Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu Andi
Laura masuk ke kamarnya benar-benar sederhana, tidak seperti yang ada di rumahnya. Memang luas kamarnya tapi isinya benar-benar di luar prediksi Laura.
"Bi apakah yakin ini kamarku, apakah tidak salah masuk kamar"
"Iya Nona, ini kamar Nona Laura memangnya kenapa"
"Keluarga ini sangat kaya. Apakah tidak bisa membelikan barang-barang yang cukup bagus untukku. Tempat tidur ini sepertinya sudah tidak layak pakai, aku tak akan bisa tidur " keluh Laura.
"Tapi Nyonya Mawar yang mengganti semuanya Nona. Sudah beberapa tahun Nona Laura tidur di sini dengan keadaan yang seperti ini. Bibi sudah mencoba berbicara pada Tuan, tapi selalu di halangi oleh Nyonya"
"Baiklah terima kasih Bi"
"Tentu Nona apakah ingin dibuatkan sesuatu"
"Tidak usah"
Laura segera melangkah ke arah tempat tidurnya membaringkan tubuhnya di sana. Ini benar-benar keras tidak nyaman tidur di sini. Tapi apa boleh buat Laura hanya bisa tidur di sini kan.
Apakah sekeras ini hidup orang yang mempunyai tubuh ini, kasihan sekali. Benar-benar kehidupan yang tidak nyaman.
Laura tiba-tiba saja tertidur, tubuhnya ternyata masih lelah dan ingin istirahat. Ingin protes juga rasanya tenaganya belum pulih semuanya.
...----------------...
"Tolong jangan, jangan dibuka "Laura memegang seragamnya yang sudah tidak ada kancingnya. Teman-temannya begitu senang melihat Laura yang tersiksa.
Laura terus saja menangis tidak bisa melakukan apa-apa. Di hadapannya semua teman-temannya merekam keadaannya. Pakaiannya sudah tidak layak pakai lagi, tapi mereka begitu menyukai kesengsaraan Laura. Mereka tertawa, memfoto, merekam dan mencoba menyentuhnya juga.
"Lihatlah Laura si perempuan tidak benar. Dia adalah seorang pelacur, pakaian terbuka seperti itu sungguh bukan contoh yang baik. Seharusnya kita beri pelajaran yang lebih lagi pada Laura" teriak salah satu siswa.
Laura hanya bisa memeluk lututnya. Laura benar-benar malu apalagi di sini ada beberapa laki-laki juga. Mereka hanya tertawa dengan semua yang mereka lakukan.
"Tolong jangan sebarkan ini, tolong jangan lakuin apa-apa. Aku ga pernah jahat sama kalian, tapi kalian kenapa terus saja sakiti aku"
Anya maju ke depan dan menarik tangan Laura. Membuka seragam itu lagi dan terlihatlah dalaman Laura. Laura tidak bisa menutupinya karena teman-temannya memegangi tangannya.
"Nah seperti ini Laura, jangan malu-malu. Kamu ini selalu masuk, keluar masuk keluar club dan bersama om-om juga. Lalu sekarang di hadapan kami malu seharusnya kamu senang. Apa kamu ingin dibayar, mau berapa, berapa"
Teman-temannya di sana mengeluarkan uang dan melemparkannya ke arah Laura. Ini benar-benar memalukan sekali. Laura benar-benar tidak punya muka hatinya begitu sakit tidak ada satupun orang yang membelanya mereka benar-benar jahat.
Laura juga melihat ada Andi, dia hanya diam saja tak menolongnya. Padahal tatapan Laura sudah tertuju padanya untuk meminta belas kasih agar bisa menolongnya dari orang-orang jahat ini.
"Tolong"
Laura yang tertidur langsung terbangun, keringat membasahi tubuhnya. Apakah itu kenyataan, Laura memimpikan kejadian yang pernah terjadi pada anak perempuan ini yang mempunyai tubuh ini.
"Jahat sekali mereka benar-benar jahat" Laura segera pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Laura mengatur nafasnya benar-benar mimpi buruk, tapi ini kenyataan yang dialami oleh tubuh yang dia miliki sekarang. Mungkin dia sudah mati, tapi tubuhnya dimiliki dirinya sekarang.
Almira sekarang harus terbiasa dengan nama Laura. Jangan ada nama Almira lagi. Anggap saja Almira sudah tiada dan Laura yang masih hidup.
Laura segera keluar dari kamar perutnya lapar. Laura menatap satu persatu orang yang ada di meja makan. Ada satu orang laki-laki di sana. Sekarang Laura ingat dengan semua keluarga ini karena semua ingatan itu tiba-tiba saja muncul di kepalanya, setelah mimpi tadi.
"Kamu sudah sembuh Laura. Maaf aku tidak bisa datang menjenguk mu"
"Ya tidak apa-apa. Sudah biasa kan aku sendiri jadi tidak usah khawatir dengan keadaanku"
Andi segera membantu Laura untuk duduk. Memang di keluarga ini yang paling baik padanya Andi. Tapi kadang Andi selalu dimarahi oleh Mamanya karena terlalu baik pada Laura.
Bahkan Andi juga kalau Laura dipukul oleh Ayahnya tidak bisa berkutik. Dia tidak bisa menolongnya hanya bisa melihatnya tanpa melerainya. Seperti saat di mimpinya sama Andi hanya diam menatapnya tanpa menolongnya.
Laura makan dengan hening, sedangkan orang-orang itu mengobrol dengan bahagia. Tertawa membahas banyak hal tentang liburan, tentang ulang tahun mereka yang akan dirayakan dimana.
"Ups maaf Laura aku ga sengaja tumpahkan minuman ke makanan kamu. Mau aku ambilkan nasi lagi "tanya Anya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Brak, Laura menggebrak meja lalu mengambil piringnya dan melemparkannya ke Anya. Sampai-sampai seluruh makanannya itu tumpah ke wajahnya. Laura tersenyum miring puas dengan apa yang dia lakukan.
"Laura kamu keterlaluan ya" terik Ibu tirinya "Ya ampun anakku sayang. Laura benar-benar kamu ya pulang dari rumah sakit bukannya bertaubat menjadi anak yang baik, ini malah menjadi-jadi kamu ini ya" Marah Mawar dengan menggebu-gebu.
Mawar segera membantu anaknya untuk membersihkan tubuhnya. Bahkan Anya sudah menangis dan Laura tahu itu hanya tangisan palsu yang ingin menarik simpati Ayahnya.
Laura melihat Ayahnya menghela nafas dan berdiri menatapnya "Bisa tidak, sehari saja kamu tidak membuat masalah Laura"
"Seharusnya Ayah tahu siapa yang membuat masalah bukan aku kan. Anya yang membuat masalah terlebih dahulu. Aku sedang makan tapi dia tiba-tiba menumpahkan air pada makananku. Apakah itu sopan"
"Dia sudah bilang kalau tidak sengaja dan kamu malah marah seperti itu. Melemparkan makananmu juga bagaimana kalau Anya terluka"
"Memang di keluarga ini tidak adil, tidak ada keadilan di sini. Anda tidak buta kan anda bisa melihat siapa yang salah. Keluarga ini benar-benar aneh sekali"
Laura segera pergi dari ruang makan itu. Rasanya kepalanya akan pecah. Kalau ada pistol sudah Laura tembak mereka semua. Tapi tidak akan seru kalau Laura langsung membunuh mereka. Sedikit permainan-permainan kecil mungkin akan membuatnya bahagia.
"Sudah Ayah jangan kejar Laura, di sini yang salah Anya lalu kenapa Ayah malah menyalahkan Laura" bela Andi.
"Sudah Andi kamu jangan ikut campur. Laura itu sekarang makin menjadi-jadi saja. Diam lah tidak usah membela Kakakmu itu"
"Kasihan dia Ayah"
"Tak perlu ada yang dikasihani"
Damian langsung berjalan ke arah kamar Laura, entahlah apa yang akan dia lakukan pada Laura kali ini. Apakah dia akan memukul Laura atau mungkin akan langsung membunuh Laura tidak ada yang tahu.
Mawar hanya bisa tersenyum dengan suaminya yang seperti itu. Mawar begitu senang dengan suaminya yang selalu memperlakukan Laura dengan kasar.
Mawar begitu membenci Ibunya Laura yaitu Nadine dan Mawar juga bahagia bisa merebus suami Nadine. Menyiksa anaknya juga, kematian Nadine membawa rezeki padanya.
Nadine mati terlalu cepat, jadi Mawar melampiaskan semua kekesalannya pada Laura. Nadine sudah terlalu jauh mengambil kebahagiaannya. Nadine selalu mendapatkan apa yang dia mau, sedangkan Mawar sulit. Makanya Mawar merebut suaminya, kenapa tidak Nadine sudah banyak bahagia sekarang adalah waktunya Mawar untuk bahagiakan.