seorang anak yang bermimpi untuk menjadi penulis,namun anak itu terus berperang dengan pikirannya hingga dimana bencana waktu membuatnya hidup di tubuh seseorang namun dia hidup di cerita yang dia buat saat menjadi penulis dengan alur penuh kejutan dari takdir yang kosong.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19~ Pertarungan Jalan Keluar di temukan
Apa yang kau lakukan?! Kau pikir kau bisa melawan aku dengan trik ini?” teriak Joker, suaranya mulai menunjukkan tanda-tanda frustrasi.
Namun, Syecrit mode tetap tenang. “Kau terlalu banyak bicara, Joker. Fokuslah pada pertempuran, atau kau akan menyesal.”
Pertempuran itu semakin mengguncang tempat mereka bertarung, bahkan sampai terdengar oleh Rahel dan Lion yang masih sibuk melawan As di kejauhan.
Rahel, yang sedang melancarkan serangan sihirnya, sempat melirik ke arah pertarungan itu , terkejut melihat intensitas pertempuran mereka.
“Apa yang terjadi di sana?!” Rahel bertanya, berusaha menjaga fokusnya.
Lion, yang menangkis serangan As, mengangguk ke arah Kyio.
“Sepertinya Kyio akhirnya menunjukkan kekuatan sebenarnya. Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat dan membantunya.”
Sementara itu, Syecrit mode terus mendesak Joker. Serangan demi serangan Kyio menjadi lebih presisi dan mematikan. Rantai-rantai hitam milik Joker mulai terlihat rapuh, dan Joker, yang semula penuh percaya diri, kini terpojok.
“Kau pikir kau bisa menang hanya karena kau punya mainan terbang itu?” Joker masih berusaha membual, meski serangannya mulai kehilangan kekuatan.
Syecrit mode , yang kini berada di atas angin, hanya tersenyum tipis. “Bukan masalah alat, Joker. Ini soal siapa yang tahu kelemahan lawan.”
Dengan satu gerakan cepat, Syecrit mode melompat dari hoverboard-nya dan berputar di udara, menyerang dengan benang energi Syecrit yang menebas rantai-rantai Joker hingga hancur berkeping-keping.
Joker, yang menyadari situasi semakin buruk, mencoba bertahan, tapi serangan Syecrit mode terlalu cepat dan tepat sasaran.
Dalam sekejap, Syecrit mode muncul di belakang Joker, belati di satu tangan, sementara tangan satunya memegang pistol sihir yang ia tarik dari saku Syecrit. Joker tak sempat bereaksi.
Kyio menodongkan pistol sihir itu tepat di punggung Joker. “Kau bicara terlalu banyak, Joker. Sekarang, kubalikan sihirmu kepadamu sendiri.”
Dalam satu tembakan cepat, sihir kuat yang terhimpun dalam pistol itu meledak keluar, menembus tubuh Joker. Joker hanya sempat mengeluarkan teriakan singkat sebelum darah muncrat dari seluruh tubuhnya, mengotori tanah dan pakaian Kyio.
Tubuh Joker bergetar, lalu meledak dalam semburan darah, meninggalkan genangan darah merah gelap di sekitar Kyio yang masih berdiri tegap di atas hoverboard-nya.
Hujan darah itu membasahi tubuh Syecrit mode , sementara Syecrit berkilauan dalam cahaya malam. Syecrit mode menyeka wajahnya dengan tenang, dan dengan tatapan kosong, ia menatap sisa-sisa tubuh Joker yang berserakan.
“Pertarungan selesai,” ucapnya pelan, suaranya dingin namun penuh keyakinan. Hoverboard Syecrit turun pelan ke tanah, diiringi suara desingan lembut.
Pertempuran yang berat akhirnya berakhir, dan kembali ke wujud Kyio tetapi bahwa masih ada musuh yang lebih kuat menunggu di tempat lain.
“ aku yakin di bisa mengalahkan dengan mudah, di memiliki potensi.”
Pertarungan Rahel dan Lion melawan As terus berlangsung dengan intensitas yang memuncak. Setiap serangan mereka seakan tidak berarti.
As, dengan kekuatan yang menakutkan, mematahkan serangan-serangan mereka dengan mudah, bahkan balik melancarkan serangan fatal yang membuat Lion dan Rahel kesulitan bertahan.
“Maaf, Rahel,” ucap Lion, napasnya tersengal. “Sepertinya hari ini benar-benar menyenangkan.”
Lion melangkah maju, menatap As dengan tatapan tajam. Dia tahu risiko ini bisa menjadi akhir hidupnya. Dengan tegas, dia menoleh ke Rahel yang mencoba mengejarnya. “Tetap di posisimu yang aman! Jangan mendekat!” serunya.
Rahel menahan napasnya, namun hatinya teriris. Dia tahu apa yang akan terjadi jika Lion terus maju sendirian.
Dari balik pohon, Kyio mengawasi pergerakan mereka dengan tajam. Dia tahu mereka tidak akan bertahan lama jika terus menerima serangan mematikan As. Tanpa ragu, Kyio menyiapkan peluru sihir penyembuh di tangannya, membidik dengan tepat ke arah Lion.
Dalam hitungan detik, peluru itu meluncur, menembus udara, dan menyatu dengan tubuh Lion, memberinya energi untuk terus bertarung.
Namun, serangan sihir As tidak main-main.
Racun kuat yang tertanam dalam setiap pukulan As membuat tubuh Lion terasa terbakar dari dalam. Namun anehnya, meskipun rasa sakit terus mendera, tubuhnya terasa lebih ringan, seolah-olah diberikan kekuatan misterius untuk terus bergerak maju.
“Ini adalah kesempatan,” bisik Lion dalam hati.
Jarak yang tepat untuk menyerang telah tercapai. Lion dan Rahel serempak mengeluarkan serangan sihir terkuat mereka.
As menanggapi dengan senyuman dingin, mengeluarkan sihir kematiannya yang mencekam. Udara di sekitar mereka seakan terhisap ke dalam kegelapan yang diciptakan oleh kekuatan As.
Namun, Lion tidak gentar. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi. Dengan tenang, dia menatap Rahel, hatinya berat namun penuh ketegasan.
“Rahel... terima kasih sudah membantu hingga sejauh ini,” ucapnya pelan namun penuh makna.
Rahel terperangah. Dia tahu apa arti kata-kata itu. “Lion, jangan!” teriaknya, namun Lion sudah memutuskan.
Dengan tenang, dia melafalkan teknik terakhirnya, “Still Waters at Life’s End”- sebuah sihir kuat yang memakan energi kehidupan penggunanya.
Cahaya biru yang melingkupi tubuh Lion semakin terang, sementara Rahel hanya bisa menatap dalam ketakutan.
Air mata menggenang di matanya. “Jangan lakukan ini!” Rahel berteriak, namun suaranya tenggelam dalam deru ledakan sihir.
Kyio, yang mengamati dari balik pohon, merasa bahwa ini bukan waktu untuk diam.
Dalam hitungan detik, dia berhasil menyerap sedikit energi sihir dari pertarungan tersebut, mengubahnya menjadi peluru sihir baru yang mungkin bisa mengubah keadaan.
Ledakan besar terjadi saat serangan mereka bertemu di udara. Cahaya terang menyilaukan, namun dalam hitungan detik, sihir As mulai runtuh. Serangan Lion yang mengorbankan jiwanya terlalu kuat. Sayatan serangannya menghantam As, mengikis tubuh As hingga tak tersisa, meninggalkan bintang-bintang bersinar terang di langit yang terbelah oleh kekuatan dahsyat tersebut.
Lion berdiri sejenak, namun tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan. Dia jatuh berlutut, tangannya gemetar. Tubuhnya perlahan retak, dan ajalnya terasa semakin dekat.
Rahel berlari mendekatinya, menahan tubuh Lion di pangkuannya. Air matanya jatuh ke wajah Lion yang kini tampak tenang.
“Kau tampak sangat cantik hari ini, Rahel. Syukurlah... kau baik-baik saja,” ucap Lion dengan senyum lemah.
Rahel mengguncang kepalanya, menolak kenyataan yang ada di depan matanya. “Jangan... kumohon, bertahanlah! Jangan tinggalkan aku, Lion!”
Lion hanya tersenyum, seolah-olah dia sudah menerima takdirnya. “Sudahlah, Rahel... aku harap, kita bisa bersenang-senang lagi... suatu hari nanti,” ucapnya, tawa lemah keluar dari bibirnya. Perlahan, matanya mulai terpejam.
Rahel berteriak dalam kesedihan. Namun sebelum segalanya berakhir, dari balik pohon, Kyio menembakkan peluru sihir yang telah dia siapkan. Peluru itu tepat mengenai Lion, menyalurkan energi penyembuh ke dalam tubuhnya. Tanpa disadari oleh Rahel, sihir itu menyelamatkan Lion dari ambang kematian.
Rahel menatap Lion dengan air mata yang terus mengalir. Lion sudah berada di titik aman kehidupan, hanya tertidur di pangkuan Rahel. Kyio, dari balik bayangan pohon, tersenyum tipis, lalu berbalik pergi, meninggalkan sepasang kekasih yang telah selamat dari kehancuran.