Pernikahan jarak jauh yang semula harmonis berubah seketika saat Alena membaca pesan yang tak sengaja dibaca saat suaminya sedang mandi.
Bunyi pesan penuh kerinduan dari wanita bernama Clara ,membuat pernikahan mereka retak seketika saat Bagaskara mengakui bahwa Ia telah menikah dan punya anak laki-laki diluar kota.
Dan yang lebih menyakitkan lagi untuk Alena adalah pengakuan suaminya yang tidak bisa hidup seorang diri diluar kota sana,padahal Alena bukan tidak mau mengikuti suaminya,tapi ada Ibu mertua yang Alena harus rawat karena sakit.
Sejak saat itu,Alena mati rasa dengan suaminya.Bagaimana akhirnya Alena menjalani pernikahannya?Apakah Ia akan memutuskan untuk bercerai?
Ikutin kisahnya disini ya
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana hidup Alena
"Ibu....,Alena pergi kerja dulu ya..,Ibu baik-baik sama Bi siti dirumah,nanti Alena pulang,Alena beliin makanan kesukaan Ibu",pamit Alena pada Ibu mertuanya yang terduduk dikursi roda.
Itulah kebiasaan Alena akhir-akhir ini semenjak suaminya jujur telah memiliki seorang istri lagi diluar kota,Alena akan berangkat pagi-pagi sekali dan menyerahkan semua urusan mertuanya pada seorang pengasuh lansia yang Ia sewa,bahkan Alena juga meminta uang lebih kepada suaminya dengan alasan kebutuhan Ibunya.
Alena bergegas mengendarai mobil milik tempatnya bekerja,karena Alena harus segera sampai karena akan ada pengenalan CEO baru yang menggantikan Ayahnya yang telah berusia lanjut.
Sepanjang perjalanan,Alena terus fokus mengendarai tapi pikirannya juga berkecamuk banyak hal yang akan dia lakukan kedepannya,karena Alena sudah tidak menginginkan untuk menjadi satu-satunya istri dari suaminya.
Bagi Alena,perselingkuhan ini terlalu menyakitkan untuk tetap bertahan,dengan alasan apapun Alena yakin suatu saat Ia akan berani mengambil langkah,namun kali ini Ia akan mempersiapkan semuanya terlebih dahulu sebelum semuanya benar-benar hidup dengan baik dikemudian hari.
Waktu yang tak terasa,kini Alena telah sampai diPerusahaan tempatnya bekerja sekaligus tempatnya menghabiskan waktunya sehari-hari selain mengurus Ibu mertuanya.
"Dorrrrr ".Alena dikagetkan dengan suara teman kerjanya yang bernama Dini.Alena memasang wajah datar dan membuat Dini jadi merasa canggung dan bersalah.
"Maaf Alena,apa kamu lagi ada masalah?biasanya kamu akan tersenyum atau kembali mengerjaiku,tapi tatapan datarmu membuat aku takut,kamu kenapa Alena?",tanya Dini kawatir dengan teman setim nya yang selama ini terus bersama dari awal.
Alena yang tidak ingin masalah rumah tangganya diketahui orang lain,memilih untuk memberikan senyum terbaiknya pada Dini.
"Aku nggak apa-apa Dini,aku hanya kurang tidur aja karena Ibu mertuaku selalu terbangun minta minum sepanjang malam"jawab Alena berusaha tetap memberikan senyum terbaiknya.
Dini bukan tidak ingin menanyakan lebih lanjut,tapi Ia tau betul bagaimana Alena yang begitu perhatian dengan Ibu mertuanya namun diacuhkan oleh suaminya,bahkan Dini sendiri merasa kasian pada Alena yang menjadi istri hanya untuk mengurus Ibu mertuanya,Dini ingin membuka pandangan lebar-lebar tentang rumah tangga yang Alena jalani,tapi Dini takut jika apa yang Ia sampaikan nanti tidak sesuai dengan kemauan Alena.
Maka dari itu Dini hanya terus berusaha menjadi teman kerja yang baik untuk Alena,apalagi mengetahui Alena tidak ada keluarga siapapun,membuat Dini merasa hidupnya lebih baik dan ingin terus berada disamping Alena apapun keadaannya.
Mereka akhirnya bergandengan tangan masuk keruang kerjanya.Teman-temannya yang sedang bergosip membuat Alena dan Dini turut bergabung.
Ini yang Alena syukuri,ditengah kesendiriannya selama ini,ada teman-teman kerjanya yang selalu bisa membuat Alena merasa terhibur,walaupun nyatanya setelah kedua orang tuanya meninggal dan hartanya diambil keluarga besarnya,Alena memang terbiasa dengan kesendirian.
"Eh tau nggak?denger-denger CEO baru kita seorang Duda loh,dia Duda tanpa anak,pasti cakep banget nggak sih?aku jadi nggak sabar buat tebar pesona sama dia,siapa tau ya kan...,nanti aku jadi Nyonya...hahahahah",tawa teman Alena yang bernama Arini.
Tawa menggema dengan kencangnya dibagian Divisi Keuangan yang biasanya terdengar senyap,namun tawa itu berhenti saat ada pengumuman bagi semua karyawan untuk berkumpul diAula Perusahaan.
Alena dan Dini bergegas menaruh tasnya kedalam laci dan mengambil ponselnya serta merapikan pakaiannya agar terlihat rapi,tapi berbeda dengan temannya yang lain ,yang lebih memilih memoles bedak dan memperbaiki lipstiknya yang terlihat semakin merona.
Suara derap langkah kaki terus bersahutan diantara para karyawan yang masuk ke Aula Perusahaan,ternyata jajaran Direksi dan Manager telah berkumpul ditempat masing-masing.
Seketika suasana hening dan saling menoleh satu sama lain dan menanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Seorang Pria yang sudah berusia lanjut yang mereka kenal sebagai CEO Perusahaan masuk dengan mengunakan kursi roda yang didorong oleh seorang laki-laki yang terlihat gagah dan matang.
Para karyawan langsung berbisik satu sama lain melihat ketampanan orang yang akan menjadi CEO barunya.
Namun suasana kembali hening saat seorang Asisten CEO naik keatas panggung.
"Selamat Pagi semuanya,sebelum acara mulai,saya meminta kalian untuk tidak mengambil gambar apapun didalam ruangan ini,karena nanti ada waktunya sendiri CEO baru kita mengumumkan didepan umum".
"Saya mengumpulkan kalian semua disini karena hari ini adalah hari bersejarah untuk Perusahaan ini,setelah lebih dari 30 tahun dipimpin oleh Bapak Hendra Tanujaya,mulai hari ini akan digantikan oleh anaknya yang bernama Bara Putra Tanujaya,beliau yang akan meneruskan tahta kepemimpinannya untuk seterusnya,Setelah ini jajaran Direksi,Manager dan Supervisor tolong luangkan waktunya untuk meeting penting dengan Bapak Bara,demikian acara pisah sambut acara pagi ini,Saya berharap para karyawan dapat bekerja dengan baik dan sama-sama kita maju dengan Pemimpin baru kita".
Suara tepuk tangan menggema diAula Perusahaan itu,Bara yang mendengar dan menatap langsung para karyawannya memasang wajah tanpa ekspresi apapun,karena dia tidak mau dianggap Pemimpin yang lemah lembut,Ia lebih suka dianggap menakutkan oleh para karyawannya terlebih karyawan perempuan.
Tersisa para jajaran yang akan meeting dengan Bara diruangan itu,membuat Alena yang mewakili Divisi Finance terus terdiam dan bingung apa yang harus Ia siapkan,karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya membuat Alena sedikit takut jika nantinya tidak bisa menjawab apa yang CEO barunya tanyakan.
Setelah Pak Hendra keluar dari ruangan bersama bodyguardnya,Bara menetralkan suaranya dan membuat ruangan itu seketika sepi.
"Baiklah semuanya,Saya Bara,Saya akan sering meeting untuk 1 minggu kedepan,jadi saya minta sama kalian untuk menyiapkan apa yang saya inginkan,semua Divisi tolong buat laporan hasil kerja kalian 1 tahun terakhir,saya hanya ingin mempelajari perbandingan setiap bulannya,karena saya butuh info tentang sepak terjang Perusahaan ini,walaupun saya sudah mendapat bocorannya,tapi saya ingin mendengar langsung ide-ide dari kalian semuanya,saya ingin memajukan Perusahaan ini bersama-sama,jadi mulai dibawah kePemimpinan saya,kalian bisa mengeluarkan ide-ide kalian untuk kemajuan Perusahaan,bahkan saya akan memberikan reward jika apa yang kalian sampaikan ada sample yang berhasil".
Suara tepuk tangan kembali terdengar dengan kencang,mereka bahagia karena diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide yang nantinya mendapatkan reward,begitupula dengan Alena yang juga semangat jika nantinya ada pekerjaan yang membutuhkan idenya,karena Alena sangat berharap bisa mendapatkan uang banyak dengan cepat,karena Ia tak sabar untuk menggugat suami dan hidup mandiri tanpa bantuan siapapun.