Youtube : Hai Za
(bantu subscribe)
Kisah cinta seorang gadis cantik berumur 25 tahun yang berprofesi sebagai dokter dengan pria tampan berumur 28 tahun seorang CEO yang banyak digilai wanita. Yang dipertemukan dengan sebuah kecelakaan dan akhirnya menumbuhkan rasa cinta diantara mereka. Apakah mereka dapat bersatu?
Simak terus ceritanya:)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rystin Zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 16
"Dasar adik sialan" ucap Andra. Kedua orang tua mereka yang melihat aksi keduanya hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. Pasalnya mereka bukan lah anak kecil tapi masih saja ada hal yang membuatnya bertengkar.
"Dimana gadis yang sering mama ceritakan ma? Katanya mama akan membawa nya kesini" tanya Heru yang langsung membuat dua remaja yang masih asik saling memandang sinis itu pun menoleh ke arah nya.
"Mama nggak tau pa, Sudah seminggu ini mama tidak pernah bertemu lagi dengan dia, biasanya mama sering bertemu di dekat warung makan yang tidak jauh dari rumah sakit itu" ucap Sandra sendu
"Siapa gadis itu ma pa?" Tanya Andra dan Alvian bersamaan.
"Gadis yang bekerja sebagai dokter di rumah sakit kita yang ada di kota ini" jelas Sandra
"Oo kenapa mama akan membawa kesini?" Tanya Andra penasaran karena mamanya tidak mudah percaya pada orang asing.
"Mama hanya merasa nyaman saat bersama dia, mama merasa sedang bersama adik perempuan kalian yang hilang 22 tahun yang lalu saat bersama dia" jawab Sandra yang diangguki oleh Andra.
"Kenapa mama tidak mencari nya di rumah sakit?" Tanya Alvian tiba-tiba karena sejak tadi dia hanya sibuk dengan game di ponselnya tanpa ikut menyahuti pembicaraan mereka hingga membuat ketiga orang tersebut menoleh ke arah Alvian.
"Tumben lo pinter dek" ucap Andra yang dibalas tatapan tajam dari Alvian yang sama sekali tidak menakutkan bagi Andra.
"Ah iya kenapa mama tidak memikirkannya" jawab Sandra antusias
"Mama akan kerumah sakit sekarang" ucap Sandra dan langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lantai atas untuk mengganti baju.
"Kak kayak nya kita harus berbagi mama dengan gadis itu" ucap Alvian yang tiba-tiba sudah disamping Andra.
"Hemm, sepertinya begitu" jawab Andra sambil mengangkat bahunya.
"Hei. Apa yang kalian rebutkan. Mama itu punya papa. Tidak ada yang boleh mengambil mama dari papa" Ucap Heru dan langsung berdiri hingga membuat Andra dan Alvian saling pandang.
"Kak papa kumat bucin nya" bisik Alvian pada Andra
"Alvian papa dengar apa yang kamu bicarakan ya!" Ucap Heru sedikit berteriak dan Andra pun terkekeh atas sikap adiknya yang kadang masih suka kekanak-kanakan itu. Sedangkan Alvian memutar bola matanya jengah.
"Nak, mama berangkat dulu" pamit Sandra pada kedua anak remaja nya itu.
"Kak kayak nya mama bukan mama kita deh, mama lebih cocok jadi kakak kita" ucap Alvian pada Andra dan Andra memilih untuk diam karena jika meladeni adik nya tidak akan selesai jika sudah berdebat.
"Alvian, Mama pamit mau berangkat bukan mau ngedengerin gosipan kamu" ucap Sandra sambil berlalu pergi.
"Iya iya" jawab Alvian kesal.
~_~
Kembali ke rumah Imelda.
Imelda sedang duduk di kursi ruang tamu kecil itu. Pandangan nya masih kosong. Dari tadi pagi juga tidak ada makanan yang masuk kedalam mulutnya. Imelda benar-benar terpukul saat ini. Sudah beberapa kali perutnya bunyi minta diisi tapi Imelda tidak memperdulikan nya hanya air putih yang masuk ke dalam perut nya sejak tadi pagi. Imelda melamun hingga kemudian tertidur di kursi kayu itu dengan posisi duduk dengan kepala yang menyender pada senderan kursi dan tangan yang memegang bingkai foto ayahnya juga televisi yang masih menyala.