Prinsipku menikah sekali seumur hidup, siapapun jodohku akan aku terima baik dan buruknya ~ Nayla
Nayla wanita cantik polos, baik hati dan dermawan wanita khas Indonesia berkulit kuning langsat berhijab dijodohkan dengan anak rekan bisnis ayahnya.
Saat hari H pernikahan sang calon mempelai pria pergi meninggalkan pernikahannya.
Ia tak menyangka harus menikah dengan suami pengganti rekan bisnis ayahnya yang sudah dianggap om olehnya.
Karena ayah Nayla tidak mau menanggung malu. Akhirnya menerima penawaran sang rekan kerja untuk menjadi suami pengganti untuk Nayla yang sudah dianggapnya seperti anak yaitu Orion.
Orion adalah CEO perusahaan IT & Teknologi yang tampan, sukses dan bersih dari pemberitaan miring karna terkenal rajin beribadah. Ia telah mencintai Nayla sejak lama. Ia tak menyianyiakan kesempatan menjadi suami pengganti.
Tapi kenyataan pahit lain untuk Nayla ternyata Orion sang suami pengganti belum bercerai secara hukum. Walaupun pernikahan Nayla syah secara hukum dan agama Nayla tetaplah istri kedua.
Akankah Nayla bertahan atau melepaskan Orion yang sengaja mengikat Nayla dengan janin di rahimnya?
Cerita diawal biasa saja semakin naik ke episode 25 kamu akan semakin penasaran jadi baca hingga tuntas dijamin suka cerita miss 🤭
Ini novel pertama saya, jika ada kesamaan karakter, tempat atau cerita itu ketidak sengajaan. Karna ini murni dari pemikiran saya 🤭😅
Jangan lupa like, vote dan komen
#istrikedua #CEOjatuhcinta #CEOtampan #perjodohan #perjodohanpaksa #CEOsombong #kekasihhalal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss nayla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Orion Sakit, Nayla Hamil?
Setelah makan malam. Orion, Nayla dan Arga menonton di ruang keluarga sampai waktu menunjukkan pukul 20.00. Lalu mereka melaksanakan ibadah berjama'ah bertiga di mushola yang ada di rumah itu.
Setelah selesai dengan aktifitas ibadahnya, semua kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Saat semua telah terlelap, berbeda dengan Orion ia merasa badan kurang enak. Perutnya merasa diaduk-aduk, ia berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan semua makanan yang telah dimakannya.
Uwoek...Uwoek...
Nayla yang sedang tertidur, merasa terganggu dengan suara muntah. Ia terbangun melihat tak ada Orion di sampingnya, dan mendengar sumber suara muntah dari kamar mandi. Ia menghampiri kamar mandi yang tak dikunci.
"Ya Allah mas, kenapa?" Nayla membantu Orion dengan memijat tengkuk belakang dan mengelus punggungnya.
"Enggak apa-apa, sayang. Sepertinya mas hanya masuk angin." Orion mencuci mulutnya dan berusaha tak membuat Nayla khawatir dengan berjalan biasa, walau sebenarnya perutnya masih tak enak dengan rasa mual yang tak hilang.
"Nay ke bawah dulu, Nay buat teh hangat dulu, ya."
Iya sayang. Orion bersandar di kepala ranjang. Dan Nayla berlalu menuju dapur di lantai bawah.
Tak membutuhkan waktu lama, Nayla membawa nampan berisi teh hangat untuk Orion.
"Minum dulu, mas." Nayla meminumkan teh hangatnya ke Orion. Setelah Orion meminum setengah gelas berisi tehnya, ia meminta Nayla duduk bersandar di sebelahnya
"Sini duduk sebelah mas, sayang." Ia menjadikan paha Nayla bantalan untuk kepalanya, wajahnya menghadap perut Nayla, ia memeluk pinggang Nayla dengan wajah yang ditelusupkan ke perut Nayla. Nayla yang peka akan tingkah Orion ia mengelus surai rambut Orion.
"Mas besok kita ke dokter ya?" Orion menggelengkan kepala, ia tak bersua. Ia sedang menikmati aroma tubuh Nayla yang menenangkan rasa mualnya.
"Ya sudah, istirahat lagi ya?" Tanpa menjawab pertanyaan Nayla, Orion bangun dari posisinya ia memposisikan diri untuk tidur di sebelah Nayla dan memeluk tubuh Nayla dengan menelusupkan wajahnya di ceruk leher Nayla tanpa aktifitas me*"n*s**g Nayla. Ia menghirup dalam aroma Nayla yang menenangkan kemualannya. Hingga terlelap.
***
Saat sarapan tiba, Orion kembali memuntahkan isi perutnya yang tak ada apa-apanya, karena belum ada sedikitpun makanan yang masuk ke mulutnya.
"Mas kita ke dokter ya?" Nayla membantu memijat tengkuk Orion di wastafle kamar mandi yang dekat dengan ruang makan.
"Ga perlu, sayang. Mas pengen gini aja." Orion yang sudah mencuci mulutnya berbalik dan memeluk Nayla dan menelusupkan wajahnya di ceruk leher Nayla lagi.
"Mas, masa gini. Ga enak loh kalau Arga lihat."
"Sebentar, sayang. Aroma kamu nenangin perut mas yang mual." Nayla membalas pelukkan Orion mengelus lembut punggung Orion. Lima menit posisi mereka berpelukkan.
"Kita kembali ke meja makan, ya mas. Harus ada makanan yang masuk."
"Jauhkan dahulu ikan yang ada di meja makan sayang. Baunya seperti bangkai."
"Mas ga salah? Itu ikan gurame bakar kesukaan mas."
"Tapi baunya seperti bangkai, sayang."
"Ya sudah, Nay singkirkan dulu ikannya ke belakang ya."
"Iya, sayang." Nayla memindahkan ikan gurame bakar buatannya ke dapur.
"Bi ikannya pada di makan saja ya? Dan jangan ada aroma ikan-ikanan untuk sementara waktu. Pa Orion tak bisa mencium aroma ikan."
"Baik, nyonya muda." Jawab beberapa pelayan yang ada di dapur dnegan kompak
Nayla kembali dengan Orion yang sudah duduk di meja. Arga sudah pergi terlebih dahulu diantar supir. Ia mengerti keadaan ayahnya yang sedang sakit harus didampingi ibunya.
Nayla menyiapkan makanan di piring Orion. Tapi tak seperti biasanya, Orion sangat manja. Ia ingin disuapi Nayla. Naylapun menyuapi Orion dan dirinya. Selama makan kepala Orion bersandar di bahu Nayla.
"Mas Nay khawatir, kita ke dokter ya?"
"Ga usah, sayang."
"Kalau mas ga mau ke dokter, Nay ga mau dipeluk-peluk mas terus." Ancam Nayla
"Mas pusing, sayang kalau harus ke sana."
"Nay telepon dokter keluarga mas saja ya? Biar dokternya yang ke sini."
Orion hanya mengangguk. Setelah sarapan Nayla menelepon dokter pribadi keluarga Orion untuk datang ke kediaman Orion. Selama menunggu dokter Fredi Orion yang terbaring di ranjang kingnya, memaksa Nayla tidur disampingnya untuk ia peluk dengan wajah yang ditelusupkan ke ceruk leher Nayla.
"Mas, nanti dokternya datang masa mau gini terus?"
"Enggak apa-apa, sayang. Fredi teman mas, dia akan paham."
Hanya lima belas menit dokter Fredi datang. Dirga yang sebelumnya mendapat telepon dari kepala pelayan memberi tahu Orion yang sakit, langsung bergegas ke kediaman Orion. Saat dokter datang Dirga mengantarkan dokter masuk ke kamar Orion, membuka pintu kamar Orion tanpa mengetuk.
"Astaga, mata suci gue ternodai." Celetuk dokter Fredi.
Nayla yang kaget, refleks mendorong tubuh Orion dari tubuhnya.
"Berisik kamu, menganggu saya saja." Ujar Orion kepada Ferdy
"Alah lu pura-pura sakit lagi, pake manggil-manggil gue. Bilang aja lu mau pamer istri baru lu yang lebih muda dan cantik." Dokter Ferdi merespon ucapan Orion dengan tersenyum ke arah Nayla yang sudah duduk di samping ranjang.
"Jaga matamu, Ferdi."
"Astaga, sakit aja lu masih bisa marah."
"Jangan banyak bicara, cepat periksa dan segera pergi." Ucap Orion dengan wajah datar dan dinginnya
"Lihatlah nona manis, suami tuamu itu mengusir saya." Adu dokter Ferdi dengan sengaja meledek Orion. Orion yang kesal melempar bantal ke wajah Ferdi. Dengan sigap Ferdi menghindar. Nayla hanya tertawa kecil dengan interaksi keduanya.
Silahkan diperiksa dulu dokter. Nanti kalian lanjutkan ber kangen rianya.
"Idih siapa yang kangen suami nona yang tua ini." Tunjuk dokter Ferdi ke Orion sambil mengeluarkan peralatan medisnya. Orion tak menanggapi ucapan Ferdi. Ferdi pun memeriksa Orion.
"Suami saya sakit apa, dok?" Nayla bertanya pada dokter Ferdi
"Tidak ada masalah sih, nona manis."
"Jaga ucapanmu, Ferdi." Orion menatap Ferdi dnegan tajam
"Haha, calm broo. Gile lu posesif amet sama ini."
"Lalu kenapa suami saya muntah-muntah terus? Dan indera penciumannya terganggu."
"Terganggunya bagaimana?"
"Mas muntah mencium bau ikan gurame kesukaannya. Padahal itu menu biasa yang suka dikonsumsi." Nayla menjelaskan
"Kapan terakhir adek ipar berhalangan?"
"Ferdi...,makin kurang ajar kamu, untuk apa menanyakan waktu terakhir halangan?"
"Astaga, bisa tenang ga lu bro. Ini mungkin ada hubungannya dengan adek ipar gue."
"Sejak kapan lu jadi kaka saya. Seenak jidat bilang istri saya adek ipar."
"Astagaa bro, bisa ga lu yang diem. Kalau gue ga salah prediksi nih kemungkinan adek ipar gue nih lagi hamil dan lu yang ngerasain morning sicknessnya."
"Hamil???" Ucap Orion dan Nayla berbarengan
"Kemungkinan, makannya gue nanya kapan terakhir berhalangan?"
"Tiga minggu lalu, dok."
"Ya kemungkinan istri lu hamil, bro. Sebaiknya lu periksa istri lu ke dokter kandungan." Orion tersenyum sumringah dengan ucapan Ferdi
"Lalu kenapa suami saya yang merasakan morning sicknessnya, dok?" Tanya Nayla kepada dokter Ferdi
"Karena suamimu bucin tingkat tinggi sama kamu, dek, hahaha." Orion melempar bantal lain kembali ke arab Ferdi
"Maksudnya, dok?" Tanya Nayla kembali
"Engga, engga saya bercanda. Ada istilah medis untuk syndrom yang dirasakan Orion. Untuk lebih jelasnya sebaiknya langsung periksa dan konsultasikan pada dokter kandungan." Ferdi menjawab dengan bijak, ia tak menjelaskan lebih detail nama syndrom dan efeknya karena ia merasa itu bukan wewenangnya untuk menjelaskan sekalipun ia mengetahuinya. "Dan ini resep vitamin dan anti mual untuk Orion." Dokter Ferdi memberikannya kepada Dirga.
Terimakasih banyak, dok. Ucap Nayla kepada dokter Ferdi
"Sama-sama, adek ipar. " Ucap Ferdi dengan senyumannya. "Hati-hati dengan suami tuamu itu. Jika calon baby ini lahir ia akan terus mencetak yang baru." Bisik dengan suara tak berbisik Ferdi kepada Nayla dengan terkekeh. Ferdi teman plus sahabat yang sangat tau tentang kisah kehidupan Orion dan percintaannya. Termasuk wanita yang dicintainya yaitu Nayla.
"Dirga, bawa dia pergi dari hadapan saya. Saya semakin pusing melihat dan mendengar usacapannya." Titah Orion dengan tegas dan wajah datarnya
"Hahaha, ok-ok gue pergi nih. Jangan lupa lu bawa adek ipar gue ke dokter kandungan." Ferdi berbicara sambil berjalan ke arah pintu keluar. Orion tak menanggapi ucapan Ferdi. Ia bangun dari posisi duduk bersandar di kepala ranjang, menyingkap selimut yang menutupi sebatas perutnya dan mendekap erat Nayla yang berdiri di sebelah ranjangnya.
"Sayang, terimakasih terimakasih untuk kehadiranmu dan calon bayi kita." Orion melepas dekapannya dan memberi kecupan di seluruh wajah Nayla. Nayla yang akan baru akan bicara bibirnya di bungkam oleh ciuman Orion.
Cup...
Bukan hanya sebuah kecupan saja tapi sentuhan bibir yang dalam dengan l**m*t**.Setelah Orion melepas sentuhan di bibirnya.
"Mas, kita periksakan dulu. Nay takut ngecewain mas jika hasilnya tak sesuai harapan mas."
"Iya, sayang. Kamu siap-siap ya kita ke dokter kandungan sekarang."
"Tapi mas masih ga enak badan."
"Engga ko, mas sudah baikkan. Yuk kamu bersiap dulu."
Nayla hanya menganggukan kepalanya.
Ciiiieeee udah ke bagian Nayla hamidun siap siaap klimaks dimulei yees
Oh ya ada yg misstizen yang komen komennya kritid banget nih
Bilang loh ko Arga udah gede tp masih kayak anak tk kelakuannya? Terus lah ko keluarga Nayla bisa ditipu kan untuk nikah harus ada surat lengkap dan pasti ketauan belum cerai?
Sayang-sayangnya miss. Miss udah bahas di bab 32 kalau cerita ini hanya karangan belaka. Hanya karakter Nayla yg nyata, kalau ada yang ga masuk akal jangan dibawa ke hati yaa.
Namanya fiktif mah suka suka pengarangnya sekalipun ga masuk akal. Kayak komik komik fantasi gitukan ya banyak noh yg ga masuk akal
Berhubung miss juga pemula bukan penulis handal apalagi jago kayak author author lain miss mah jauh dari kata itu.
Miss bikin cerita ini juga karna pengen aja ga ngekonsep kayak penulis lain. Miss cuman kepikiran awal, klimaks dan akhirnya. Nah proses dari awal ke klimaks sampe akhir miss bener-bener ngalir aja gitu ga terkonsep. Karna menulis bukan pekerjaan utama miss. Miss aslinya pekerja di bidang perkimiaan guys 🤭
Kalau suka cerita miss alhamdulillah, dinikmati aja ya. Kalau ga suka juga gapapa mohon berkomentar dengan baik.
Peace , love n gaul anak 90 taulah yaaa yel yel ini 😅🤣🤣
Yang suka KENCENGIN VOTE, LIKE dan tinggalin KOMEN. 🥰