Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Fang Chen yang bereinkarnasi ke masa mudanya saat berusia 20 tahun. Dia mati karena dikhianati oleh saudara angkatnya sendiri di Alam Dewa karena permasalahan sebuah harta yang ternyata itu adalah Sistem Kultivasi Modern.
Dia mewarisi sebuah harta berupa Sistem dan karena dia tidak ingin menjadi terlalu naif seperti kehidupan sebelumnya, dia saat ini menjadi sosok yang sangat sadis dan jarang berbelas kasihan kepada orang, dia melewati lika-liku kultivasi menuju puncak hanya untuk satu tujuan yaitu BALAS DENDAM kepada orang yang mengkhianatinya dulu.
Salam Sistem.
Faisal Fanani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faisal Fanani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P34 - Pingsan
[Sistem menyarankan seperti itu karena ketika Master mempelajari Alkemis nanti, Sistem tidak bisa membantu secara langsung, anda harus menggunakan kemampuan dan sering latihan dalam proses pembuatan pil, oleh karena itu Sistem menyarankan hal demikian]
"Ohhh, bisa dipercepat ya, aku percaya padamu Sistem, gunakan semua saranku itu, mari kita mempercepat latihan ini dan menjadi alkemis nantinya" perintah Fang Chen.
[Baik, Master]
Selama tiga minggu ini Fang Chen berlatih tanpa henti, di minggu pertama dia meningkatkan kultivasi jiwanya sampai ranah Emperor level 10, kemudian dilanjutkan dengan penggabungan atau fusion kultivasi jiwa dan kultivasi tubuhnya, proses fusion itu membutuhkan waktu satu minggu penuh, tapi hasilnya sangat memuaskan, sekarang kultivasi Fang Chen berubah menjadi Kultivasi Jiwa Fisik, yang memiliki keistimewaan yaitu setara dengan kekuatan 10 orang di ranah yang sama.
Setelah istirahat selama beberapa jam, Fang Chen melanjutkan untuk memasang Job Alkemis yang membutuhkan waktu 3 hari, waktunya kurang dari 7 hari lagi jika mengacu dengan janjinya yang 3 minggu itu.
Karena tidak ingin membuang waktu, selama 7 hari itu Fang Chen langsung membeli semua keperluan untuk pembuatan pil, mulai dari Tungku Alkimia, Api Ilahi, dan semua bahan pembuat pil, dan semua itu tentu saja disarankan oleh Sistem, hal ini juga yang menyebabkan SP Fang Chen semakin menipis.
Fang Chen sendiri tidak keberatan jika SP nya terus berkurang, toh nanti bakalan bisa mencarinya lagi, tapi jika dia gagal dalam tiga minggu ini, mungkin Keluarga Luo terutama sahabatnya Luo Anming bisa mati seperti di kehidupannya yang dulu, begitu juga dengan Long Annchi, jika dia tidak berhasil membuat obat untuknya, bukannya akan sama saja?.
Tiga minggu berlalu, dan terdengar suara ledakkan keras dari ruangan tempat latihan tertutup Fang Chen, semua orang termasuk Long Annchi yang berada di kediaman Keluarga Long Pusat ini langsung mendatangi rumah itu, mereka semua ingin melihat apa atau siapa yang telah membuat suara kegaduhan itu.
Terlihat disana ruangan tempat latihan itu hampir terbakar separuh, Fang Chen disana terlihat kelelahan sambil memegangi sebuah Tungku Alkimia dan Botol Giok, Long Annchi langsung berlari untuk menyelamatkan Fang Chen, tapi hal itu ditahan oleh Patriark Long, "Biarkan ayah yang menyelamatkannya, jangan kamu nanti akan bahaya, ingat anak muda itu juga tidak ingin kamu terluka" Patriark itu langsung dengan cepat menyelamatkan Fang Chen sekaligus membawa Tungku dan Botol yang dipegangnya.
Fang Chen diistirahatkan di sebuah kamar, Long Annchi menemaninya, posisi Fang Chen saat ini sedang tidak sadarkan diri, dokter yang dipanggil oleh keluarga long mengatakan bahwa Fang Chen tidak mengalami gejala sakit apapun, dia hanya terlalu kelelahan saja, dia butuh istirahat yang cukup, nanti pasti dia akan siuman.
Semalam berlalu, Fang Chen mulai membuka matanya, kemudian dia melihat dan membelai rambut Annchi yang tertidur dengan posisi duduk di samping kanan ranjang itu, “Sayang, kamu sudah bangun, akhirnya …” Annchi langsung memeluk Fang Chen.
“Sudah aku katakan untuk tidak memaksakan diri, kenapa kakak masih melakukan itu, apakah kakak tidak tahu bagaimana perasaanku ketika melihat kakak hampir pingsan dengan keadaan ruangan yang terbakar seperti itu, kenapa tidak mendengarkanku …” Annchi tidak kuasa menahan air matanya lagi, dia menangis memukul pelan dada Fang Chen.
