Ikuti instagramku ya kakak. alwi08895
Instagram Karena perjodohan, aku terpaksa menikahi suamiku sekarang ini. Di mata orang lain, dia memberiku cukup uang dan cinta, tetapi hanya aku yang tahu bahwa dia tidak pernah menyentuhku. Dua bulan menikah, aku masih seorang perawan ...... Untuk mengubah kebekuan itu, aku telah mencoba merayunya dengan pakaian yang sangat terbuka, tetapi dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Yang lebih membuatku patah hati, suatu hari aku melihatnya memegang tangan wanita lain. Wanita itu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa mereka berdua sudah berhubungan seks. Menghadapi kenyataan bahwa suamiku selingkuh, haruskah aku bercerai, atau mencoba membuatnya mencintaiku ......
Season ke dua....
Menceritakan kisah Brayen (Kakak angkat Arya) dan Alena (Adik kandung Alyn).
Mereka terpaksa harus menikah karena kejadian yang tidak di sengaja(Insiden kamar kosong).
Cerita Brayen si mafia yang di buang di panti asuhan saat baru di lahirkan dan Alena yang b
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwi 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERUSAHA BERTAHAN
Bonus Visual "AKU PATUNG BAGIMU"
Nama : Alyndia Tantrias
Usia : 24 Tahun
Sifat. : Jujur, setia, dewasa
Penampilan : Cantik, polos dan sederhana
Nama. : Arya Wiguna
Usia. : 28 Tahun
Sifat. : Penyayang, dermawan,
Sering pendam perasaan sendiri,
tak setia tapi pencemburu,
memiliki trauma akut pada
kematian dan darah.
Penampilan : Tampan, rapi dan modis.
Nama. : Muhammad Iqbal
Usia. : 28 tahun
Sifat. : Tegas, keras, dingin di mata
umum, setia, pemberani, pekerja
keras
Penampilan : Tampan, keren dan maskulin
Nama : Suci Anggraini
Usia : 24 tahun
Sifat : Penuh ambisi, licik, rela
melakukan apapun demi tujuan
penampilan. : Cantik, glamor dan modis
Nama. : Rani Maulidya
Usia. : 25 Tahun
Sifat. : Setia kawan, baik, ramah, humoris
Penampilan : Cantik dan Suple.
Aku mendongak menatap mas Arya Karena posisinya lebih tinggi dariku. Sungguh di luar dugaanku, mas Arya tiba-tiba mencium keningku dan merengkuh wajahku dalam dadanya kemudian dia memberiku satu buket bunga mawar merah cantik kepadaku.
Ku pikir dia akan memberiku surat gugatan cerai karena telah menamparnya. Aku masih tidak habis pikir dengan sikap mas Arya.
Apakah dia memiliki kepribadian ganda? Sebab di awal pernikahan kami, dia membuatku merasa seperti patung baginya. Tapi mendadak sikapnya berubah, dia yang selalu membela suci kini membela ku. Dia yang mencintai suci tapi tak mau melepaskanku. Aneh bukan.
"Maaf... Maaf untuk yang kemarin. Tak seharusnya aku memaksamu. Harusnya aku tahu posisiku. Aku sudah ketahuan selingkuh wajar jika kamu menolakku." Ujar mas Arya tapi aku enggan membalasnya.
"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik? Apa kamu sudah merasa sehat?" Tanya mas Arya padaku tapi Aku hanya mengangguk.
"Kata Nadia kamu sudah bosan berada di sini. Kalau begitu bersiap-siaplah karena dokter sudah mengizinkanmu pulang." ujar Mas Arya. Lega rasanya, akhirnya aku bisa pulang.
*****
Sepanjang jalan aku hanya diam mematung meskipun berulang kali Mas Arya mencoba mengajakku berinteraksi. Aku hanya mengangguk, kalau tidak mengangguk aku hanya menggeleng. Aku enggan mengeluarkan sepatah kata pun.
Tapi di tengah perjalanan, aku baru menyadari ini bukan jalanan menuju rumah Mas Arya.
"Kita mau ke mana Mas? Ini bukan jalan menuju rumah kamu mas." Akhirnya aku mengeluarkan suara juga.
"Memang." Jawab Mas Arya.
"Lalu kamu mau membawaku ke mana Mas?"
"Sayang.... Kamu itu kan baru sembuh. Lebih baik untuk sementara waktu kamu tinggal bersama Abi dan Umi biar ada yang menjagamu." Ujar Mas Arya sambil membelai rambutku lembut.
"Aku nggak mau Mas, aku mau pulang ke rumahmu." Aku menolak. Yang ada rencanaku untuk kabur malah gagal.
"Tidak sampai rumah kita selesai direnovasi. Untuk sementara waktu kamu bisa tinggal bersama Umi." Ujar mas Arya yang selalu bertindak seenaknya sendiri.
"Tapi mas Aku nggak mau tinggal sama Umi. Aku ingin pulang saja." Ujarku.
"Kenapa tidak mau tinggal bersama Umi? Takut gak bisa kabur dariku kalau tinggal bersama Umi? Aku yakin kamu tidak akan berani macam-macam jika berada di rumah Umi." Ujar mas Arya sambil tersenyum. Kenapa dia bisa menebak isi kepalaku.
"Ck." Aku berdecak kesal, Kenapa Mas Arya tahu apa yang ku pikirkan. Aku ingin pulang ke rumah mas Arya lalu kabur ke kampung nelayan. ATM dan Hpku ada di rumah Mas Arya, jika aku tinggal di rumah Umi bagaimana aku bisa kabur dari mas Arya tanpa bekal apapun.
"Untuk sementara HPmu aku sita dan rekeningmu aku blokir untuk sementara waktu sampai kamu benar-benar mau menerima aku sebagai suamimu." Tuh kan benar Mas Arya sudah tahu rencanaku. Aku hanya bisa menganga mendengar ucapan mas Arya.
"Kamu tidak bisa seenaknya begitu Mas mana Hpku balikin?" Protesku.
"Jangan khawatir meskipun Hp-mu ku sita, kamu bisa minta tolong sama Umi jika kamu membutuhkan sesuatu." Ucap Mas Arya.
Aku hanya bisa mendengus kesal karena sikap Mas Arya. Apa Mas Arya membuka Hpku ya? Bagaimana jika mas Arya melihat video yang di kirim Suci untukku, lalu dia menghapusnya. Padahal video itu akan ku gunakan untuk bukti gugatan cerai. Masih ada card memory, semoga mas Arya tidak menemukannya.
Beruntung Hpnya ku beri kata sandi. Tapi mas Arya orang yang cerdas bukan tidak mungkin mas Arya tidak bisa meretas keamanannya.
"Jangan coba-coba kabur karena aku sudah menyuruh penjaga untuk terus mengawasimu."
Jika seperti ini jalanku akan semakin sulit untuk pergi dari Mas Arya.
"Sebenarnya apa sih mau Mas Kenapa kamu selalu membuatku tertekan?" Tanyaku ketus.
Mas Arya menggenggam tanganku dan mengecupnya.
"Aku cuma minta satu, beri aku kesempatan aku berjanji akan selalu setia padamu"Ucap mas Arya.
"Penghianat mana bisa dipercaya." Batinku.
******
Akhirnya mobil sampai juga di halaman rumah besar Abi dan Umi. kami berdua turun dengan tangan yang saling bertautan. Kami berdua disambut hangat oleh Umi dan Abi.
"Bagaimana keadaanmu Nak sudah sehat?" Umi memelukku dan bertanya.
"Alhamdulillah Umi Alyn udah sehat." Jawabku.
"Arya antar istrimu ke kamar. Dia harus banyak istirahat. Jangan di garap dulu. Libur dulu." Aku terkesiap mendengar ucapan Umi. Apa aku akan tidur satu kamar dengan mas Arya.
Mas Arya menuntunku membawaku memasuki kamarnya.
Dia berjalan santai dan rebahan di atas ranjang itu. Aku hanya berdiri mematung di ambang pintu melihat ranjang itu.
"Mas apa kita tidur satu kamar di sini?"
"Tentu."Jawab mas Arya.
"Lalu aku tidur di mana?" Tanyaku.
"Disini bersamaku." Jawab mas Arya sambil menepuk-nepuk ranjang tepat di sampingnya.
*******
.