Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Daffa
"waalaikumsallam"
Daffa memeluk bergantian sahabatnya yang baru datang, Adam yang sudah menikah seperti kata Daffa __mengajak Siska istrinya __juga putri cantik mereka berumur 1 tahun__ alena, sedangkan Erik sampai sekarang masih betah menjomblo
"masuk, Khaira masih di dapur"
"Zil, mereka datang" Teriak Daffa dari ruang tamu, tapi bisa di dengar jelas oleh zila yang ada di dapur
zila keluar dengan nampan di tangan nya, tersenyum hangat ke sahabat Daffa juga Siska istri Adam, berbeda saat terakhir kali mereka bertemu, zila memberikan mereka tatapan maut yang membuat Adam dan Erik langsung pulang karena nya, dan berakhir tamparan keras yang zila dapat dari Daffa.
ok jangan bahas masa lalu
"apa kabar Ra" tanya Erik yang masih memandangi zila dan mendapat tatapan sinis Daffa,
"Santai kali daf, gw cuman nyapa,"
"Alhamdulillah, baik__kalian gimana"
"Alhamdulillah baik " jawab adam Erik serentak
"Sis aku boleh gendong"
Siska menyerahkan bayi cantiknya ke tangan zila,
Zila menciumi pipi gembul Alena bergantian, Daffa tersenyum hangat Melihat betapa bahagianya zila menggendong anak Adam, Daffa tidak sabar ingin melihat zila menggendong anaknya nanti.
"daf, lihat deh cantik banget"
"siyapa dulu pabrik nya" Sahut Adam dan mendapat pukulan dari Siska di lengan kirinya
"kamu ngomongin apa sih dam, frontal banget tu mulut" Sinis Siska
"lah benar kan , salahnya aku di mana sayang"
"salah nya Lo terlalu ceplas-ceplos " Sahut Erik
pintu kembali berbunyi, Daffa berdiri untuk membukakan pintu.
"waalaikumsallam"
Daffa langsung membeku di tempatnya setelah melihat siyapa tamu yang datang
"mbak Zahra__masuk mbak, daf kenapa bengong aja suruh mbak Zahra masuk" zila berjalan mendekati Daffa
3 orang dewasa yang duduk tidak jauh dari mereka hanya saling tatap menatap, mereka tau seperti apa hubungan ke tiga orang itu, dan bisa bisanya zila sesantai itu menyambut Zahra , wanita yang pernah mengisi hati suaminya,
"anak siyapa Zil" tanya Zahra menghampiri zila tapi tidak sadar dengan 3 orang yang duduk di sofa
"anaknya Adam sama Siska" Sontak Zahra langsung sadar kehadiran tiga orang di ruang tamu Daffa, Zahra menyapa mereka dan berakhir memeluk Siska,
Keadaan menjadi canggung, suasana yang tadi penuh tawa sebelum kedatangan Zahra berubah dingin, mereka menunggu makanan yang sudah dipesan Daffa sebelumnya, zila juga masih menunggu Hana yang belum juga datang
"mbak Zahra sama siska satu angkatan kan" zila memecah kecanggungan
"iya, tapi kita beda kelas"
zila mengangguk, tidak lama pintu kembali di ketok Dafa kembali berdiri untuk membuka pintu, ternyata itu Hana,
"sini Han" Karena kesusahan berdiri zila hanya melambaikan tangan nya __memanggil Hana, Hana ikut duduk di samping zila, selang beberapa menit setelah kedatangan Hana , makanan mereka juga datang.
"suasana yang tadi canggung sekarang tidak Secanggang sebelumnya, Erik berusaha mencairkan suasana dengan lawakan lawakan garing nya, Erik juga menggoda Hana, dan berakhir dengan tawa mereka semua
"Han, ayo nikah Ama gw, biar Lo ga marah marah terus"
"Ga sudih gw nikah Ama Lo"
"ga boleh gitu Han, benci bisa jadi cinta Lo"
"iyh , amit amit"
"amit amit tapi mau kan" goda Erik
"terserah" Hana meneguk minuman di gelas nya hingga tandas, Hana benar benar di buat kesal oleh Erik, andai bukan zila yang terus menahan nya Hana sudah pulang dari tadi
"Zil, mbak Boleh numpang buang air kecil nggak"
"ayo mbak zila antar" dengan di bantu daffa zila berdiri dari duduknya, Hana juga ikut kebelakang , mending ikut ke belakang dari pada terus di sana Mendengar gombalan Erik
"daf, Khaira yang ngundang Zahra" tanya Adam
"emm"
"ko bisa, mereka juga keliatan akrab"
"Zahrabdokter kandungan Khaira, gw ga tau mereka ketemunya gimana, yang gw tau bini gw sering datang ke klinik Zahra, dan seperti Lo liat bini gw akrab banget sama Zahra, gw ganyaka bakal ada dalam kondisi kaya gini"
"Khaira tau kan hubungan Lo sama Zahra dulu kaya gimana"
"Tau banget malahan"
"gw ga bisa berkata-kata lagi daf" sekarang Erik yang buka suara, mereka benar benar tidak menyangka dengan jalan hidup Daffa, gagal menikah dengan wanita yang ia cintai selama bertahun-tahun, berkahir Menikah dengan adik kelas yang jauh berbeda dengan kriteria yang ia inginkan, dan sekarang di tengah hubungan nya dengan zila ,Zahra kembali hadir sebagai sahabat sang istri.
apa dunia memang sempat itu.
zila dan dua sahabatnya kembali bergabung di ruang tamu.
"Eh, sekolah kita kayanya ada rencana reuni loh"
"kapan sayang" tanya Adam
"em kalo ga salah 2 Minggu lagi , aku lupa kapan" jawab Siska, yang duduk di bawah karena bayinya bermain di bawah
"reuni Akbar atau gimana"
"emm, kayanya 3 angkatan aja deh, angkatan kita terus ke angkatan Khaira"
"wah , seru dong" jawab Erik antusias
Daffa membantu zila yang ingin meraih air minum tapi kesusahan, bukan hanya sampai di situ Daffa juga membantu memegang gelasnya.
kalo boleh jujur seperti apa perasaan Zahra sekarang__sakit , sakit sekali, sakit melihat pria yang pernah berjanji akan menikahinya dan hidup bersama, tapi sekarang justru bahagia dengan wanita lain di hadapannya, Zahra hanya diam tidak banyak bicara, Erik dan Adam bisa melihat air muka Zahra yang sendu , pria itu mengerti seperti apa perasaan Zahra sekarang, siyapa yang tidak sakit melihat pria yang hampir bersanding di pelaminan dengan nya malah tersenyum hangat dengan wanita lain, dan mengabaikan kehadiran nya, tapi Zahra sadar diri seperti apa posisinya di hidup Daffa saat ini, Zahra juga tidak akan menyalakan takdir yang tidak menyatukan nya dengan pria yang ia cintai, Zahra percaya sekuat apapun ia menggenggam tali layangan ditangannya__ jika sudah waktunya putus meski tidak ada yang mengajaknya adu ketahanan, tali itu akan putus juga dan lepas dari genggaman nya, begitu juga dengan Daffa, sekuat apapun ia mencoba mempertahankan Daffa__jika Daffa tidak di takdir kan untuknya maka sampai kapanpun Daffa tidak akan pernah menjadi miliknya.
"Zahra, Lo kapan kasih undangan ke kita" Pertanyaan spontan yang keluar dari mulut Adam, yang tidak ada remnya itu.
Daffa melirik sekilas Zahra yang sejak tadi hanya duduk menunduk , zila juga paham dengan gerak gerik suaminya yang sesekali melirik zahra yang duduk di sebrang mereka di samping Siska. zila menyunggingkan senyum setelah melihat Daffa melirik zahra, senyum yang sulit untuk di artikan.
"nanti kalo ada pasti gw bakalan ngundang kalian ko , tunggu aja" jawab Zahra seadaanya,
Mendengar jawaban Zahra__Daffa menarik nafas panjang, ada rasa sakit yang ia rasakan mendengar ucapan Zahra, Daffa juga bingung dengan perasaannya, bahkan sempat terlintas di pikiran nya andai ia menikah dengan Zahra pasti keadaannya berbeda sekarang, Mungkin ia sudah menggendong anaknya juga, seperti Adam, Apa Daffa sejahat itu bisa bisanya dia memikirkan wanita lain sedangkan istri nya sendiri sedang duduk di samping nya.
Zila paham betul apa yang ada di pikiran daffa, air muka daffa sangat mudah di tebak zila, zila mungkin tidak tau pasti apa yang ia pikirkan tapi zila yakin di kepala Daffa sekarang ada Zahra di sana. tatapan daffa tidak bisa bohong, zila sejak tadi memperhatikan seperti apa cara suaminya itu memandangi wanita di depannya__ sakit , jelas sakit, yang zila syukuri sekarang, zila tau seperti apa perasaan daffa untuknya.
zila berusaha tersenyum walaupun hati nya sakit, sampai kapan pun ia sadar tidak akan bisa menggantikan Zahra di hati daffa, tidak akan pernah.
di hati Daffa Hanya ada Zahra
.......
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa