NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERJODOHAN DENGAN SANG CASANOVA Seasons 2

TERJEBAK PERJODOHAN DENGAN SANG CASANOVA Seasons 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:30.8M
Nilai: 5
Nama Author: Vie

Area Dewasa

Lanjutan dari kisah Kimy dan Satria dengan berbagai kekocakannya.

Diharapkan baca seasons pertama yang menguras air mata karena cekikikan sebelum mampir ke sini.

Kelanjutan tentang cerita Satria-Kimy, tapi didominasi kisah cinta Thomas yang berupaya meraih cinta dari seorang janda cantik bernama Amora.

Akankah Thomas mampu menaklukkan hati Janda Cantik sekelas Amora??

Ataukah dia akan berpindah haluan meraih hati diriku?? 🤭

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Makan Malam

"Kenapa sih?" tanya Amora pada sang ibu, dia yang baru akan bergabung bersama keluarga lainnya nampak bingung melihat keriuhan di ruang tengah. 

Dina yang juga baru kembali sehabis mengantar kepergian kerabat mereka hanya bisa mengedikkan bahu, masih belum paham dengan apa yang sedang keluarga mereka permasalahkan. 

"Ada apa sih, ribut amat?" tanya Dina pada siapa saja yang mendengarnya. "Aya naon sih, Teh (ada apa sih, Teh)?" Akhirnya dia memilih bertanya pada Dian kakaknya yang terlihat syok entah karena apa. 

"Tanya bae tah si Borokokok (tanya aja sana si Borokokok)!" Sambil menunjuk ke arah Kimy dengan wajah kesal. 

Tapi dilihatnya Kimy hanya sedang memamerkan rentetan giginya yang putih, bersama Satria yang duduk bersembunyi di belakang tubuh mungilnya. 

"Ada apa lagi sih? Kalian tuh udah mau jadi orang tua juga, terus aja bikin riweuh. Kenapa lagi?" semprot Dina pada anak dan menantunya. 

"Gak ada apa-apa sih, mereka aja yang lebay," jawab Kimy mengalihkan pandangan matanya ke arah lain. 

"Elu yang lebay," balas Thomas. "Anak hasil hidroponik aja belagu!"

"Ontaaaaa," pekik Kimy tak terima dengan sindiran yang Thomas berikan. 

"Ada apa sih Mas?" tanya gadis yang masih cantik dengan stelan kebayanya. 

Akhirnya Thomas pun menceritakan kejadian mengenaskan yang telah terjadi terhadap seekor Koi jenis Black Dragon yang berakhir mengenaskan di atas piring saji. 

"Ya, Allah Gustiiiiiii, Jubedaaaaaahhh!" Dina begitu histeris, pasalnya dia begitu mengagumi ikan peliharaan Witatmadja tersebut, bahkan jika sedang berkunjung ke sana, Dina selalu menyempatkan untuk menonton para ikan mahal itu melenggak-lenggok di dalam kolam. 

"Si Dedek Bu yang mau," jawab Kimy tak mau disalahkan begitu saja. "Ibu maunaoa cucu Ibu ileran?"

"Alesan kamu aja. Seenggaknya kamu pikir-pikir dulu sebelum— Ya Allah Gustiiiiiii." Dina benar-benar tak habis pikir. 

"Terus gimana rasanya tuh ikan?" Amora malah penasaran dengan rasa ikan hias yang bisa mencapai harga milyaran rupiah tersebut. 

"Biasa aja, enakan ikan mas sawah malahan. Lembek gitu tekstur dagingnya, gak gurih juga." Dengan wajah tak suka Kimy menceritakan rasanya. 

Thomas yang masih sangat kesal dengan apa yang kedua suami-istri itu perbuat, memilih untuk meninggalkan ruangan itu, karena tiap kali melihat Satria ingin sekali dia mendaratkan tinjunya di pelipis sahabatnya itu. 

"Ayo Dek, mending kita nyari udara segar di luar!" Tiba-tiba saja Thomas menarik pergelangan tangan Amora. Meski sebenarnya keinginan itu sudah ingin ia lakukan sejak tadi. 

"Maen, yak-yuk, yak-yuk aja. Mommy mau ngobrol-ngobrol dulu sama yang katanya si Tulang Rusuk yang cantik ini." Mommy Thomas ikut mencekal pergelangan tangan Amora yang satunya dan itu berhasil membuat Amora salah tingkah. 

Thomas pun melepaskan genggamannya, kala menyadari ada banyak orang yang tengah memperhatikan dirinya. 

"Jadi dia calonnya Ara? Mani kasep," puji Dian membuat Thomas tersenyum bangga. 

Sedangkan Amora hanya menunduk malu, ini adalah salah satu momen paling canggung dalam hidupnya. Menjadi pusat perhatian oleh seluruh anggota keluarga plus ibu dari kekasih hatinya. Oh, Tuhan. Bagaimana dia harus menyembunyikan rona merah di pipinya ini? 

"Ini Ibunya Thomas?" tanya Dina, sebab tadi mereka belum sempat berkenalan. 

Mommy Thomas langsung mengalihkan pandangannya kepada Dina, "maaf saya belum memperkenalkan diri, saya Sekar Mommynya Thomas. Maaf kalau sulung saya ini banyak ngerepotin semuanya." Sambil mengulurkan tangannya ke arah Dina. 

"Ah, kapan Thomas ngerepotin? Paling juga suka minta dibuatin susu anget aja kalau lagi di rumah." Dina meraih uluran tangan wanita yang diketahui bernama Sekar itu. 

Mendengar jawaban Dina, Sekar langsung melirik putranya. Sejak kapan anaknya itu menyukai susu? 

Sejak kecil dia selalu susah jika disuruh minum susu. 

Atau maksudnya, susu—

Sekar menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran kotornya tentang susu hangat yang Dina ceritakan tadi. 

Akhirnya para wanita-wanita tua itupun saling berkenalan, bercerita, bercanda, mengobrol tentang apapun seputar berita yang tengah menjadi tranding topik. Sementara kedua suami-istri minimal akhlak pergi menyapa beberapa orang kerabat yang datang terlambat. 

Dan di saat itu Thomas mencuri kesempatan untuk menculik kekasih hatinya keluar dari kediaman Witatmadja. Melupakan sejenak kejadian yang membuat darahnya mendidih dengan cara memaksa Amora menemaninya keluar untuk berkeliling. 

"Aku masih pake kebaya loh Mas." Amora mengingatkan Thomas. 

"Sekalian ke KUA aja yuk, mumpung cantik!"

"Ih, maunya." Sambil mengalihkan wajahnya keluar jendela. 

"Kangen tau. Dari kemaren kamu sibuk terus kalau aku ajak keluar."

"Kan kita juga tiap hari ketemu, di kantor, di rumah, bahkan kemaren ampir semaleman kita begadang di rumah Om Edwin."

"Tapi kan gak bisa ngapa-ngapain."

"Emang kamu mau ngapain?" tanya Amora pura-pura tak mengerti dengan jalan pikiran mesum pria di balik kemudian itu. 

"Sesuai keinginan kamu, aku akan ngelakuin apa yang kamu mau. Emang kamu mau aku apain?" Thomas balik bertanya. 

"Ih, kita lagi bahas apa sih sebenernya? Apain, diapain, emang ngapain versi kamu itu ngapain?"

"Mau aku jelasin secara teori atau secara praktek?"

Amora terpojok, dia tak lagi bisa membalas ucapan Thomas yang pastinya akan menjurus ke konotasi enak versi Thomas. "Udah ah, berenti ngebahas apa yang gak jelas ini!"

Thomas pun tertawa. "Ih, jadi makin pengen ngapa-ngapain."

"Maaaaas!" rengek Amora. 

Thomas membawa Amora ke sebuah cafe pertama yang dia lihat, memesan minuman dingin serta cemilan untuk menemani kebersamaan mereka. 

Karena seperti inilah yang Thomas inginkan, berdua, saling bercerita, bercengkrama dan saling melempar senyum. Cukup seperti ini untuk saat ini, karena jika lebih dari ini Thomas tahu betul apa akibat yang akan dia dapatkan nanti. 

"Mas, jangan liatin aku terus gitu napa! Aku jadi malah keki tau. Mana semua pengunjung kafe ngelirikin ke kita melulu." Amora salah tingkah. 

"Kangen, tau Ra. Kangen. Kamu tau gak sih rasanya kangen? Sebulan loh aku di Eropa, nyampe sini dicuekin terus sama kamu." Thomas menggerutu manja. 

"Kapan aku nyuekin kamu? Kapan hayo?" Karena seingat Amora dirinya tak pernah melakukan hal yang Thomas tuduhkan kepadanya, bahkan saat Amora sudah sangat lelah dan menginginkan tidur, dia tetap mengangkat panggilan telepon dari Thomas. 

"Tiap kali aku ajak keluar, pasti aja ada alesan kamu."

Amora menghela napas sebelum menjawab ucapan kekasihnya. "Mas, aku gak bisa kalau harus keluar malem. Hubungan kita udah jelas. Aku takut kita khilaf, buktinya aja beberapa kali kamu—" Amora tak melanjutkan ucapannya. 

"Kamu apa? Emang aku pernah apa?" tantang Thomas.

"Tau ah," jawab Amora dengan wajah yang mulai bersemu.

"Mumpung ada Mommy di sini, mending sekalian kita nentuin tanggal."

Kini Amora membelalak. Ingat, wanita itu tidak bodoh untuk bisa menyimpulkan apa maksud ucapan pria rupawan di hadapannya.  

"Jangan bilang kamu masih belum siap! Kalau sampe kamu ngomong gitu, aku ngilang lagi nih!"

Mendengar ancaman Thomas bukannya takut, Amora malah hampir tertawa dibuatnya. "Emang kamu bisa jauh dari aku? Kalau aku yang ngilang duluan gimana?" Amora membalas ancaman Thomas. 

"Wah, udah pinter kamu ngancem-ngancem aku sekarang ya!"

"Kan kamu yang ngajarin. Aku ini salah satu wanita cerdas yang pandai meniru dan menyerap semua pelajaran yang aku terima loh." Amora tersenyum bangga, bahkan Thomas bisa melihat gadis itu menaikan sebelah alisnya. 

"Bagus dong, jadi gampang ngedidiknya ya, kalau gitu." Thomas membalas senyum Amora dengan sebuah kerlingan penuh arti. 

"Aku tau nih kemana arah pembicaraan kita nanti."

Keduanya pun tertawa bersama membuat siapa saja yang melihat ke arah mereka ikut tersenyum dibuatnya. Benar kata orang, cinta bisa membuat siapa saja ikut bahagia karena cinta yang sedang kita rasakan. 

Waktu bergulir dengan cepat, entah sudah berapa lama mereka di kafe itu, bahkan Amora sudah menghabiskan dua gelas jus dan aneka cemilan di sana. 

"Pulang yuk!" ajak Amora. 

"Pulang ke rumah Pak Edwin apa ke rumah Ibu?" Sambil menyeruput jus alpukat hingga tetes terakhir. 

"Ke rumah Ibu aja, Ibu sama yang lain juga kayaknya udah pulang." 

Keduanya pun meninggalkan kafe saat mentari sudah akan menyampaikan salam perpisahannya dengan sangat indah. 

Dalam perjalanan pulang banyak juga obrolan yang mereka bahas, seolah setiap kejadian di kehidupan ini adalah topik cerita menarik yang enak untuk dibicarakan. 

"Mas—" Tapi Amora tak melanjutkan ucapannya. 

"Kenapa?" Seraya membelokkan mobilnya ke arah perumahan. 

"Gak jadi, aku lupa mau ngomong apa." Seraya tersenyum untuk menyembunyikan kegugupannya. 

"Kamu mau tanya soal Mommy?" Terkaan Thomas tepat sasaran. "Jangan khawatir, biar pun dia cerewet begitu, tapi dia itu tipe ibu-ibu yang gak neko-neko. Baik aslinya, kamu bisa liat kan tadi, dia langsung cap kamu sebagai tulang rusuk aku? Ya, emang dia kayak gitu, gak suka basa-basi, suka bilang suka, kalau gak auto tolak." Tepat saat Thomas mengakhiri ucapan mobilnya berhenti di depan gerbang rumah Amora. 

Tak menunggu lama, setelah dua kali membunyikan klakson mobilnya, wajah Mang Aep pun nampak tersenyum menyambut mereka. 

Tapi saat mobil telah sampai tempat parkir, Amora tak lekas keluar dari mobilnya, kegelisahan yang Thomas sendiri tak tahu karena apa masih tersirat di wajah cantiknya. 

"Gak ada yang harusnya bikin kamu minder, Ra. Kamu cantik, sopan, santun, ramah, cerdas, apa lagi yang harus bikin kamu gak pede?"

"Karena aku—"

"Janda?" potong Thomas. "Kalau kamu begitu gak percaya diri dengan status kamu yang seorang janda cantik, apa kabar sama aku yang bejat ini?"

Amora segera menatap wajah Thomas, dia pun tak ingin melihat Thomas merasa tak percaya diri karena ulah dirinya. "Mas!"

Di saat itu ponsel Thomas berdering, ada panggilan masuk yang ternyata dari sang Mommy. 

"Ya, apaan?"

"Apaan-apaan. Kamu dimana? Kamu mau nyuruh Mommy nginep di rumah Satria? Maen kabur aja." Suara Mommy Thomas terdengar kesal. 

Oh, Tuhan, ternyata Thomas lupa telah meninggalkan sang Mommy di rumah Edwin, dan pastinya wanita tua itu sedang amat sangat kesal kepada dirinya. 

"Tunggu sebentar lagi, aku baru anter Amora pulang."

"Bilang sama Tulang Rusuk kamu itu, besok Mommy undang makan malem ya. Mommy tadi belum sempet ngobrol-ngobrol sama dia."

Thomas langsung melirik ke arah Amora yang juga sedang melihat ke arahnya. 

"Kenapa?" tanya Amora tanpa suara. 

"Oke, Mom. Karena Mommy yang undang, artinya Mommy yang traktir makan malam ya!" kelakarnya. 

"Mau dikutuk jadi emas kamu?" semprotnya. "Udah pokoknya apapun itu, besok Mommy mau ketemu dan ngobrol banyak sama dia, mau mau bongkar semua aib kamu, biar dia gak nyesel udah milih kamu jadi calon suaminya." Panggilan telepon mereka pun di putus. 

"Kenapa sih?" Amora semakin penasaran saat melihat senyum terbit di wajah Thomas. 

"Mommy mau ngajak kamu makan malem besok. Bisa kan? Pasti bisa lah. Harus bisa."

"Ya,,, bisa sih." Tapi terdengar ragu-ragu. 

"Mau aku transfer energi positif aku ke kamu, biar kamu gak insecure lagi?" Thomas menaik-naikan kedua alisnya dengan genit. 

"Caranya?"

Sebuah kecupan tiba-tiba saja mendarat, membuat Amora terkejut bukan main. "Kamu tuh. Ini rumah Ibu tau!" Amora memukul lengan Thomas. 

Tapi bukan menyesali kecupan kembali mendarat, bahkan kali ini rentetan ciuman Thomas berikan di bibir Amora. 

"Nakal ih," protes Amora, secara melepaskan sabuk pengaman dengan buru-buru. 

"Aduin sonoh ke Ayah sama Ibu, biar langsung dikawinin."

"Maunya kamu." Tapi ada senyum malu-malu yang kini Thomas lihat yang terpancar di wajah Amora. 

1
Miamia
mirip taaaa,mirip luuuuu
mirip bersin nya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Miamia
bengek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣cuma mimpi woy
Ta..h
pak ustadz mau ngejampe pengiringnya ini mh 😅😅😅😅😅.
Ta..h
mertua seneng menantu nya soleh lagi solat cenah 😅😅😅😅
Ta..h
ampun 😅😅😅😅😅😅😅 pada somplak kabeh
𝗣𝗲𝗻𝗮𝗽𝗶𝗮𝗻𝗼𝗵📝: halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Ta..h
😅😅😅😅😅😅😅😅 najis.
Ta..h
kambing nya kimmy ikut ngeden 😅😅😅.
Ta..h
😅😅😅😅😅😅 ada dendam kaya nya si dede tobeli nih sama uwa nya .
Ta..h
😅😅😅😅 mas mas thomas.
Ta..h
😅😅😅 pak Rahardian dosa dan amalan apa yang bp lakukan dapat dua mantu model beginian.
Ta..h
kalian selalu bikin darting 😅😅😅.
Ta..h
astaghfirullah ternyata dulu g ku like.
Ta..h
sakit perut gara gara si Gery monyet 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣.
ampe berair mata ku ya Allah gustiiiiiiii 😄😄😄.
Ta..h
di part ini nih si Gery bikin tegang si onta 😅😅😅😅.
Ta..h
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ta..h
😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅.
bingung mau nulis apa ketawa dari awal ampe ahir udah cukup 😄😄.
Ta..h
bulan depan 😅😅😅.
si bumil mode kalem 😅😅.
Ta..h
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 si tom tom bengong .
Ta..h
😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅 setup ikan koi untuk baby girl.
Ta..h
mimpiii si jurig onta mh 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣.
baca doa makanya kalau mau bobo onta 😄😄.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!