Mia Pranata, seorang gadis yang sangat mencintai seorang pria bernama Azka Abraham Williams.
"Aku tulus mencintainya, hingga aku terus bertahan. Namun, kamu telah melempar kotoran ke wajahku, maka di titik itu aku menyerah," Mia Pranata.
Mia adalah gadis ceria yang selalu ada di sisi Azka setiap hari, hingga membuat Azka menjadi jengah dengan apa yang Mia lakukan. Makian dari Azka pada akhirnya membuat Mia pun menjauh.
Azka kini merasa kehilangan perhatian Mia, sehingga membuat dirinyalah yang mendekati Mia. Apakah Mia akan menerimanya kembali setelah semua yang terjadi? ataukah Mia akan menjauh dari Azka selama-lamanya?
Disini juga akan dilanjutkan cerita David Asher dan Alvin Frederick yang berawal dari novel "Amelie Sang Penjaga Jodoh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DAVID DAN EMMA
Meskipun David meminta Emma untuk meminta seseorang mencari wanita di perempatan jalan, namun ia sendiri juga mencari. Kalau Emma sampai tahu, asistennya itu pasti akan menggerutu karena memberikannya pekerjaan yang atasannya itu bisa melakukannya sendiri.
David memarkirkan mobilnya agak jauh, kemudian ia berjalan menuju toko kue Pretzel. Ia masuk ke sana dan memesan secangkir kopi sambil melihat ke arah jalan raya. Ia sengaja mencari tempat duduk yang dekat dengan jendela dan dekat dengan pintu keluar agar ia bisa bergerak cepat.
David melihat seorang wanita dengan celana panjang berwarna hitam dan topi, juga menyilangkan sebuah tas kecil di tubuhnya, hendak menyeberang jalan. Ia hanya melihat dari arah belakang, tapi sepertinya itu adalah wanita yang semalam.
Ia langsung keluar dari toko kue, kemudian mengikuti wanita itu. Wanita itu berjalan perlahan, persis dengan jalan yang dilewati wanita itu kemarin. Untung saja David sudah memarkirkan mobilnya hingga ia bisa benar benar membuntuti wanita itu.
Saat mereka sampai di sebuah gang sempit, tiba tiba wanita itu berhenti bergerak. Ia langsung menoleh ke belakang, membuat David yang mengikutinya tiba tiba berdiri sambil melihat ke arah wanita itu.
"Emma?"
"Apa yang sebenarnya kamu lakukan di sana?" tanya Emma kesal. Ia diminta mengikuti seorang wanita, tapi ternyata malah dia yang merasa diikuti sejak dari perempatan lampu merah.
"Aku mengira kamu adalah wanita itu, jadi aku mengikutimu," ucap David.
"Kalau kamu bisa mengikutinya sendiri, kenapa harus meminta aku melakukannya?" gerutu Emma. Ia benar benar kesal saat ini. Seharusnya malam ini ia bertemu dengan kekasihnya, tapi malah diberi tugas yang tidak jelas sama sekali oleh atasannya ini.
"Lalu, apa kamu berhasil mengikutinya?" tanya David.
"Kamu berani bayar berapa?"
"K-kamu .... aku sudah memberikan gaji yang besar padamu, kamu masih saja mau memerasku," gerutu David.
Emma terkekeh. Ia bersikap layaknya teman jika berada di luar jam kantor. Emma mulai bekerja di Perusahaan Asher sejak ia pernah menolong Diva yang hampir saja tertabrak mobil.
"Ia ada di sebuah club tidak jauh dari sini," ucap Emma. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, kemudian memperlihatkan pada David.
"Bagaimana kamu bisa melacaknya?" David seketika terkagum kagum dengan apa yang dilakukan oleh Emma.
"Tentu saja ... Emma!" ucap Emma dengan narsis, sementara David mencebik kesal.
"Apa yang ia lakukan di sana?" tanya David.
"Aku tidak tahu. Baru aku ingin menyusulnya ke sana, eh sudah ada gangguan," Emma melirik ke arah David yang tidak menampakkan rasa bersalah sama sekali.
"Aku pinjam ponselmu ya," pinta David.
"Eh ... jangan! nanti kalau kekasihku menelepon dan kamu yang mengangkat, bisa putus aku. Berikan saja ponselmu padaku," dengan cepat Emma meraih ponsel David dan menginstal suatu aplikasi. Setelah memasukkan beberapa kode, ia memberikannya kembali pada David.
"Wah, kamu hebat Em! Sepertinya mulai besok kamu bisa merangkap kerja di bagian IT perusahaan," Emma memutar bola matanya malas. Ia kini merasa salah telah menunjukkan salah satu kelebihan yang ia punya pada David.
"Kalau begitu, aku pulang ya. Aku mengantuk," ujar Emma.
"Baiklah. Maaf aku tidak bisa mengantarmu."
"Siapa juga yang mau di antar," ungkap Emma kesal.
David langsung pergi menuju titik yang ditunjukkan oleh ponselnya, meninggalkan Emma di sebuah coffee shop yang berada tak jauh dari club tersebut.
*****
Suara dentuman musik, cahaya remang remang dari bola berputar di langit langit dan aroma alkohol yang begitu menyeruak, serta goyangan para pria dan wanita yang mereka lakukan dalam keadaan antara sadar dan tidak.
David masuk ke dalam club tersebut dan mulai mencari. Ketika matanya jatuh pada seorang wanita dengan pakaian berwarna hitam dan rok sepan di atas lutut. Ia sedang membawakan nampan berisi minuman ke sebuah meja yang penuh dengan pria yang tengah mabuk.
Para pria itu mencoba menyentuh tangan, kepala, serta tubuh Wanita itu, membuat David mengeram kesal. Ia mengepalkan tangannya dan ingin menghampiri meja tersebut.
"Cantik, temani kita di sini ya," ucap seorang pria yang kini tengah mabuk.
"Anda mau yang tipe seperti apa? nanti saya carikan."
"Aku tidak mau yang lain, aku hanya menginginkan kamu. Bagaimana kalau kita pergi sekarang ke hotel. Aku akan memberikan pelayanan yang terbaik untukmu, cantik," pria itu semakin mendekat dan ingin memeluk serta mencium wanita itu.
Namun,
bughhh !!!
Aahh tapi menurut ku percuma juga tuh cewek pergi jauh-jauh kalo hujung2 nya pasti akan bersatu lagi,Dengan sedikit kata2 maaf dan penyesalan Azka,Pasti tuh cewek bakalan cepet luluh,Udah bisa ketebak Alurnya..