Novel ketiga author. Komedi Romantis.
Dera, mahasiswa cantik yang mengidolakan seorang pengusaha muda tampan dan terkenal bernama Zayn Wiguna. Namun, Dera harus mengubur dalam-dalam perasaannya, saat Zayn memutuskan bertunangan dengan kekasihnya.
Patah hati membuat hidup Dera berantakan, hingga tanpa sengaja ia justru terjebak dalam situasi yang memaksanya menikah dengan Zayn. Saat Dera tak bisa menghindar, sifat asli Zayn mulai terbongkar, Semua yang ditampilkan di media hanyalah kepalsuan. Dera juga baru mengetahui fakta bahwa Zayn adalah kakak kandung Zayyan, laki-laki yang selama ini dengan tulus mencintainya.
Mampukah Dera mempertahankan perasaannya pada Zayn, atau justru ia akan berpaling pada Zayyan yang jelas-jelas tulus mencintanya?
Sebelum membaca novel ini, disarankan membaca novel author sebelumnya dengan judul *My Amazing Husband* dan juga *Menikahi Anak Sopir*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Pertemuan keluarga yang sangat tegang di bawah ternyata sedang membahas Kak Dion sepupuku yang menghamili kekasihnya, Kak Yumna. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa mereka berdua sampai melakukan hal terlarang itu.
“Ma, terus mereka akan menikah atau bagaimana, Ma?” Aku menatap wajah Mama yang tengah memangku kepalaku.
“Kakek kamu awalnya mau menggugurkannya, tapi kita semua menentangnya karena anak itu tidak berdosa,” kata Mama sambil mengusap rambutku, pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong.
“Lalu, Kakek setuju, Ma?” Aku sangat tahu Kakek orang yang bagaimana, sekalinya membuat keputusan, tidak mungkin bisa diganggu gugat.
“Mama juga nggak tahu karena Mama langsung bawa kamu ke sini tadi, Mama nggak suka sikap Kakek yang terlalu memaksa, Sayang. Daripada nanti mendengar keputusan Kakek yang menyakitkan, lebih baik mama tidak dengar.” Kulihat Mama menghapus air matanya.
Tok, tok, tok.
“Siapa?” tanyaku tanpa berusaha bangun dari posisiku, karena kupikir mungkin itu pembantu yang mencari Mama.
“Aku, Ra. Boleh aku masuk?” Kudengar suara Kak Zayn yang ada di balik pintu kamarku.
“Iya, Kak. Masuk aja!” sahutku.
Kak Zayn lalu masuk ke kamar, sedangkan aku bangun dari posisi tiduran di pangkuan Mama.
“Mama temui papamu dulu ya, kalian sudah sarapan?” tanya Mama yang kini berdiri hendak meninggalkan kamarku.
“Udah kok, Ma. Aku cuma ambil barang aja kok,” jawabku.
“Kalian nggak nginep malam ini?” tanya Mama yang sudah bangun dari ranjangku.
“Ya, aku mau sih Ma, tapi ….” Aku melirik Kak Zayn yang kemudian menatapku..
“Iya, Sayang. Mama paham kok.” Mama kemudian berjalan mendekati pintu kamarku.
“Em, kita ke pulang besok aja, Ra,” kata Kak Zayn yang kemudian duduk di sofa.
“Aku nginep, Ma.” Aku menghambur memeluk Mama, rasanya aku lupa kalau aku bukan anak kecil lagi.
“Ya sudah. Mama ke bawah dulu ya.” Mama mengusap kepalaku, lalu keluar dari kamarku.
Setelah Mama pergi, aku mendekati Kak Zayn yang duduk di sofa.
“Gimana Kak? Apa yang Kakek bicarakan tadi?” tanyaku yang kini sudah duduk di sampingnya.
“Sepupumu akan menikah satu minggu lagi,” jawab Kak Zayn sambil memainkan ponselnya.
“Jadi Kakek setuju?” Aku menyandarkan siku kiriku ke sofa untuk menopang kepalaku, lalu aku mengintip apa yang dilakukan Kak Zayn dengan ponselnya.
“Memang kenapa harus tidak setuju?” tanya Kak Zayn tanpa memandangku, fokusnya tetap pada layar ponselnya.
“Tapi kata Mama, Kakek nggak setuju, Kak.”
“Buktinya sekarang mereka mau nikah.”
Tok, tok, tok.
Aku membuka pintu dan ternyata Mama. Rasanya baru sebentar Mama turun, kenapa sudah ke kamarku lagi?
“Mama, ada apa?” tanyaku masih memegang daun pintu.
“Papa sama Mama mau bicara serius di bawah, apa kamu bisa ajak suamimu turun sebentar?” tanya Mama dengan wajah tegang yang sangat berbeda dengan tdi sebelum keluar dari kamarku.
“Aku kasih tahu Kak Zayn dulu ya, Ma,” jawabku tanpa berani bertanya ada masalah apa lagi.
“Iya. Mama tunggu di bawah ya!” Mama kemudian meninggalkan kamarku.
*
*
*
Saat aku dan Kak Zayn turun dan bergabung dengan mereka, Kak Dion dan mamanya sudah tidak ada di ruang keluarga. Hanya ada Kakek, Papa, Mama dan Om Doni, papanya Kak Dion.
“Karena semua sudah berkumpul di sini. Aku akan langsung saja mengumumkan sesuatu. Sebenarnya, tadi malam aku sudah menemukan anakku dan Aliya, istri pertamaku sebelum menikah dengan mamanya Dera,”kata Papa yang membuatku sangat terkejut. Aku pikir kami akan membahas pernikahan Kak Dion, tapi ternyata malah papaku yang memberikan kejutan ini.
“Maksud Papa?” tanyaku. Sebenarnya aku bisa mendengar jelas tapi aku takut kalau aku salah mengartikan ucapan Papa.
“Dera, sebenarnya, sebelum papa dan mama menikah, papa sudah menikah dengan orang lain,” kata Papa.
“Apa maksud kamu Raffi?” Kakek langsung bersuara dengan keras. Sepertinya Kakek marah dengan apa yang dikatakan Papa.
“Saat Papa memaksaku menceraikan Aliya, ternyata saat itu Aliya sedang hamil.” Papa mere*mas lututnya dengan tatapan yang tak kalah tajam dari mata Kakek.
“Belum tentu itu anakmu,” kata Kakek dengan tegas, jelas sekali raut wajah yang kesal dan tidak suka di mata Kakek.
“Aku sudah bertemu dengannya, Pa, dan aku yakin kalau dia anak kandungku,” balas Papa yang semakin mere*mas-re*mas lututnya.
“Apa dia datang dan meminta uang sama kamu?” Kakek menatap Papa dengan tatapan tajam dan satu sudut bibirnya terangkat seolah mengejek Papa.
“Tidak, dia tidak seperti itu. Aku akan membawanya ke sini untuk memperkenalkan pada kalian semua,” jawab Papa.
Semua terdiam, aku sendiri benar-benar syok dengan kenyataan ini, untungnya ada Mama yang sedari tadi memelukku. Siapa dia? Apa dia laki-laki atau perempuan?
“Apa dia akan mau datang kesini?” Tiba-tiba Kak Zayn bersuara, membuat kami semua menatapnya heran.
“Maksudnya?” tanya Papa.
“Kalau diperhatikan laki-laki itu bukan penggila harta, belum tentu dia mau datang ke rumah ini tanpa alasan yang kuat. Apalagi kalau alasannya hanya untuk berkenalan, aku rasa dia tidak mungkin mau datang.” Kak Zayn mengatakannya seolah dia mengenal siapa anak Papa. Atau jangan-jangan dia memang sudah tahu siapa anaknya Papa?
“Lalu, apa kita akan menghampirinya?” tanya Papa.
“Tidak perlu! Aku yang akan memancingnya supaya dia mau datang!”
♥️♥️♥️
...Nah, Abang Zayn mau ngapain nih?...
...Aku bisik-bisik ke Arsen dulu lah, biar nggak kepo 😅😅😅...
Jangan lupa like, dan komennya ya. Kalau sempat pasti aku balas. Maapkan aku yang sok sibuk ini 🙏🙏
Jangan lupa ritualnya.
Sampai ketemu lagi 😘😘
😏😏😏😏😏
Leh..... ngapain g ambil troli juga....🤦🤦🤦🤦