Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Tika ingin yang kedua?
Tidak mudah bagi Andra berada di tempat ini sekarang, kota metropolitan Jakarta. Beberapa kali Andra di tolak untuk menemui Beni, karena tidak memiliki janji bersama Beni, sekretaris beni selalu menolak namun karena Andra tidak mau menyerah begitu saja dia lebih memilih menunggu di ruangan tunggu dengan mata elang melihat keberadaan orang yang ingin ditemui nya itu.
Sepuluh menit, tiga puluh menit, satu jam hingga dua jam Andra melihat orang yang sama keluar dari ruangan tertutup yang tidak jauh dari tempat sekretaris perempuan tersebut. Sekali lagi Andra melihat ponsel milik nya dan membanding kan nya dengan seseorang yang keluar barusan
" Yah dia orang nya " Andra berdiri dan menghampiri Beni yang di dampingi oleh seorang laki laki yang sebaya dengan nya
" Pak beni Wijaya" panggil Andra
" Anda lagi, sudah saya katakan jika bertemu dengan pak beni harus membuat janji dulu, maaf pak saya akan panggil security " ucap sekretaris tersebut
" Ada yang ingin saya sampaikan kepada bapak, dan saya pastikan ini menguntungkan anda pak " tanpa memperdulikan ucapan sekretaris yang muka nya kesal kepada Andra, lelaki itu malah langsung berbicara dengan beni.
Beni mengernyitkan matanya hingga terlihat sipit " apa saya mengenal anda? Kita saja tidak saling kenal bagaimana anda bisa yakin jika apa yang akan anda sampaikan menguntungkan saya " Beni dengan wajah songong nya kepada Andra
" Saya tidak punya waktu" Beni melanjutkan langkahnya
" Anda akan beruntung jika bekerja sama dengan saya untuk menghancurkan Bram dan Vano Wiyaja " mendengar dua nama tersebut tentu menghentikan langkah nya beni dan berbalik badan ke arah Andra
" Hei jangan pernah kau sebut dua nama tersebut di perusahaan saya " Beni dengan wajah marah dan dendam
" Hmm keliatan nya anda sangat marah hanya mendengar dua nama tersebut, dan saya pasti kan jika anda mendengar kan dan menerima saya , anda akan bahagia mendengar bahkan menyebut nama mereka karena kehancuran mereka " ujar Andra meyakin kan Beni.
" CK ikut saya , saya akan memberi satu kali kesempatan untuk kamu " dengan senyum yang mengembang Andra mengikuti beni entah kemana, namun Andra memastikan dia akan memperoleh bantuan dari Beni, dan beni tentu akan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut, mutualisme saling menguntungkan.
***
" Sayang kamu ngak antar bekal makan siang kepada Vano ?" Tanya Ajeng yang masih di jakarta
" Ha' hari ini seperti nya ngak perlu deh ma , Ara nemenin mama papa aja kan besok papa mama balek lagi ke bandung" ujar Ara beralasan
" Ra, membuat hati suami senang itu gampang nak, tapi kamu udah ngelakuin nya atau belum? Ayo sekarang bersiap selagi mama disini jangan kwatir kan Alana " ucap Ajeng menyuruh Ara ke kantornya Vano .
Tidak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan sang mama " baiklah mah " ujar Ara berkemas
***
"Hmmm jadi kamu adalah kekasih yang di tinggal menikah hmmm" Andra menceritakan semua apa yang terjadi pada nya dan Ara.
" Saya ingin merebut Ara kembali, anda pasti tahu bagaimana rasanya menjadi Vano jika itu terjadi" ujar Leo Andra membujuk beni untuk bekerja sama dengan nya.
" Seperti nya orang ini bisa saya andalkan untuk membalas semua sakit hati saya " ucap beni di dalam hati
" Apa lagi sebentar lagi, Alex akan kembali " sambung nya di dalam hati
" Apa yang anda butuhkan kan " ujar Beni kepada Andra
" uang untuk modal " jawab mantap Andra yang ingin memindahkan usaha nya dari bandung ke Jakarta tentu saja supaya rencana nya berjalan lancar apa lagi Ara juga berada di Jakarta
" Saya akan memberi mu modal , tapi ingat jangan pernah sekali pun kau berkhianat atau mengecewakan saya ' Beni berbicara dengan tajam kepada Andra
" Saya berjanji pak , anda tidak perlu kwatir akan hal itu " ujar Andra
" Tidak segampang itu anak muda " beni beralih ke sekretaris nya " buatkan saya surat perjanjian dan suruh dia tanda tangani Serta siapkan modal yang dia butuhkan " ucapan Beni di sambut senyum renyah Andra
" Sudah saya katakan, saya akan berhasil" ujar Andra di dalam hati nya
***
Krieeett
Vano dan Andre menoleh ke arah pintu yang tiba tiba terbuka " maaf mas Vano , aku masuk tiba tiba habisnya sekretaris kamu ngeselin" ujar Tika sinis kepada Tasya
" CK maaf mbak, ini sudah aturan nya di kantor ini lagi pula pak Vano sudah berpesan jika beliau tidak mau di ganggu" tentu saja Tasya tidak mau kalah apa lagi sang sekretaris juga sedang mengincar sang bos.
" Ch kamu ini baru sekretaris udah songong, mas apa ngak ada sekretaris yang lebih ramah dari dia " Tika nyelonong masuk
" Tasya benar dan tidak bersalah Tika, dia hanya menjalankan tugas nya" Tasya melirik sinis Tika " Tasya Kembali ke meja kamu, biarkan Tika disini " ujar Bryan yang membuat Tika kesenangan.
" Bisa kita bicara berdua saja mas? " Tika kini melirik Andre
" Baiklah pak, saya akan kembali ke ruangan saya, permisi " ujar Andre yang tahu lirikan mata nya Tika
" Ada apa Tika? Apa Ada hal penting yang harus kamu bicarakan?" Tanya Vano dengan langsung kepada Tika
" Aku kecewa sama kamu mas " ujar Tika tanpa alasan pasti
" Kecewa atas dasar apa?" Tanya Vano kepada Tika
" Kamu begitu cepat menikah dan melupakan Dila " ujar Tika pura pura simpati kepada almarhum Dila
" Kamu tidak tahu apa apa Tika, jadi jangan ikut campur dengan urusan pribadi saya " ujar Vano tidak lagi menyukai pembicaraan Tika
" Mas , sekarang aku mau jujur sama kamu , aku ngak mau begini lagi, sudah cukup aku memendam selama ini, sudah cukup dan aku tersiksa " ujar Tika mendekati meja Vano
" Bicaralah dengan jelas Tika " ujar Vano melihat Tika
" Kamu pura pura buta dan pura pura tidak tahu bukan? Atas cinta yang aku punya kepada mas. Rasa yang dulu masih sama untuk mu mas, aku mencintai mu " ujar Tika sekarang seperti perempuan yang tidak memiliki harga diri
" Hmmm Tika sudah saya kata kan dari dulu, itu bukan cinta tapi obsesi untuk memiliki saya, kamu merasa bersaing dengan Dila, kamu ingin memiliki apa yang Dila punya. Semua orang yang peduli dan sayang kepada Dila kamu ingin merebut hati mereka semua . Dila memiliki keluarga yang sayang kepadanya, peduli kepada nya kamu iri, kamu dengki karena kedua orang tua mu bahkan jauh dari kamu" ujar Vano yang membuat Tika terkejut
" Apa aku salah mas? Menginginkan semua itu?" Tanya Tika dengan isakan tangis
" Kamu tidak salah menginginkan itu, tapi kamu salah jika memaksa kan keadaan, dan merebut apa yang tidak seharusnya kamu rebut dari seseorang. Jangan pernah mengambil hak orang lain hanya demi memenuhi obsesi mu Tika " ujar Vano kepada Tika
" Tapi aku sungguh mencintaimu mas Vano, nikahi aku, aku bahkan rela menjadi yang kedua, aku akan menemui Ara untuk itu "
Tangggggg
" Ara "
