NovelToon NovelToon
Yes ! Pak Suami

Yes ! Pak Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal / Bapak rumah tangga
Popularitas:924
Nilai: 5
Nama Author: PenaBucin

Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.

Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.

Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.

Ini bukan cerita tentang orang ketiga.

Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena Dia Istriku

"Iya---" suara Dionna yang awalnya bersemangat menyambut tamu, kini kepalanya sedang celingak-celinguk mencari keberadaan orang yang memencet belnya setelah membuka pintu.

"Dimana orangnya ?" gumam Dionna kecil

"Disini Tante.." seorang anak kecil perempuan yang dikuncir dua berdiri didepan Dionna .

Pantas saja tak kelihatan, tamunya ternyata anak kecil yang tingginya sebatas pinggang Dionna.

"Bagaimana kau bisa memencet bel pintu yang ada disini ?" pertanyaan itu menjadi bagian pembuka Dionna menyambut tamunya

Jari mungil anak perempuan itu menunjuk kearah kursi , dan Dionnapun membalasnya dengan ber--ohh ria.

"Tante , lihat Dinus tidak ?" tanya anak itu pada Dionna.

"Tante ? Tante siapa yang kau maksud ?" Dionna menunjuk dirinya sendiri " a--aku ?" anak itu mengangguk mengiyakan.

Dionna benar-benar tidak terima dengan penghinaan ini. Dirinya tidak setua itu untuk dipanggil Tante .

"Siapa ?" Alaska muncul sambil membawa hamster kecil itu ditangan besarnya. Hamster itu berukuran kecil hingga muat dalam tangan Alaska

"Alaska ! singkirkan hewan itu !" Dionna melompat jijik keatas kursi beruntungnya wanita itu berhasil menjaga keseimbangannya hingga ia tak terjungkal kebelakang hanya karena menjauhi Alaska.

"Dinus ! Itu Dinusku !" serunya terlihat senang mendapati hewan itu ada ditangan Alaska.

"Ini peliharaanmu ?" Alaska menyodorkan hamster itu sambil membungkuk karena tubuh Alaska begitu tinggi.

"Iya ini Dinus ." sahutnya pelan lalu memeluk hamster itu. Anak itu sepertinya sudah terpanah melihat Alaska dari jarak dekat.

"Wahh, Kakak sangat tampan " Ucap anak itu jujur dengan mata bulatnya yang polos.

Alaska menanggapinya dengan tertawa kecil lalu mengusap puncak kepala anak itu.

"Lain kali Dinusnya dijaga baik-baik yah ?"

Pemandangan macam apa ini yang Dionna baru jumpai ? Suaminya kelewat ramah bicara dengan bocah itu apalagi sampai tersenyum ramah. Dionna mencebik sinis

"Nama aku Fio kak." Mata Dionna semakin lebar terbuka, bukankah tadi bocah itu memanggilnya Tante ? sekarang kenapa Alaska dipanggilnya kak, dari pada Om ?

"Namaku Alaska." Anak itu mengut-mangut

"Kak Alaska , memang tampan " pujinya lagi sambil memberi acungan jari jempol

Tiba-tiba anak itu mendekati Dionna, "Tante yang itu namanya siapa ?."

"Akh ! Singkirkan hewan itu !" teriakan Dionna sangat kencang, rasanya tubuhnya ingin melompat kelangit-langit rumah, menempel diatas sana agar menjauh dari hewan itu.

"Fio" anak kecil itu menoleh kearah pagar rumah Alaska. "Ya ampun Fio, apa yang kamu lakukan disini ?" Wanita yang merupakan Ibu dari anak kecil itu sepertinya mendengar teriakan Dionna hingga menemukan anaknya yang tersesat sampai kerumah Alaska.

"Fio, mencari Dinus Momm.." sahut anak itu

"Maafkan putri saya sudah menyebabkan keributan dirumah anda , sejak semalam hewan peliharaannya hilang dan Fio terus mencarinya, sampai sekarang." Jelasnya tak enak hati.

"Tidak apa-apa." Jawab Alaska ramah.

"Perkenalkan nama saya Raline, dan ini Fio putri saya. Rumah kami di tepat disebelah." Kata Raline sambil menunjuk letak kediamannya ternyata bertetanggaan dengan rumah Alaska pantas saja hamster itu bisa tembus kerumah Alaska

"Momm, Fio juga mau kenalkan seseorang." mendengar penuturan anaknya, Raline mengerutkan keningnya. "Momm , ini Kak Alaska, jodohnya Fio." Sontak saja mata Dionna hampir melompat keluar mendengar ucapan bocah itu.

"Dia suami saya." Sela Dionna

"Fio, jaga mulutmu. Maafkan Fio." kemudian tatap permohonan maaf Raline tertuju pada Dionna dan Alaska yang masih menampilkan senyum ramahnya.

Fio mengerucutkan bibirnya kesal, namun nampaknya keyakinannya tetap kokoh. Alaska adalah jodohnya.

"Kalau begitu kami pergi dulu, kalau ada waktu sore nanti silahkan datang berkunjung kerumah."

"Ti--" Belum sempat Dionna menolak Alaska sudah memotong ucapannya.

"Iya , terima kasih. Kami akan berkunjung." Jawab Alaska

"Ayo Fio.."

"Momm Fio masih mau disini."

"Fio , ayo pulang."

Bibir anak kecil itu makin maju kedepan tidak senang karena dipaksa pulang Ibunya. "Momm , kau menyebalkan !" Dengan langkah kaki yang dihentak- hentakkan anak dan Ibu itu akhirnya meninggalkan kediaman Alaska

"Masih kecil sudah punya bibit perebut suami orang." gerutu Dionna lalu masuk kedalam sambil menyenggol lengan Alaska dengan sengaja.

••••

Ini masih cukup pagi untuk menghancurkan mood Dionna, wanita itu kembali kekamarnya lalu berbaring dengan keadaan terlentang diatas kasur.

"Ck---luar biasa sekali laki-laki itu." Sungutnya tak habis pikir dengan perilaku Alaska tadi pada tetangganya yang menurut Dionna, perilaku itu diluar nalar.

Dionna jadi kesal sendiri mengingat perlakuan Alaska padanya selalu tidak manusiawi.

Dionna bosan, baru beberapa hari menikah dengan Alaska hidupnya jadi membosankan, melelahkan tak ada kesenangan sama sekali. Sekarang entak kenapa, Dionna tidak memiliki napsu belanja padahal ia sudah memiliki kartu unlimited milik Alaska.

Bicara soal belanja , tiba-tiba mood belanja Dionna bangkit kembali. Tanpa berpikir panjang lagi, Dionna langsung membuka kopernya dan mengeluarkan beberapa dres terbaiknya yang ia punya.

"Arghh ! aku tidak punya baju yang bisa dipakai ! Ini karena sudah terlalu lama aku tidak belanja ."

Ya, sudah genap seminggu Dionna bolos belanja gara-gara persiapan pernikahannya dengan Alaska, apalagi semua pakaian-pakaiannya masih bersemayam dirumah orangtuanya. Dikoper itu hanya terdapat beberapa baju yang sama sekali tidak cocok dengan stylenya.

Karena ditimpa keadaan terpaksa, Dionna akhirnya mengenakan set Dior yang ia beli tiga minggu yang lalu.

Wanita itu tersenyum menatap pantulan dirinya didepan cermin. "Sudah kuduga, mau pakai pakaian apapun aku tetap cantik." katanya lalu memoleskan lipstik dibibirnya.

Sambil melirik jam yang terpajang didinding, sudah menunjukkan pukul 10. Sekiranya pusat perbelanjaan sudah dibuka dijam seperti ini.

"Waktunya Shopping !" Seru Dionna penuh semangat

•••

"Mau kemana ?" tanya Alaska tanpa mengalihkan pandangannya dari macbook, cepat sekali ekor matanya menyadari kehadiran Dionna tanpa melihat .

"Apalagi kalau bukan shopping ! sudah lama aku tidak shooping." Jawabnya riang

Alaska akhirnya mengalihkan pandangannya kearah jam tangan yang melingkar ditangan kanan lalu menatap Dionna "Masih terlalu pagi untuk belanja." Entah apa maksud dari ucapan itu.

"Lalu ?"

Alaska menghela napas lalu bangkit dari duduknya "Biar ku antar."

"Serius ? Kau akan mengantarku belanja ?" Mata Dionna makin berbinar.

"Aku suamimu. Hal yang wajar saat suami mengantar istrinya berbelanja." Katanya bijak dan itu semakin menyulut kesenangan Dionna hingga kedua sudut bibirnya semakin lebar terbuka

"Ohh-- itu bagus. Kau memang suami yang baik." Kata Dionna sambil menepuk pelan pundak Alaska

•••

"Alaska , stop disini."

"Sabar Dionna ."

Dionna tidak peduli lagi dengan Alaska, dengan tergesa ia membuka sabuk pengamannya lalu turun dari mobil Alaska yang baru memasuki area parkiran pusat perbelanjaan, tidak mau menunggu suaminya sampai selesai memarkirkan mobilnya.

"Alaska ! kalau mau mencariku, aku ada dilantai paling atas " teriaknya sambil berlari karena lupa memberitahu suaminya .

Begitu turun dari mobil Dionna bergegas naik kelantai tempat dimana barang-barang kesukaannya berada. Belum sampai 5 menit kedatangannya ditoko itu, tangan Dionna sudah pegal membawa kantung belanja yang jumlahnya hampir 15 kantung. Sebenarnya Diona ingin membeli beberapa sepatu lagi, tapi apalah daya tangannya sudah tak muat untuk membawanya.

Ia sendiri meruntuki dirinya karena tak mau menunggu Alaska sampai selesai memarkirkan mobilnya , alhasil batang hidung mancung lelaki itu belum juga nampak disekitar toko.

Dionna jadi teringat sebelum dia menikah, ia selalu membawa supir atau orang-orang Papanya untuk pergi belanja yang kegunaannya adalah membawa barang-barang Dionna hingga ia tidak kerepotan membawa belanjaannya seperti sekarang ini.

"Apa aku telpon Alaska saja ? " gumam Dionna sudah teringat akan suaminya setelah jari jemarinya dirasa pegal membawa belanjaannya.

Baru saja mengeluarkan ponselnya , mata tajam Dionna sudah lebih dulu menangkap benda yang memancarkan kilaunya melebihi sinar mentari pagi itu.

Insting seorang Dionna selalu tepat, kedua tungkainya memacu cepat menuju pusat perhiasan branded yang harganya mencapai ratusan jutaan rupiah.

Tenang.

Ada kartu unlimited Alaska.

Langkah Dionna semakin lebar, kilau dari cincin berlian yang dipajang dietalase toko menariknya kuat seperti magnet.

"Ohh--cincinku, tuanmu akan segera menjemputmu pulang."

Dilantai yang sama, Alaska baru saja keluar dari lift sesuai petunjuk terakhir Dionna bahwa perempuan itu berada dilantai paling atas dan sekarang Alaska sudah berada disana namun wanita yang dicari keberadaannya entah ada dimana. Saat ini dalam layar ponselnya tertera sedang menelpon sang istri, tiga kali Alaska menghubungi lagi-lagi tak ada jawaban disana.

"Hey PENCURI ! Berikan cincin itu padaku ! Aku sudah memesannya kemarin !"

"Tidak bisa ! Kau hanya memesannya tapi aku yang lebih dulu membayarnya ! Cincin ini sudah jadi milikku !"

Suara pertengkaran itu cukup mengganggu ditelinga Alaska namun Alaska tidak peduli, fokusnya sekarang yaitu menemukan Dionna .

"Wanita memang selalu memperebutkan hal-hal tidak berguna." Gumam Alaska lalu berjalan lurus mengabaikan keributan yang sudah ramai dikerubungi pengunjung lain.

Plak !

Suara tamparan berhasil membuat atensi Alaska untuk melirik sebentar seperti apa panasnya keributan itu, namun ketika netranya menemukan seorang wanita yang sedang ia cari ada disana. Seketika matanya membulat lebar.

Dionna memegangi pipinya yang baru saja ditampar. Ditatapnya wanita yang sedang tertawa sinis setelah menamparnya.

Apa Dionna menangis ? Tidak.

Plak !

Satu kali.

Plak !

Dua kali .

Dionna menyeringai. "Bagaimana ? sakit ? atau kau mau lagi ?" Para pejaga toko yang ada disana, hanya diam tak bertindak apapun, tapi mereka tampak panik.

Mereka sebenarnya ingin bertindak tapi takut karena salah seorang diantaranya merupakan putri seorang mentri dinegara itu.

Mata wanita yang baru saja ditampar Dionna memerah, ia marah. Dionna baru saja memukulnya dua kali, sedangkan ia baru sekali.

Jangan pernah meremehkan Dionna dalam urusan balas dendam, sekali membuatnya tersakiti maka Dionna akan membalasnya berkali-kali lipat sakitnya.

"Kau yang lebih dulu menamparku, maka rasakan pembalasanku !" Dionna tersenyum meremehkan lalu mengangkat tangannya diudara hendak memukul wanita itu lagi.

"Hentikan ! Apa yang kau lakukan ?!" Alaska tiba-tiba muncul diantara kerumunan orang lalu mencekal tangan Dionna.

"Al ? Alaska ? Kau benarkan Alaska ? Jadi kau mengenal wanita ini ?" tanya wanita itu yang ternyata mengenal Alaska tapi Alaska tidak merespon, dia hanya menatap wanita itu sebentar lalu mata tajamnya kembali fokus pada Dionna.

"Nona, apa kau ingin diseret kekantor polisi ? Kau baru saja menaniaya seseorang hanya karena sebuah cincin !"

Dionna terperangah, Alaska, lelaki ini adalah Alaska Krisan suaminya . Bagaimana bisa ia mempermalukan dan memperlakukan istrinya seperti ini didepan banyak orang ? Apa sekarang Alaska sedang membela wanita itu ?

"Lepaskan tanganku !" Dionna menghempaskan tangannya yang dicekal Alaska. " Aku tidak akan menganiayanya hanya karena cincin itu ! Perempuan itu yang lebih dulu menamparku dan aku hanya membalasnya !"

"Tapi Al, dia menamparku dua kali." Adunya lalu mendekati Alaska.

Kini Alaska berbalik menatap wanita itu "Vanesa, apa kau lebih dulu menamparnya ?"

Wanita itu bernama Vanesa Arkatama, putri salah satu mentri yang merupakan kenalan Alaska sewaktu kuliah mereka mengambil jurusan yang sama hingga membuat mereka sedikit akrab -- hanya sedikit.

Vanesa mengangguk "Dia mencuri cincinku makanya aku menamparnya."

"Mencuri ?"

"Rupanya mulutmu benar-benar harus ditampar sampai gigi-gigimu rontok !" Dionna sudah maju ingin menghajar wanita itu, namun Alaska menghadangnya.

"Hentikan Dionna !" Alaska membentaknya cukup kuat hingga membuat Dionna terdiam namun kalimat yang diucapkan Alaska selanjutnya membuat wanita itu hampir menjatuhkan rahangnya

"Vanesa, minta maaf padanya. Kau lebih dulu menganiayanya." Pernyataan Alaska tak kalah mengejutkan hampir membuat Dionna menggigit ujung lidahnya.

"Memangnya dia siapa sampai aku harus minta maaf pada wanita kasar dan tidak tahu diri ini ?" Imbuhnya sarkastik.

"Karena dia ISTRIKU ."

1
Mamimi Samejima
Jangan biarkan kami terlalu lama menunggu next chapter 🥺
Sindi S Mahulauw'Riry
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!