Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.
Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.
Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.
"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB — 034
Siluman rubah tersebut terus mendekat ke arah Gou Long dan Hauri, lalu dia berkata, “Anak manusia, dari kejauhan aku mencium aroma harum yang bersumber dari sini. Maukah kalian membagi sedikit padaku?”
Suara yang keluar dari rubah ini sangat merdu seperti suara anak gadis berusia delapan belas tahun, Gou Long yang mendengar suara siluman ini berdiri bengong di tempat. Dia terpesona dengan suara indah lagi merdu ini.
“Hei, bodoh! Jangan menghayal, kau mau mati ya! Sudah diingatkan untuk berhati-hati, ini siluman kelas kesatu. Kalau mau mati, teruslah menghayal.” Teriakan dari Hauri, memecah lamunan Gou Long.
“Tidak ... tidak ... jangan takut! Aku tidak berniat menipu anak manusia ini, juga tidak berniat untuk berkelahi. Aku hanya tergiur dengan bau harum tadi, dan membuat selera minum darahku menghilang,” ucap siluman rubah itu.
“Lagi pula aku yang seharusnya menghindari kalian, yang satu anak manusia dengan kultivasi Ranah Langit Tahap Awal. Tapi, memiliki kekuatan tempur Ranah Langit Tahap Puncak–dan dirimu–” Rubah itu berhenti sejenak, menatap Hauri.
Dia melanjutkan ucapannya, “Dirimu, makhluk astral dari dunia lain. Ranah kultivasimu sungguh tidak bisa aku ukur, lagi pula masa hidupmu bahkan lebih lama dari umur nenekku. Hi hi hi.” Dia tertawa renyah.
“Mungkinkah aku berani untuk memiliki niat jahat pada kalian berdua?” tanya rubah itu, menegas.
Gou Long berdiri terpaku di tempat, dalam waktu yang sangat singkat Siluman Rubah Ekor Sembilan ini, berhasil menganalisa situasi di tempat itu dengan sangat tepat.
“Kau ... kau ... kau ... mengajak berkelahi ya!” ujar Hauri tiba-tiba, ia menjadi sedikit lebih sensitif ketika masalah usia disebut-sebut.
Begitulah anak gadis tidak dari Ras Manusia, Ras Iblis, Ras peri, bahkan Ras Siluman akan merasakan sensitif bila masalah usia diperbincangkan.
“Aiihh, Cici yang cantik, aku tidak berniat seperti itu, aku hanya ingin mencicipi masakan anak manusia ini,” jawab Siluman Rubah tersebut.
“Sudah! Sudah, kalau memang tidak mau bertarung, lantas apa yang kau inginkan?” Gou Long bertanya dengan gamblang pada rubah itu.
“Kan, sudah aku jelaskan dari awal, aku ingin merasakan makanan yang berbau harum tadi,” jawab Siluman Rubah itu dengan nada sendu.
“Sungguh nasib sial, terlahir sebagai siluman rubah, sudah terkenal karena sifat licik. Sehingga, setiap kejujuran pun tidak ada yang percaya,” sambung Siluman Rubah itu.
Mendengar keluh-kesah tersebut, Gou Long tertawa sejenak, sedikit ragu-ragu dia berkata, “Baiklah, aku percaya bahwa kau mau makan masakan tadi. Jadi kau, benar-benar mau makan? Kalau iya, ada syaratnya.”
“Apa syaratnya? Akan aku pertimbangkan syarat itu.”
“Syaratnya mudah, kau harus ikut denganku, dan mengikat kontrak jiwa denganku,” jawab Gou Long, sambil tersenyum licik.
“Hai ... hai ... rasanya semenjak naik ke Ranah Langit, bukan hanya kultivasimu yang meningkat, tapi otakmu juga,” ejek Hauri.
“Baik, aku setuju.” Tanpa pikir panjang Siluman Rubah itu langsung setuju.
Tidak dapat menahan rasa penasaran, Hauri bertanya, “Kenapa Siluman Rubah kelas kesatu seperti dirimu, langsung setuju dengan persyaratan bocah konyol ini?”
“Mudah saja, kenapa Cici juga mau ikut dia yang bahkan berada pada ranah kultivasi jauh di bawah Cici?” jawab rubah itu, balas bertanya.
Jawaban yang sangat singkat dan mudah, tapi di balik jawaban ini tampak nyata analisa yang mendalam terhadap suatu perkara yang dilakukannya, sungguh rubah yang sangat cerdas.
Hauri terpaku ditempat, tidak bisa berkata apa-apa. Jawaban yang diberikan sang rubah lebih tepat dia sendiri yang menjawabnya, dan dia lebih mengerti dari siapapun kenapa dia mengikuti Gou Long.
Tidak dapat dipungkiri, dengan ikut bersama Gou Long kelak mereka akan memperoleh keuntungan yang tak terhingga.
Alasannya, usia Gou Long masih sangat muda, kecerdasannya juga di atas rata-rata, potensi untuk merajai Dunia Persilatan sungguh besar. Bahkan, bukan hanya Dunia Persilatan, bisa saja dia merajai Dunia Siluman dan Peri, maka untuk saat ini pilihan untuk mengikutinya adalah hal terbaik.
“Baiklah, kalau kau setuju, ulurkan telapak kaki depanmu kepadaku!” Gou Long berkata memecah keheningan yang dituruti oleh Siluman Rubah Ekor Sembilan.
Gou Long langsung mengumpulkan semangat, tangannya bergerak membentuk segel-segel unik di udara. Segel berwarna kehijauan terlihat samar, Gou Long menempelkan segel itu di telapak kaki kanan rubah tersebut.
Segel itu terserap ke dalam kulit halus siluman rubah lalu menghilang, dengan begitu kontrak jiwa antara Gou Long dan Siluman Rubah itu pun telah resmi berlaku.
Siluman Rubah itu tidak akan berani melanggar kontrak atau membahayakan Gou Long kelak, andai dia melanggar, jiwanya akan lenyap lalu mati dan tidak akan pernah terlahir kembali.
Setelah menyelesaikan kontrak, bentuk Siluman Rubah Ekor Sembilan itu tiba-tiba mengecil sebesar anak kucing yang mulai beranjak dewasa. Ekor yang berjumlah sembilan juga bersisa satu.
Dia sengaja mengubah bentuk lebih mungil, dan imut seperti itu. Ia bergerak lincah lalu hinggap di atas bahu Gou Long.
Guna memenuhi persyaratan kontrak jiwa dengan Siluman Rubah, Gou Long segera menangkap ikan lain dari sungai, memasak, dan membakar ikan-ikan itu, bau harum memenuhi udara. Gou Long dan hauri yang sudah makan tadi, ikut merasakan lapar dan berselera.
Di akhir dari penghujung malam itu, mereka makan dengan lahap. Siluman Rubah Ekor Sembilan yang kekenyangan bergerak dan terus dengan santai dia masuk ke dalam jubah Gou Long. Ia tertidur di sana dengan tangan Gou Long sebagai kasur.
Hauri juga menghilang dan kembali ke bentuk tato di lengan kanan Gou Long, setelah berpesan agar jangan panggil dia esok hari.
Ditinggal sendirian, tanpa lawan bicara, Gou Long hanya bisa menghela nafas. “Kenapa kau menghela nafas begitu?” Tiba-tiba terdengar suara bertanya pada Gou Long, yang membuat Gou Long sedikit terkejut.
“Kau tidak jadi tidur?” Gou Long balas bertanya. Saat itu, rubah ekor sembilan sudah naik ke atas bahu Gou Long kembali.
“Tidak, helaan nafas mu terdengar jelas di telinga ku tadi. Hemm, Kau belum mengenal diriku, kan! Walaupun aku seekor rubah. Aku juga punya nama, aku bernama Eira–artinya musim salju, kulitku yang seputih salju. Sehingga sangat cocok namaku, Eira. Kau pasti punya nama, kan? Siapa namamu?” Eira mulai berbicara, dan bertanya hal-hal mendasar pada Gou Long.
“Aku bernama Gou Long, aku hanya sedang memikirkan banyak hal, terutama bagaimana agar segera keluar dari Hutan ini. Aku tinggal di hutan bukan karena kesengajaan, tapi hukuman dari salah satu pengurus di sekte yang aku tempati.” Gou Long menjelaskan.
“Hal itu kurasa tidak perlu kau risaukan, aku akan bersamamu. Aku sudah tinggal di sini ratusan tahun. Aku tahu banyak jalan untuk keluar dari hutan ini, salah satunya melalui sungai yang kau telusuri. Kalau kita terus berjalan lewat sungai ini sehari lagi, kita akan berada di luar hutan.”
“Sangat bagus! Aku masih penasaran, katakan dengan jujur, kenapa kau mau mengikutiku, dan melakukan Kontrak Jiwa denganku?” Gou Long bertanya karena penasaran, dia benar-benar tidak bisa mendapatkan alasan yang tepat.
Menurut Gou Long, hal ini sangat tidak masuk akal, karena makanan. Siluman Rubah Ekor Sembilan dengan tingkatan kelas kesatu mau mengikuti, dan mengikat kontrak jiwa dengannya.
Pasti ada hal lain, yang mendorong siluman rubah ini, menerima persyaratan Gou Long.
Terima kasih ini saah satu novel yang baik.
/Facepalm/