Seorang pembunuh bayaran harus mati ditangan sang kekasih. Namun tiba-tiba dia terbangun di sebuah tempat yang bernama lembah Iblis.
Seperti namanya lembah itu terkenal seram dan penuh dengan misteri. Banyak orang yang masuk kedalam lembah tersebut namun tidak pernah kembali lagi.
Bagaimana jadinya jika seorang pembunuh bayaran di buang ke tempat itu?
Ternyata jasad yang tempati oleh si pembunuh bayaran, adalah putri dari seorang perdana menteri. Gadis itu menjadi korban penculikan sekaligus pembunuhan yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Mampukah gadis itu keluar dari lembah iblis dan membalas semua dendam sang pemilik tubuh?
Baca keseruannya disini🥰🥰🥰🥰. Jangan lupa dukungannya agar bisa semangat dalam berkarya. Terima kasih😘💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di ruang pertemuan
Jiang He keluar dari kamarnya dengan mantel tebal di tubuhnya . Udaranya sangat dingin. Untungnya salju yang turun tidak terlalu deras. Lebih baik lagi jika tidak turun salju.
Perdana Menteri Jiang sudah menunggunya di depan bersama Nyonya Jiang. Entah dimana yang lainnya. Namun Jiang He tidak perduli.
"Ayah...Ibu," panggil Jiang He dengan lembut. Keduanya menoleh dengan serempak.
"Sudah siap?' Jiang He mengangguk sambil tersenyum.
"Jangan gugup. Tidak perlu takut asal jaga kesopanan," pesan Nyonya Jiang.
"Baik," jawab Jiang He dengan patuh.
Setelah itu Perdana Menteri Jiang membantu Jiang he masuk ke dalam kereta. Meski tidak sebesar kereta yang dimili Raja Ji namun masih nyaman digunakan. Didalamnya juga sudah dipersiapkan tungku penghangat agar tidak kedinginan.
Bepergian dikala salju turun memang sangat tidak menyenangkan. Untungnya tidak terlalu deras. Waktu yang ditempuh lebih lama dari biasanya.
Setibanya di istana, Perdana Menteri Jiang langsung membawa Jiang He masuk kedalam ruang pertemuan. Bukan keinginan perdana menteri sendiri, namun kaisar yang memerintahkan lewat pengawalnya.
Kaisar sudah mengetahui jika Jiang He kembali ke rumah. Bukan hanya dari anak buahnya saja, melainkan Perdana menteri Jiang juga mengirimkan pesan.
Dalam satu minggu akan ada tiga pertemuan . Pembahasannya juga tidak hanya satu persoalan.. Para menteri akan melaporkan pekerjaan mereka satu persatu. Dengan begitu Kaisar akan mengetahui permasalahan apa saja di kerajaannya.
Ketiga pangeran juga turut hadir dalam persidangan.
Kedatangan Jiang He di ruang persidangan mengundang bisik-bisik menteri yang lain. Perdana Menteri Jiang mengajak jiang He duduk di dekat kursinya.
"Wah...siapa ini? " tanya seorang pria berwajah angkuh.
"Puriku Jiang He."
"Bukankah Putri Tuan Jiang menghilang, kenapa bia ada di sini?"
"Apa_"
"Yang Mulia Kaisar telah tiba!"
"Yang mulia Pangeran Mahkota telah tiba!"
"Yang Mulia Raja Ji telah tiba!"
"Yang Mulia Raja Zu telah tiba!"
Kasim meneriakkan satu persatu anggota keluarga istana yang datang. Semua menteri termasuk Perdana Menteri Jiang dan Jiang He bangun dari duduknya dan menyambut kedatangan empat orang penting di kerajaan Ming.
"Semoga yang Mulia Kaisar dan Pangeran selalu bahagia dan sejahtera," ucap mereka dengan serempak.
"Bagaimana kabar tuan-tuan hari ini?'
"Baik yang Mulia."
"Baguslah kalau begitu. Semoga pertemuan kali ini berjalan dengan lancar. Silahkan dimulai!"
"Yang mulia ada laporan bahwa di desa A ada sekelompok orang yang melakukan pembunuhan. Jumlah cukup banyak. Sepuluh orang lelaki dan dua belas perempuan. Setelah melakukan pembunuhan itu mereka menghilang. Namun seminggu kemudian kelompok itu muncul di desa c dan melakukan hal yang sama. Para prajurit yang ditugaskan untuk menangkap mereka belum berhasil. Itu saja laporan dari hamba yang mulia."
"Kapan laporan itu masuk?"
"Semalam yang mulia. Ada salah satu warga yag tinggal di desa A melapor pada hamba. Mohon Yang Mulia memberikan solusinya," pinta Menteri pertahanan dengan tulus.
"Bagaimana Pangeran?" tanya Kaisar Wang Ming pada ketiga putranya.
"Kita harus mengerahkan orang-orang terlatih unutk menangkap Mereka. Lebih cepat lebih baik," kata Pangeran mahkota.
"Biar Saya yang turun tangan untuk menanganinya," kata Raja Ji.
"Saya setuju dengan usulan Pangeran Mahkota dan Raja Ji," kata Raja Zu.
"Baiklah kalau begitu. Setelah pertemuan ini berakhir, Raja Ji bisa mempersiapkan diri," ujar kaisar Ming Wang.
Kaisar Ming Wang akan memanggil Pangeran jika berkata pada ketiga pangeran secara langsung, namun jika sendiri maka akan memanggil sesuai nama panggilannya.
"Ada lagi?'
Satu persatu menteri memberikan laporannya pada Kaisar Ming Wang. Setelah semuanya selesi, jiang he diminta oleh Kaisar Ming Wang unutk berdiri di tengah. Jiang melakukannya dengan patuh.
"Sejak kapan Nona Jiang ada di rumah?"
"Kemarin yang mulia."
"Selama sebulan ini dimana Kamu tinggal?"
"Lembah iblis."
"Tidak mungkin," teriak sesorang yan duduknya disamping Tuan Perdana Menteri Jiang dan Jiang He.
"Apa ucapanmu itu benar?" tanya Kaisar Wang Ming dengan tegas.
"Benar yang mulia. Waktu itu ada beberapa orang yang menculik Saya saat pulang dari akademi. Mereka menyiksa dan berniat membunuh Saya. Kemudian Mereka membuang tubuh Hamba dari atas tebing ."
"Jangan berbohong gadis kecil. Kalau Kamu memang dibuang di lembah iblis bagaimana kamu bisa sampai disini?'
'Memangnya kalau sudah masuk ke wilayah lembah iblis akan mati?'
"Tenu saja. paling tidak tubuhnya akan cacat. Sedangkan yang saya lihat tubuh Nona Baik-baik saja."
"Apa yang tuan katakan memang benar. Seandainya tidak ada orang yang menolong ku mungkin saja saat ini sudah menjadi mayat. Beruntung nya Saya bertemu dengan Guru Xi. Beliau tidak hanya menolong Saya tetapi juga mengajari saya beladiri.
".... "
Semua terdiam mendengar ucapan Jiang He