NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: tamat
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat / CEO / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Minum Kopi Segelas Berdua

Aisyah menarik napas dalam. Sepertinya sudah pasrah dengan apa pun keputusan yang akan dilakukan Alby.

"Aku pasrah saja dengan keputusan Alby. Semua memang salahku, seperti katanya, aku ini memang ceroboh," gumam Aisyah dalam hatinya.

Aisyah menundukkan kepalanya, merasa bahwa dia telah gagal dalam kesempatan ini. "Aku memang ceroboh, Pak Alby. Aku tidak bisa menyangkal itu," kata Aisyah dengan suara yang lembut.

"Karena kamu telah mengakui kesalahanmu, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi," ujar Alby.

Aisyah yang mendengar ucapan Alby menjadi sedikit lega. Dia lalu mengangkat wajahnya, memandangi atasannya dengan tersenyum.

"Terima kasih, Pak. Akan aku buktikan jika Bapak tak akan salah memberikan kesempatan padaku," ucap Aisyah.

Alby tersenyum sedikit, seolah-olah puas dengan reaksi Aisyah. "Aku senang mendengar itu, Aisyah. Aku percaya bahwa kamu bisa membuktikan dirimu," kata Alby dengan suara datar.

Aisyah mengangguk, merasa bahwa dia telah diberikan kesempatan kedua. "Aku tidak akan mengecewakan Bapak. Aku akan bekerja keras untuk membuktikan diriku layak bekerja di sini," kata Aisyah dengan suara yang penuh tekad.

Alby mengangguk, seolah-olah percaya dengan kata-kata Aisyah. "Baiklah, Aisyah. Aku akan memberikanmu tugas yang sesuai dengan kemampuanmu. Aku ingin melihat bagaimana kamu bekerja dalam tim dan menyelesaikan masalah," ujar Alby.

Aisyah mengangguk, merasa bahwa dia telah siap untuk menerima tantangan baru. "Aku siap, Pak Alby. Aku tidak akan mengecewakan Bapak," kata Aisyah dengan suara yang penuh percaya diri.

"Sebagai tugas pertama kamu buatkan aku kopi. Aku ingin lihat bagaimana cara kerjamu dari yang paling mudah ini dulu!" seru Alby.

Aisyah terkejut dengan permintaan Alby. "Membuat kopi, Pak?" tanya Aisyah dengan suara yang sedikit ragu.

Alby mengangguk. "Ya, aku ingin melihat bagaimana kamu bekerja dengan detail dan teliti. Membuat kopi yang baik tidak semudah yang kamu pikir," ungkap Alby dengan suara yang datar.

Aisyah mengangguk, merasa bahwa dia harus membuktikan dirinya. "Baik, Pak Alby. Aku akan membuat kopi yang terbaik," kata Aisyah dengan suara yang penuh percaya diri.

Alby tersenyum sedikit. "Aku tunggu hasilnya, Aisyah. Jangan kecewakan aku," balas Alby.

Aisyah mengangguk dan beranjak dari tempat duduknya. "Aku akan segera membuatnya, Pak Alby," kata Aisyah dengan suara yang penuh tekad. Dia lalu pamit menuju ke ruang kopi untuk membuat kopi yang terbaik untuk Alby.

Setelah Aisyah meninggalkan ruangan, Mayang tak bisa lagi menahan tawanya. Mayang adalah sahabat Alby dari sekolah. Suaminya juga sahabat pria itu.

"Alby, kamu tak salah? Masa trainingnya buatkan kopi," ucap Mayang.

Alby tertawa mendengar ucapan Mayang. Hanya dengan wanita itu dia bisa memperlihatkan sisi yang berbeda. Saat tertawa, suara beratnya menggema, menggetarkan dada bagi siapapun yang mendengar.

"Awas loh! Nanti kamu jatuh cinta. Aku lihat dengan Aisyah kamu sangat berbeda. Bukan Alby yang aku kenal," ungkap Mayang.

Mayang memang memanggil Alby dengan nama saja. Namun, saat di depan karyawan lain, dia tetap akan memanggil Bapak.

Alby tak menjawab ucapan Mayang. Dia juga merasakan itu, dengan Aisyah dia merasa sangat berbeda. Padahal mereka baru bertemu dua kali.

Saat keduanya sedang asyik mengobrol, pintu diketuk. Mayang lalu berdiri, dia pamit mau ke meja kerjanya.

"Selamat berjuang Alby, semoga kali ini kamu berhasil menaklukkan gadis impianmu. Aku tau betul kalau Aisyah adalah standarmu. Gadis mungil dengan wajah innocent," ucap Mayang.

Alby hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu. Mayang membuka pintu. Dia lalu mempersilakan Aisyah masuk.

"Masuklah, Aisyah!" ucap Mayang mempersilakan gadis itu masuk.

"Terima kasih, Mbak. Mbak mau kemana?" tanya Aisyah.

"Kembali ke meja kerja, dong. Masa aku harus menemani Pak Bos terus. Sekarang'kan sudah ada kamu," jawab Mayang.

"Mbak Mayang bisa aja. Aku hanya sedang di tes," bisik Aisyah.

Aisyah mengucapkan dengan berbisik karena takut di dengar Alby. Mayang tak menyangka jika gadis itu berani berbisik dengannya, padahal tahu jika dirinya adalah sekretaris sang bos. Dia dapat menilai jika Aisyah selalu menilai baik semua orang. Jadi dia tak takut ada orang yang akan mengadu domba.

"Itu hanya buat akal-akalan. Kamu pasti akan jadi asisten pribadinya. Karena tes nya kan buat kopi bukan buat proposal," balas Mayang dengan berbisik juga.

"Mbak Mayang, bisa aja."

Alby yang dari tadi melihat kedua orang itu saling berbisik menjadi penasaran. Tapi, tak mungkin dia bertanya apa yang sedang mereka katakan.

"Hhmmm ...," dehem Alby.

Mayang dan Aisyah cukup terkejut mendengar deheman bos mereka. Keduanya serempak memandangi Alby dan tersenyum.

"Apa kamu mau kopi itu dingin baru diberikan untukku?" tanya Alby dengan suara yang penuh penekanan.

"Maaf, Pak." Dengan tergesa Aisyah berjalan mendekati Alby. Mayang mencoba menahan tawa melihat tingkah sahabatnya yang dinilainya sok keras.

Jika orang lain melihat, pasti mengira pria itu sangat dingin dan angkuh. Tatapan matanya yang tajam seakan menusuk hingga ke relung hati.

Pandangannya sangat menusuk dari tempat duduknya. Saat mata mereka bertemu, Aisyah tak berani membalasnya. Dia menunduk.

"Ini kopinya, Pak." Aisyah lalu meletakan kopi tepat dihadapan pria itu.

Alby menatap gelas itu tanpa kedip. Aisyah yang melihat jadi heran karena bukannya diminum, tapi dibirkan saja. Padahal tadi berkata segera.

'Pak, silakan minum. Nanti keburu dingin, aku juga yang salah," ucap Aisyah.

Begitu menyadari dia keceplosan, Aisyah langsung menutup mulutnya. Dia lalu tersenyum simpul untuk menghilangkan kegugupan.

"Kamu tak terima disalahkan?" Alby bertanya dengan tatapan yang tajam.

Aisyah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bukan, Pak. Bukan itu maksudku," jawab Aisyah cepat. "Semua itu salahku. Aku siap salah," lanjut Aisyah.

Alby mencoba menahan senyum melihat gadis itu yang gugup dan juga ketakutan. Dia seperti mendapatkan mainan baru.

Alby mengangkat cangkir kopi dengan gerakan yang lambat dan terukur, matanya tetap fokus pada cangkir di tangannya. Saat cangkir menyentuh bibirnya, dia mengambil seteguk kecil, rasanya memanjakan lidahnya. Dia menutup mata sejenak, menikmati aroma dan rasa kopi yang kuat. Setelah itu, dia membuka mata kembali, ekspresinya tetap dingin dan tidak berubah, tapi ada sedikit kilas pujian di matanya.

Namun, Alby tak mau membuat gadis itu puas karena kopi buatannya dipuji enak. Dia masih ingin mengerjai.

"Pahit," katanya singkat, tanpa ekspresi berlebihan, tapi nada suaranya menunjukkan ketidak puasan.

"Pahit ...?" tanya Aisyah dengan raut wajah terkejut. Dia merasa sudah memberi gila dengan takaran yang cukup.

"Cobalah kalau kamu tak percaya," ucap Alby.

Tanpa berpikir Aisyah meraih cangkir kopi yang telah Alby letakan kembali di atas meja. Dia lalu menyesap seteguk kopi. Gadis itu merasa heran, karena kopi yang dia minum, gulanya sangat terasa. Kenapa tadi atasannya bilang pahit.

"Pak, kopinya manis kok. Coba lagi, mungkin tadi gulanya belum larut," ujar Aisyah menyodorkan kopi itu.

"Aku minum kopi itu lagi? Itukan udah sisa kamu!" seru Alby.

Aisyah baru menyadari kalau dia tadi langsung meneguknya dari gelas. "Berarti tadi aku juga minum sisa Bapak. Satu gelas untuk berdua," balas Aisyah dengan wajah terkejut. Alby hanya tersenyum menanggapi, dengan wajah tanpa dosanya.

1
Fatmawati Masita
menuju puncak kenikmati yg blm pernah dia rasakan....apa bersama Aisya tdk nikmat yaaaaa
Lita Pujiastuti
pangkat sersan merasa sdh hebat... mknya mutusin Aisyah .. trs skrg ngancZm Aisya.... cih. gitu deh jadinya... dimutasi... untung gk dipecat...
Lita Pujiastuti
Sidah tahu Alby bukan orang sembarangan... eehhh... cari perkara...
Lita Pujiastuti
Rasain luh ..
Lita Pujiastuti
mana bisa nama belakang Zavier namamu, ko Mar. nikah jg ngga ... mimpi keles...
Lita Pujiastuti
Makanya... jadi laki² jgn plin plan
sdh mutusin ninggalin Aisyah dan nikah sama Mia... ya udah.. lupakan Aisyah.
Lita Pujiastuti
Puas..... Aisyah selalu jujur dg suaminya, koMar... sdgkan kamu... slintutan sm istri.....
Lita Pujiastuti
Sudah dulunya sering ngutang sm Aisyah... cowok nacam apa kamu ..

sepertinya setiap wanita yg deket dg Ammar selalu byk berkorban... mia pun jg sama
Lita Pujiastuti
Gak inget apa, kamu yg mutusin Aiayah, koMar .. dan ibunmu jg mengancam Aisyah. Saat Aisyah tahu dirinya hamil, kamu sdh nikah dg Mia.
lagi pula jika kamu laki² bertanggung jawab, hamil gk hamil harusnya kamu tetap menikahi Aisyah krn kamu sdh merenggut kagadisannya... klo gk ada hukum sdh tak bunuh tuh si koMar
..
Lita Pujiastuti
Hubungi Mia, agar dia jg datang di cafee tempat ketemu Ammar, Sya... biar dia diamuk sm Mia ..
Lita Pujiastuti
Aku yakin, Alby pasti mwnyuruh Aisyah angkat telp. Lebih baik Aisyah temui Ammar lalu selesaikan apa maunya. trs akhiri dg tegas. Lagi pula Ammar gk ada hak dg Zavier, krn itu anak di luar nikah. Kalau Ammar menyakahkan knp gk bilang klo hamil. Blg dg jujur klo Aiayah tahu hamil stlh diputusin, dan wkt itu Ammar ash nikah dg Mia lagi pula Aiayah sdh janji gk akan menghubungi Ammar lg. apalagi wkt itu jg diancam sm bu Rida
Lita Pujiastuti
Aisyah harusnya memahami Alby. Bagaimanapun di sdh jujur mengatakan walau setelah menikah... lalu apa bedanya jujur dr dulu atau sekarang... sama aja kan .. yg penting akhirnya akhirnya mau cerita
Lita Pujiastuti
Jujur pd Aisyah sebelum dia tahu dr Ammar. itu lebih baik Alby .. dan lapor kan Ammar ke atasannya kalau dia mengganggu keluargamu. karena masih ingin menemui istinya krn mantannya punya anak dihamili oleh Ammar sblm menikah... biar dia malu krn melanggar sumpah prajurit
Lita Pujiastuti
Itu yg dimaksud Alby wkt bicara sm Aisyah bhw dia tak sebaik yg Aisyah pikirkan. dan meminta jika suatu saat tahu ttg dirinya, minta diberi kesempatan utk menjelaskan dan jgn meninggalkannya
Lita Pujiastuti
Ternyata hatimu semakin bengis, koMar... dulu kau sia²kan Aiayah. Sekarang kau akan menghancurkan rumah tangga Aisyah. Menjatuhkan Alby sama saja dg menghancurkan Aisyah .. piliranmu itu lhoo... di mana ..
Lita Pujiastuti
penderiataan Aisyah wkt kamu putusin trs ketika sadar hamil anakmu . hancur lebur, Mar Komar....
sekarang ngaku Zavier anakmu... gk nyadar apa... ngurus sejak hamil sampe lahir aja ngga....
Lita Pujiastuti
Menjadi TNI suka macam² laporin komandannya, bisa habis tuh ..
Lita Pujiastuti
Dasar Ammar plin plan, sdh mutusin hub dg Aisyah. eh.... sama Mia jg setengah². Kamu menyakiti dua²nya.... hatimu bengis, Marto...
Maa Yanti Maa Yanti
dsaaar s amarr cowo brengsekkk
Lalisa
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!