus-terusan mendesaknya minta kerja sejak pria itu memberikan nomor telpon sang sepupu. Tapi setahunya Kevan pernah bilang tidak akan menerima gadis itu karena statusnya sebagai anak sekolah.

Seolah mengerti arti tatapan Bintang, Kevan hanya mengangkat bahu dari jauh.

"Tuh bocah ngapain?" Devin mulai buka suara. Ia dan Karrel masih terus menatap Ara yang terlihat bekerja dengan serius. Gadis itu juga memakai seragam yang sama dengan pelayan cafe itu.

"Bang Kevan udah setuju dia kerja disini?" seru Devin lagi. Karrel sendiri sudah berpikir demikian ketika pertama kali masuk tempat itu dan melihat Ara.

Cowok itu menggeram dalam hati. Ia  jelas merasa tidak begitu setuju Ara bekerja. Tapi.. gadis itu memang susah sekali dibilang. Pantas saja tadi di sekolah Ara bilang ia harus cepat-cepat pulang karena ada kerjaan. Ternyata pekerjaan seperti ini maksudnya.

Dari sudut sana ketika membalikan badan, Ara melihat ketiga cowok yang ia kenal itu berdiri menatapnya. Gadis itu tersenyum ceria kemudian cepat-cepat berjalan menghampiri mereka.

"Kalian mau pesan makan?" tanyanya antusias. Bintang mengangguk mewakili kedua sahabatnya. Ara cepat-cepat mengambil menu didekat situ dan di sodorkan ke mereka, kemudian mengambil tablet untuk menulis daftar pesanan. Semua dia lakukan dengan penuh semangat. Bahkan Kevan di ujung sana terus tersenyum sambil menggeleng-geleng.

Lily sendiri yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Ara memutuskan membiarkan gadis itu sebentar. Kasihan juga tadi Ara dia suruh-suruh melakukan pekerjaan  bersih-bersih dan menyapu terus.

Waktu awal-awal melihat Ara, Lily memang tidak menyukainya. Menurutnya Ara hanyalah tipe gadis yang penuh dengan trik dan suka memanfaatkan keadaan. Tapi, setelah seharian ini melihat gadis itu bekerja dengan serius menuruti perintahnya, meski masih banyak mengeluh, entah kenapa rasa benci dan tidak suka Lily perlahan memudar. Meski begitu, dia harus tetap bersikap tegas biar gadis itu bisa belajar dengan baik.

Lily ingin Ara belajar kalau hidup ini itu tidak gampang. Butuh usaha dan kerja keras kalau mau cari uang sendiri dan hidup mandiri.

                                ***

"Nih." Ara meletakan perlahan-lahan pesanan Bintang cs.

"Kamu yakin mau kerja?" tanya Devin masih tidak habis pikir pada Ara. Sepertinya gadis itu memang lagi tergila-gila kerja dari beberapa waktu lalu. Mereka melihat Ara mengangguk kuat.

"Ravel tahu?" mendengar nama kakaknya di sebut oleh Karrel, Ara menatap cowok itu sebentar dan menggeleng kuat.

Devin dan Bintang menatap keduanya.

"Kenapa Ravel harus tahu?" tanya Bintang. Devin mengiyakan.

Ara menatap mereka bergantian. Sepertinya ia memang tidak bisa menyembunyikan hubungannya dengan kak Ravel lagi dari mereka. Bintang dan Devin selalu bersama Karrel, potensi mereka akan tahu dengan cepat memang besar. Ya sudah, lebih baik bilang saja yang sebenarnya pada mereka.

"Ravel itu kakak kandung aku." ucapnya. Bahkan Karrel saja heran Ara mau bilang pada kedua sahabatnya tentang hubungan mereka.

Devin dan Bintang saling menatap. Pantas saja waktu itu mereka terlihat saling kenal.

1
mang tri
astaga araa 😂😂😂😂
Sri Wiludjeng
Luar biasa
Yayu Putriamsah
ini Laras udh ganti jadi Clara ya thor
Yayu Putriamsah
Luar biasa
Yayu Putriamsah
Lumayan
♊Gemini06
Luar biasa
Reni Azhar
papanya Ara kurang iman
Virgo Girl
Kapal oleng Kapten🤣🤣
Virgo Girl
Dugaanmu salah Moses
Virgo Girl
Luar biasa
Virgo Girl
Wadawwwwww bang Karel😄😄
αℓҽყα🦋
AQ kira ini lanjutan araka😭😭, tau nya bukann huhuhuuu kecewa sangat.
mama_im
kak, ara sama karel gak ada lanjutannya???
Virgo Girl
Hatiku mencelos banget dgn part ini. Sumpah...nyesek. Kasihan Ravel, kasihan Ara😭😭
Virgo Girl
Sedihnya... merembes trus air mata ku😭😭
Virgo Girl
Huahaha... kamu gemesin banget Ara😄😄
Virgo Girl
Murid kesayangan bu Sandra baru tiba😄😄
Virgo Girl
Mulai baca. Awal yg menarik ❤
Risna99
kaya nye seru ni
Eka Sari
yang keren bin ganteng aja bisa cembokur 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!