Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26. Awal yang buruk
"Tidak, dia bukan Han Ze Xin yang ku kenal." benak Qing Xia.
Qing Xia telah melihat Han Ze Xin bertarung melawan puluhan orang pembunuh, dia semakin yakin jika laki-laki ini bukanlah Han Ze Xin yang dia kenal di masa lalu, karena Han Ze Xin di dalam ingatannya adalah sosok laki-laki yang lembut dan tidak menguasai ilmu bela diri.
Para pembunuh kini mengelilingi mereka berdua, Han Ze Xin segera meraih tangan Qing Xia, dia menarik tangan itu hingga tubuh Qing Xia mendekat dalam jangkauannya.
"Jangan bergerak, aku akan melindungi mu." ucap Han Ze Xin sambil menatap para pembunuh yang sudah siap menyerang.
Qing Xia tidak menjawab, dia hanya berdiri mematung, memikirkan banyak hal di dalam kepalanya. Perkelahian di mulai kembali, beberapa orang menyerang secara bersamaan ke arah Han Ze Xin. Dia menahan semua serangan di tujukan kepadanya sambil melindungi Qing Xia.
"Kekuatan mereka memang berbeda dariku. Hanya saja, mereka terlalu banyak memfokuskan diri pada gerakan yang tidak perlu." benak Qing Xia.
Sebagai seorang pembunuh yang terlatih, Qing Xia hanya memerlukan satu gerakan untuk membunuh lawannya, sebab dia menyerang langsung di bagian tubuh yang menjadi titik vital musuh. Tidak seperti para pembunuh yang mengincar Han Ze Xin, mereka hanya menyerang secara membabi buta.
Melihat banyaknya jumlah pembunuh, Qing Xia mengeluarkan sebuah pisau belati dari balik lengan pakaian. Dia bersiap untuk melawan para pembunuh yang kini ikut mengincar nyawanya.
Seorang pembunuh berada di belakang punggung Qing Xia, dia melompat dan menyerang secara bersamaan. Qing Xia berbalik, dia melemparkan belati yang telah terikat seutas tali panjang ke arah leher pembunuh.
Belati itu menancap di tengah-tengah leher pembunuh, Qing Xia lalu menarik kembali belatinya hingga membuat darah menyembur dari lubang di leher pembunuh itu.
"Brukkk!"
Pembunuh itu terjatuh ke atas permukaan tanah dan langsung mati seketika. Melihat rekannya mati dalam sekejap, beberapa pria berbaju hitam mulai gencar mengincar Qing Xia.
Han Ze Xin sedikit terkejut melihat gerakan Qing Xia yang semakin cepat dan gesit. Memang dia pernah melihat Qing Xia membunuh kawanan serigala di dalam hutan, namun saat itu, kekuatan dan kecepatan Qing Xia masih biasa-biasa saja. Tidak seperti sekarang, kekuatannya jauh lebih besar dan kecepatannya bahkan hampir sekilat cahaya.
"Pergilah dari sini, saya akan menghalangi mereka!" ucap Qing Xia kepada Han Ze Xin.
"Gadis ini benar-benar...!"
Han Ze Xin merasa marah, dia marah karena Qing Xia menyuruhnya pergi dan menghadapi para pembunuh sendirian. Padahal Qing Xia tidak pernah bersikap baik terhadap dirinya ketika dia memakai identitas sebagai Tuan Tabib.
Han Ze Xin mengambil pedang dari bawah, pedang milik pembunuh yang baru saja mati di tusuk Qing Xia. Dia menerjang ke kawanan pembunuh, menusuk tepat di jantung mereka dalam satu serangan.
Beberapa saat kemudian, semua pembunuh itu sudah tergeletak di lantai. Han Ze Xin membunuh mereka semua dengan pedang yang berada di tangannya. Laki-laki itu tampak begitu emosi, hawa membunuhnya sangat kuat hingga Qing Xia pun merinding ketika menatapnya.
Wajah dingin Han Ze Xin di nodai oleh beberapa percikan darah. Matanya yang tajam dan terasa mencekam membuat Qing Xia tidak dapat mengalihkan tatapannya.
"Laki-laki ini sangat berbahaya, sebaiknya aku segera pergi dari sini." benak Qing Xia.
Qing Xia melangkah perlahan, dia tidak ingin menjadi pusat perhatian dari Han Ze Xin yang saat ini terlihat mengerikan. Namun pendengaran Han Ze Xin sangat tajam, dia mendengar langkah kaki Qing Xia.
Han Ze Xin berbalik, mencari di mana keberadaan Qing Xia. Ketika dia melihat Qing Xia naik ke atas punggung seekor kuda, Han Ze Xin segera berlari untuk mengejar. Setelah jarak mereka mendekat, Han Ze Xin melompat ke atas kuda. Dia duduk di belakang Qing Xia lalu mengambil alih kendali kuda.
Qing Xia berbalik menatap wajah Han Ze Xin, dia sedikit takut namun tidak menunjukkan rasa takut itu di wajahnya.
"Hentikan kudanya!" pinta Qing Xia.
Han Ze Xin menghentikan laju kuda, menuruti permintaan dari Qing Xia.
"Turun!" ucap wanita itu dengan nada datar namun tidak dihiraukan oleh Han Ze Xin.
Qing Xia kembali menatap ke depan, dia merebut tali pengekang kuda dari tangan Han Ze Xin. Laki-laki itu diam saja, membiarkan Qing Xia mengambil alih kuda tersebut. Namun Han Ze Xin masih berada di atas punggung kuda, membuat Qing Xia bertanya-tanya apa yang ingin dilakukan laki-laki ini terhadapnya.
Qing Xia melajukan kudanya, dia menuju ke sebuah penginapan yang berada di dekat kediaman Fang. Setelah tiba di penginapan, Qing Xia turun dari kuda lalu masuk ke dalam.
"Selamat datang Tuan dan Nona. Apa yang bisa saya bantu?" tanya seorang anak laki-laki yang memakai pakaian pelayan.
"Saya mau menyewa kamar untuk 1 malam. Apakah masih ada kamar yang tersisa?" sahut Qing Xia.
Qing Xia melihat sekeliling penginapan, meskipun dari luar bangunannya terlihat tua, namun di dalamnya bersih dan terawat dengan baik.
"Masih ada 1 kamar kosong di lantai atas, mari saya antar untuk melihat-lihat terlebih dulu." jawab pelayan sambil menunjuk salah satu pintu di lantai atas.
"Tidak perlu, saya akan menyewa kamar itu." Qing Xia memberikan 5 keping perak kepada pelayan. "Sisanya bawakan aku teh hangat dan makanan ringan."
"Baik Nona." jawab pelayan sambil menundukkan kepala.
Qing Xia berjalan menaiki anak tangga, Han Ze Xin mengikuti dari belakang. Baru beberapa langkah, Qing Xia berbalik ke belakang, dia lalu bertanya kepada Han Ze Xin. "Kenapa kau masih mengikuti ku?"
"Bukankah kau menyewa kamar untuk mengundangku masuk ke dalam?" Han Ze Xin bertanya dengan wajah yang masih sama dinginnya seperti tadi.
Qing Xia mengerutkan kening, merasa bingung dan penasaran. "Apa yang sedang dibicarakan oleh laki-laki ini?" tanya Qing Xia dalam hati.
Han Ze Xin mengira jika Qing Xia mengetahui namanya karena dia sudah mengetahui status Han Ze Xin sebagai seorang Pangeran di kerajaan Han. Dia berpikir jika Qing Xia sama seperti wanita di luar sana yang suka menggoda dan mengundangnya untuk masuk ke dalam kamar mereka.
"Ternyata kau sama saja seperti mereka." benak Han Ze Xin.
Qing Xia menghela napas panjang, dia menatap wajah Han Ze Xin yang kini berada sejajar dengannya. "Pergilah dari hadapanku!" ucap Qing Xia dengan nada kesal.
Han Ze Xin naik satu langkah, kini dia berada di anak tangga yang sama dengan Qing Xia, membuat wanita itu harus mendongak ke atas untuk menatap wajah Han Ze Xin.
Han Ze Xin tersenyum sinis, dia mencengkram wajah Qing Xia sambil berkata, "Tidak perlu berpura-pura, aku sudah banyak melihat wanita murahan sepertimu!"
^^^BERSAMBUNG...^^^