Istri Big Boss
Seorang laki-laki berusia lima puluh lima tahun, melemparkan foto-foto tanpa busana seorang model wanita kepada putra sulungnya. Emosinya sudah tidak dapat ditahan lagi, rasa kecewanya sudah teramat dalam kepada putra yang menjadi penerus kejayaan bisnis keluarganya.
Zayn, laki-laki yang menjadi sasaran amarah sang papa hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia malu, juga kecewa. Bagaimana tidak kecewa? Kekasih yang seminggu lalu menjadi tunangannya, kini menjadi topik pembicaraan seantero negeri. Wanita yang dicintainya itu, ketahuan media telah melakukan tindakan a*susi*la, yang direkamnya bersama model pria selingkuhannya.
“Kamu lihat, wanita itu! Dari awal papa tidak setuju dengannya, dia tidak mempunyai sopan santun dan tata krama. Untung saja pertunanganmu tidak tercium media, kalau tidak seluruh bisnis kita akan hancur.” Sang Papa yang masih berdiri dengan amarah itu berupaya mengatur napasnya. Pikirannya benar-benar kacau karena ulah sang putra.
“Mas, tenanglah!” Sang istri berusaha menenangkan suaminya. “Zayn, lebih baik kamu batalkan pernikahan kalian!” saran wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda itu.
Zayn berpikir keras, bagaimanapun juga ia sangat mencintai Clara. Tidak ada wanita yang bisa mengalihkan hatinya dari wanita itu. Namun, rasa kecewa di hati terus berperang dengan rasa cintanya. Bingung harus berbuat apa, akhirnya Zayn meninggalkan kedua orang tuanya, mencari ketenangan agar ia bisa berpikir secara logis.
“Lihatlah! Dia benar-benar keras kepala seperti kakeknya!” ucap Elvan, papa Zayn.
“Mas, biarkan dia tenang dulu, ini pasti juga sangat berat untuk Zayn.” Marisa mengusap punggung suaminya, menyalurkan ketenangan pada laki-laki yang begitu dicintainya itu.
“Marisa, aku bersyukur kamu masih menemaniku, kalau tidak, mungkin aku tidak akan sanggup menghadapi Zayn sendirian." Elvan menggenggam tangan sang istri lalu menciumnya.
“Zayn itu putra kandungku, Mas. Aku pasti akan menjaganya juga, Mas Elvan jangan khawatir, besok aku akan bicara dengannya.”
***
Di sebuah klub malam, terlihat seorang wanita muda yang seminggu ini menghabiskan malamnya dengan mabuk-mabukan. Sebenarnya wanita bernama Dera itu sedang menunggu temannya, tapi karena sesuatu hal, temannya mengabari bahwa ia tidak bisa datang.
Saat kesadarannya semakin hilang, ia berusaha menekan tombol panggilan cepat di layar ponsel untuk menghubungi sopir di rumahnya. Namun, karena terlalu mabuk, wanita itu gagal memencet nomor dan malah berbicara sendiri.
Sementara itu, Zayn yang tadinya hanya berniat untuk menemui temannya di klub, justru tergoda dan malah meminum beberapa teguk minuman beralkohol itu.
“Santai aja, Bro. Cewek nggak cuma Clara, yang lebih cakep dari dia juga banyak kok. Tuh lihat salah satu contohnya!” Sahabat Zayn itu menunjuk pada Dera yang tengah berbicara dengan ponselnya.
“Cantik sih, tapi palingan juga sama aja kayak Clara, udah jebol.” Zayn meneguk minumannya lalu meletakkan kembali ke atas meja.
Ia terus memperhatikan wajah Dera yang terlihat begitu cantik meski dengan cahaya remang.
“Elah, hari gini nyari yang segelan susah, Bro," cemooh Rey, sahabat Zayn.
Sekali lagi, Zayn menenggak minuman di gelas yang baru saja di tuang Rey.
Sial, seorang pengunjung tanpa sengaja menumpahkan minuman hingga mengenai sebagian baju dan celana Zayn. Dengan wajah kesal, ia memandang laki-laki paruh baya yang mabuk itu.
“Udah ah, gue cabut." Zayn beranjak meninggalkan meja tempat sahabatnya itu minum.
“Buru-buru banget lo!” teriak Rey yang yang hanya dibalas dengan lambaian tangan tanpa menoleh.
Zayn meninggalkan klub dan berjalan menuju mobilnya. Saat ia baru masuk ke mobil dan hendak menyalakan mesin, tiba-tiba ia teringat ponselnya yang tertinggal di dalam klub. Lalu, Zayn masuk dan meninggalkan mobil yang masih menyala.
Semetara itu, usai berbicara sendiri dengan ponselnya —yang ia pikir sedang menelepon sopir. Dera berjalan keluar dari klub. Rasa pening yang menyerang kepalan, membuatnya tak bisa melihat dengan jelas. Akhirnya ia memasuki mobil yang entah milik siapa. Wanita itu langsung ambruk di kursi bagian belakang dan tertidur di dalamnya.
Tak lama kemudian, Zayn pun kembali dan segera melajukan mobilnya, tanpa menyadari ada seorang penumpang yang ikut masuk ke dalam mobilnya.
Saat memasuki parkiran, Zayn menerima panggilan dari kekasihnya, Clara. Kepalanya semakin berdenyut, ia ingin menghindari wanita itu, tapi kata-kata sang mama tadi membuatnya terpaksa harus mengambil keputusan.
“Halo, Zayn. Tolong dengarkan aku dulu!”
“Apa yang perlu aku dengarkan, aku sudah melihat betapa mesranya kalian, dan juga betapa hebatnya kamu di atas tubuh laki-laki lain.” Zayn menggertakkan giginya karena kesal.
“Aku minta maaf Zayn. Aku benar-benar khilaf," ucap wanita yang telah menghancurkan hati Zayn itu.
“Sudahlah, lupakan aku. Kita akhiri hubungan kita sampai di sini. Pernikahan kita batal,” ucap Zayn yang kemudian mematikan ponselnya.
“Dasar wanita ja*lang!” teriaknya di dalam mobil sebelum akhirnya memilih keluar.
Teriakan Zayn nyatanya mampu membuat wanita cantik itu setengah sadar, keluar dari mobil dengan kebingungan, lalu mengikuti Zayn yang berjalan meninggalkan area parkir.
“Itu seperti Kak Zayn.” Dera bergumam sambil berusaha mengikuti langkah Zayn yang juga berjalan dengan sempoyongan.
“Benar itu punggung Kak Zayn, dia mau ke mana? Setelah menyakiti hatiku dengan pertunangannya.” Wanita itu terus bergumam sambil terus melangkahkan kakinya mengikuti Zayn.
Zayn masuk ke dalam lift lalu menekan nomor 33. Tepat sebelum pintu lift tertutup, Dera langsung menahannya. Pintu lift kembali terbuka dan Dera bisa masuk ke dalamnya.
“Kak Zayn, ini beneran Kak Zayn?” tanya Dera sambil memegang pipi laki-laki setengah mabuk itu.
❤❤❤
Nah, kira-kira Zayn kenal Dera nggak ya?
Yuk lanjut baca Bab 2.
Jangan lupa like dan komentarnya 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Nazwaputri Salmani
Aku baca ulang thor
2024-05-13
0
🌻
gampang banget Zayn memutuskan cinta nya
2023-09-18
0
Dede Suryani
menyimak dlu
2023-08-10
0