Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 18 : Ketika Susu Dibalas dengan Air Cuka
Di Kedalaman Hutan Andalas, seorang pria paruh baya duduk dengan wajah buruk. Di depannya terlihat dua mayat yang sudah terbujur kaku.
"Bajingan! Tidak aku sangka Sian Lou memiliki miris yang hebat. Tidak hanya dapat mengatasi racun pelumpuh, tapi juga mengalahkan dua orangku."
Dia adalah Xi Loan. Sebelumnya dia ingin mencari tahu kenapa dua orang yang dia suruh tidak juga kembali. Namun alangkah terkejutnya dia saat melihat dua orang yang disuruhnya sudah menjadi mayat dan tergeletak sejajar di permukaan hutan.
Dia menyesal karena telah meremehkan murid Sian Lou, andai tahu akan begini, dia akan menyuruh orang yang lebih kuat.
***
Dua hari setelah kembali dari Kota Xue, Shao Mingrui menuju ke Kota Bei Xian. Bagaimana pun Kota Bei Xian membutuhkan seorang pemimpin, dia tidak bisa pergi terlalu lama.
Perjalanan tidak hanya bersama Zhou Fan dan juga Kasim Di, tapi juga Cheng Liyu yang ikut ke Kota Bei Xian. Sebelumnya, Cheng Liyu berada di kediaman keluarga Cheng, dia jadi dia datang ke istana kekaisaran bersama dengan rombongan keluarganya.
Zhou Fan melirik ke belakang, melihat Cheng Liyu yang menunggangi kuda tepat di samping Shao Mingrui. Pemuda itu merasa jika Cheng Liyu ini memang tidak menyukai Shao Mingrui, itu dapat terlihat jelas dadi sorot matanya.
Zhou Fan menggelengkan kepala, itu bukan urusannya, tidak perlu ikut campur urusan yang terlalu dalam.
Mereka berjalan lebih lambat dari pada saat perjalanan berangkat, itu yang membuat mereka harus bermalam di salah satu desa.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan, dan sampai di kota Bei Xian pada saat hari menjelang malam. Zhou Fan tidak kembali dengan sia sia, di sebelah utara Kota Bei Xian, terdapat sebuah kota bernama 'Kota Lanqiao'.
Menurut penjelasan dari pria gemuk waktu itu, orang orang yang mengikuti pangeran pertama Kekaisaran Xi sempat terlihat di sana. Mungkin saja Tetua Louxi juga ada di sana.
"Istirahatlah, kau bisa pergi besok pagi." Shao Mingrui menepuk pundak Zhou Fan, dia tentu mengetahui niat pemuda itu karena diberi tahu langsung olahnya.
Zhou Fan sejenak berpikir, dia pun mengangguk dan pergi ke ruangannya.
Shao Mingrui juga kembali ke ruangannya, dia bersama dengan istrinya-Cheng Liyu pergi bersama.
Pagi datang dengan begitu cepat, matahari bersinar menggantikan bulan.
Shao Mingrui bangun dari tidurnya, dia melihat Cheng Liyu masih berada di sampingnya.
Huk huk...
Shao Mingrui menutup mulutnya, dia merasakan dadanya sedikit sakit, dan di telapak tangannya ada bercak darah yang keluar dari mulutnya.
"Ada apa denganku?" Shao Mingrui bertanya tanpa bersuara, dia bangkit dari tempat tidur dan keluar ruangan.
Ketika melihat Zhou Fan sudah bersiap berangkat, dia mendekat.
Huk... Huk...
Zhou Fan yang melihat Shao Mingrui langsung mengerutkan kening. Wajah pangeran ketiga itu lebih buruk dari pada orang kehabisan tenaga dalam, sangat pucat.
"Kau kenapa?" Zhou Fan memeriksa pergelangan tangan Shao Mingrui, tapi tidak menemukan gejala aneh darinya.
Shao Mingrui menggeleng. "Tidak parah, hanya sedikit sesak saja. Mungkin karena serangan pangeran pertama waktu itu."
Mendengar ini Zhou Fan agak ragu, jika ini disebabkan serangan tapak, itu akan terdeteksi, tapi ini tidak dapat mengetahuinya.
Mata Zhou Fan tiba tiba melebar, tanpa berkata sepatah katapun dia meraup wajah Shao Mingrui. Semua dia periksa, dari mata hingga dahi, sama sekali tidak dibiarkan terlewat begitu saja.
Ketika melihat mata Shao Mingrui yang agak merah, dia semakin yakin akan prasangkanya. Ini jelas bukan karena serangan tapak, melainkan racun, dan ini bisa menyebabkan kematian.
"Bawa aku ke ruanganmu." Zhou Fan berjalan di depan, tak mempedulikan Shao Mingrui yang nampak bingung.
Zhou Fan langsung memeriksa setiap sudut ruangan, dia mencari akar permasalahan. Namun tidak juga menemukan sesuatu.
"Apakah ada sesuatu yang aneh dalam ruanganmu?" Pertanyaan Zhou Fan membuat kening Shao Mingrui mengkerut, dia pun menggeleng.
Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Padahal sudah jelas jika Shao Mingrui telah diracun, tapi kenapa tidak menemukan sesuatu yang aneh di ruangannya.
Ketika melihat ke area tempat tidur, dia melihat sebuah bercak lilin yang sudah habis terbakar. Dengan cepat Zhou Fan mendekati meja yang di atasnya terdapat belas lilin.
"Siapa yang memberikan lilin ini?" Zhou Fan menatap Shao Mingrui yang nampak berusaha mengingat sesuatu.
Tak tak...
Dari kamar mandi, suara langkah kaki hendak keluar membuat Zhou Fan menarik tangan Shao Mingrui pergi.
Ketika sampai di luar, Zhou Fan kembali menanyakan pertanyaan yang sama. Namun tidak ada jawaban yang diberikan.
"Aku tidak ingat dari mana lilin ini, bahkan ketika tidur pun aku rasa tidak menyalakan lilin." Shao Mingrui mengatakan sembari mengelus dagunya.
Mata Zhou Fan berkedut, di dalam ruangan hanya ada Shao Mingrui bersama dengan Cheng Liyu, apakah mungkin yang melakukan adalah Cheng Liyu-istri Shao Mingrui sendiri?
"Tunggu sebentar, sebenarnya ada apa dengan lilin ini?" Shao Mingrui tidak mahir dalam hal berbau alkemis, dia tidak bisa merasakan apa yang Zhou Fan rasakan.
"Ini mengandung racun pemakan paru, dikatakan seperti itu karena racun ini akan mengakibatkan sesak yang berkepanjangan, tidak hanya itu, jika diteruskan maka akan mengakibatkan kematian."
Shao Mingrui membulatkan mata, dia sedikit sulit untuk percaya, tapi memang dia merasakan dadanya sangat sesak.
Apakah memang benar, ada yang meracuninya tapi siapa, di dalam ruangan hanya ada dia dan juga Cheng Liyu, jelas tidak mungkin jika dia melukai diri sendiri, apakah Cheng Liyu?
"Terima kasih karena telah mengingatkan, masalah ini kau tidak perlu khawatir, lebih baik kau fokus menemukan gurumu." Shao Mingrui berkata sembari berusaha menampilkan senyum.
"Kau benar." Zhou Fan hampir saja melupakan apa yang akan dia lakukan, tapi untuk mengabaikan keadaan Shao Mingrui itu tidaklah mungkin.
"Jika kau tidak bisa menyelesaikan, jangan sungkan untuk mengatakannya."
Setelah berkata Zhou Fan menambahkan jika Shao Mingrui harus berhati hati terhadap Cheng Liyu, entah mengapa dia merasa wanita itu ada niat buruk kepada saudara angkatnya.
Zhou Fan pergi meninggalkan Shao Mingrui, sedang pria itu kembali ke ruangannya.
Cheng Liyu sudah berada di sana, dia mengenakan pakaian lengkap seperti sebelumnya.
Melihat kedatangan Shao Mingrui, Cheng Liyu beranjak dari sana. Namun dengan cepat dicegah kepergiannya.
"Aku ingin bicara kepadamu. Huk... Huk..."
Shao Mingrui memegang dadanya, membuat Cheng Liyu tersenyum penuh arti.
"Yu'er, apakah aku pernah memperlakukanmu dengan tidak baik?"
Pertanyaan ini membuat Cheng Liyu mengerutkan kening, tapi dia tetap diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Kau selalu memperlakukanku dengan baik."
Shao Mingrui tertawa tak berdaya, dia merasa dirinya sangat konyol. Dia berharap akan bisa hidup baik dengan istrinya walau mereka menikah karena paksaan.
Tidak dia sangka hal ini malah membahayakan nyawanya, jelas ini tidak sebanding.
Cheng Liyu tak tahu maksud dari tawa Shao Mingrui, tapi dia dapat merasakan sebuah penyesalan dan juga kesedihan tersirat dalam ekspresinya.
"Aku memperlakukan kau dengan baik?" Shao Mingrui menatap wajah Cheng Liyu, dan wanita itu mengangguk.
"Namun kau membalas dengan berniat mengambil nyawaku?"
Cheng Liyu terkejut, dia bahkan tak sempat bernafas dalam beberapa saat.
Heh...
"Itu memang kau, kau yang meletakkan lilin dengan racun pemakan paru." Shao Mingrui melihat reaksi Cheng Liyu yang seperti sangat kaget bahwa dia mengetahui tentang racun yang diberikan.
Shao Mingrui mendekati Cheng Liyu, membuat wanita itu perlahan mundur bahkan memejamkan matanya. Namun yang terjadi tidak sesuai perkiraan, Shao Mingrui mengambil plakat di samping tempat tidur dan langsung pergi meninggalkan Cheng Liyu yang berdiri dengan wajah sedikit heran.
"Kenapa, kenapa dia pergi begitu saja. Bukankah dia dikenal dengan pangeran yang kejam, apakah semua rumor itu hanyalah rumor belaka?"
Cheng Liyu meraup wajahnya, dia duduk di tepi tempat tidur. Entah mengapa wanita itu merasa telah melakukan suatu yang salah, tapi enggan untuk mengakuinya.