Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.
Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.
Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.
Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 PANTAI I
Sabtu pagi yang cerah, Andini terbangun lebih awal dari biasanya. Suara detak jam di samping tempat tidur mengingatkannya bahwa hari ini adalah hari yang sudah dia tunggu-tunggu. Pagi itu, dia dan kedua sahabatnya, nana dan Sofi, sudah merencanakan untuk pergi jalan-jalan ke pantai yang terletak tidak terlalu jauh dari asrama mereka.
Setelah mandi dan sarapan cepat, Andini berkata kepada nana dan sofi, memastikan semuanya siap untuk berangkat.
"Aku udah siap, tinggal nunggu nana dan sofi "ujar nya " yang masih tidur panjang"
Ketiganya tinggal di asrama yang terletak di pinggiran kota, dekat kampus. masing-masing membawa tas kecil berisi perlengkapan pantai. handuk, sunscreen, dan camilan.
“Lama banget, Sofi! Kita nggak sabar nih!” Andini berkata dengan tertawa, melihat Sofi yang akhirnya keluar dari asrama dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih mengantuk.
“Aduh, maaf! Tadi ketiduran, jadi buru-buru deh. Tapi ini pasti seru kan? Pantai di akhir pekan!” jawab Sofi, terlihat ceria meski matanya masih sedikit berat.
Nana, yang selalu penuh energi, langsung mengajak mereka untuk masuk ke mobil. "Yuk, cepat! Kita bisa sampai lebih cepat kalau kita berangkat sekarang!" katanya sambil membuka pintu mobil dan duduk di kursi depan.
Setelah perjalanan yang cukup lancar, sekitar satu jam kemudian mereka sampai di pantai yang sudah mereka tuju. Pantai itu tidak terlalu ramai, sebuah tempat tersembunyi yang hanya dikenal oleh sebagian orang lokal. Begitu mereka turun dari mobil, angin laut yang segar langsung menyambut mereka.
Andini menghirup dalam-dalam udara segar, merasa senang bisa berada di tempat yang jauh dari keramaian kota. "Ah, akhirnya! Ini yang aku butuhkan setelah seminggu penuh tugas kuliah, dan kerjaan kantor " katanya sambil tersenyum lebar.
Nana sudah tidak sabar untuk langsung berlari ke pasir, "Ayo, ayo, kita jalan ke tepi laut! Aku mau basah-basahan!"
Sofi, yang lebih santai, hanya tertawa dan duduk di bawah payung yang sudah mereka siapkan. "Kalian aja yang bermain di air, aku cukup duduk santai di sini sambil menikmati pemandangan."
Andini dan Nana berlari menuju pantai, kaki mereka menyentuh pasir yang lembut dan dingin. Ombak kecil datang menerpa kaki mereka, dan mereka tertawa lepas menikmati momen itu. Andini merasa begitu bebas dan ringan, seolah-olah semua kecemasan tentang tugas dan pekerjaan kantor menghilang begitu saja.
Setelah beberapa saat, Nana mengajak Andini untuk bermain frisbee, permainan favorit mereka saat liburan. Mereka berlari ke sana kemari, saling melempar frisbee dan tertawa bersama. Andini tidak merasa peduli jika sedikit basah atau lelah. Rasanya, semua itu adalah bagian dari kebahagiaan yang mereka rasakan di pantai itu.
Tak lama kemudian, mereka duduk kembali di bawah payung besar, di mana Sofi sudah menyiapkan makanan ringan, keripik, buah potong, dan air kelapa muda yang menyegarkan. Andini mengambil satu gelas dan mengangkatnya ke udara.
"Untuk liburan singkat yang menyenangkan!" serunya, diikuti oleh teriakan suka cita dari Nana dan Sofi.
Mereka mengobrol sambil menikmati makanan, berbicara tentang berbagai hal, mulai dari dosen yang menyebalkan, rencana masa depan, hingga impian-impian mereka setelah lulus.
Momen kebersamaan itu terasa sangat berharga bagi Andini. Di tengah kesibukan mereka sebagai mahasiswa, waktu seperti ini memberikan rasa damai dan kedekatan yang tak bisa digantikan.
Sambil menikmati matahari yang perlahan terbenam, mereka duduk di tepi laut, mendengarkan suara ombak yang berdebur. "Kalian tahu nggak? Aku merasa lebih dekat sama kalian sekarang. Setelah kuliah yang sibuk dan segala hal, aku bersyukur punya teman seperti kalian," kata Andini dengan penuh rasa terima kasih.
Nana dan Sofi tersenyum, Sofi kemudian berkata, "Iya, kita mungkin sibuk, tapi momen seperti ini nggak bisa tergantikan. Kita harus lebih sering pergi ke tempat seperti ini, biar nggak lupa untuk menikmati hidup."
Mereka berdua mengangguk, dan ketiganya duduk bersama, menyaksikan matahari tenggelam di balik horizon laut. Seiring dengan suasana yang semakin senja, Andini merasa begitu damai. Mereka mungkin hanya tiga sahabat yang sedang menikmati waktu bersama di pantai, tetapi bagi Andini, itu adalah momen yang akan selalu dia ingat, momen di mana persahabatan, ketenangan, dan kebahagiaan hadir begitu sempurna.
Saat akhirnya mereka berkemas untuk pulang, Andini menoleh sekali lagi ke pantai yang sudah mulai sepi. "Terima kasih, ya, buat hari yang luar biasa ini," ujarnya, penuh rasa syukur.
Sofi dan nana hanya tersenyum, dan Nana menjawab, "Kapan-kapan kita ulang lagi, Andini. Liburan singkat ini benar-benar membuat kita segar kembali." seru nana