Javier dan Jihan, 2 pasangan yang sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas itu terpaksa harus kandas karena tidak mendapatkan restu dari orang tua Javier.
" jika mereka tidak menerima mu, maka aku akan pergi. kita akan pergi bersama jauh dari mereka"
" tidak Javier, kita tidak akan melakukan itu"
" kita akan melakukannya"
" kamu harus menikah dengan wanita pilihan keluarga mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 29
Jihan berjalan memasuki sebuah gedung pencakar langit. dia berjalan dengan wajah datar dan tatapan dingin. orang orang yang ada di sana menatap binggung pada Jihan.
Jihan menekan tombol lift, begitu lift terbuka dia segera masuk. Tidak butuh waktu lama dia tiba di lantai tujuannya.
" Jihan" seru Javier terkejut kala melihat Jihan keluar dari lift dan berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan papanya.
Javier mengikuti Jihan. Jihan masuk ke ruangan pimpinan perusahaan dan Javier hanya berdiri di depan pintu mengintip kedalam. Dia penasaran ada perlu apa Jihan bertemu dengan papanya.
sandi terkejut sekaligus binggung saat melihat kehadiran Jihan di ruangannya. Jika di lihat dari wajah Jihan sih saat ini Jihan sedang marah besar.
" ini kan yang anda mau selama ini? Anda ingin saya dan putri saya menderita?" tanya Jihan dengan mata mengkilap kemarahan dan kesedihan.
sandi mengangguk dengan santai " of course"
Tangan Jihan terkepal erat menahan hasrat ingin meninju wajah sandi. Rasanya dia sangat ingin membunuh pria ini.
" sekarang anda puas? saya dan cucu anda sudah sangat menderita tanpa tahu apa salah kami" ujar jihan " lihat saja kedepannya, saya bersumpah akan membuat keluarga Anda hancur bagaimana pun caranya"
" anda sudah membunuh suami saya, dan mari kita lihat kedepannya, siapa yang akan saya bunuh di Antara keluarga anda "
" apa maksud mu?" tanya sandi tidak mengerti.
membunuh suaminya Jihan? Yang benar saja. Berita ini saja belum sandi ketahui. Lagian sandi sama sekali tidak berniat untuk membunuh Irfan, targetnya adalah Naira atau tidak ya Jihan.
" tidak usah pura pura bodoh, tuan Zanetti yang terhormat. Saya tahu Anda sangat mengerti" ujar Jihan.
" saya tidak pernah membunuh suami mu"
" saya tahu, Anda sengaja membuat suami dan anak saya kecelakaan agar anak saya mati, tapi sayangnya suami saya melindungi Putri saya " ujar jihan" kau pasti meras kecewa kan karena yang mati bukan Naira, tapi Irfan? "
" saya tidak habis pikir, entah apa kesalahan saya dan Naira. Kami sudah menjauh dari putra Anda, tapi putra anda yang terus mendekat. Dan semuanya semua kesalahan itu kami yang tanggung? Dan sekarang yang jadi korban disini Irfan, pria yang tidak tahu apa apa"
" Irfan saya yang bukan ayah biologisnya Naira, tapi dia sangat menyayangi Naira. Tapi anda? anda yang berstatus kakek nya malah ingin melenyapkannya"
sandi mengeleng. Ini benar benar bukan rencana dia. Sandi tidak pernah bertindak gegabah. dia jika bertindak akan memikirkan resikonya terlebih dahulu.
" ini bukan karena aku, mungkin Irfan memiliki musuh yang lain" ujar sandi serius.
" aku akan mencari tahu semuanya, dan jika kau terbukti bersalah, kau akan mati di tangan ku" ujar Jihan lagi segera keluar dari sana.
Javier yang tadi berdiri di balik pintu segera menyingkir kala melihat Jihan hendak keluar. Dia bersembunyi di balik tembok. Javier masih belum mengerti, siapa cucu ayahnya? apa itu Naira? Kalo iya Naira berarti Naira putrinya?
tentu saja Naira ya kan? Javier tidak pernah berhubungan intim dengan wanita lain, sekalipun di bar. Hanya Naira satu satunya wanita nya. Dengan Tasya pun dia tidak pernah menyentuh wanita itu secara intim.
Jantung Javier bedegup kencang, jadi Naira adalah anaknya? Pantas saja dia selalu merindu Naira dan merasa ada hal yang berbeda pada gadis kecil itu. Jadi mereka anak dan ayah?
Javier segera mengejar Jihan. Javier menaiki lift menuju lantai dasar. tiba di sana dia segera keluar dengan langkah lebar. Namun dia terlambat, mobil Jihan sudah tidak ada.
" sial!" ujar Javier lalu berjalan ke basemen perusahaan untuk mengambil mobilnya. Untungnya Pian sedang sibuk di ruangan nya.
Javier segera masuk ke mobil lalu mengeluarkan dari basemen dan segera keluar dari sana.
tujuan Javier adalah rumah jihan. Javier yakin Jihan pasti pulang kerumah. Javier mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga beberapa kemudian Javier tiba di depan rumah Jihan.
Javier menancap gas lalu sengaja menabrak pagar rumah yang di tutup rapat-rapat itu sehingga menimbulkan keributan. Satpam segera membuka pintu dan Javier menggunakan kesempatan itu untuk masukkan mobilnya.
" maaf, tuan di larang masuk" ujar satpam berusaha menahan Javier yang hendak berjalan masuk ke rumah Jihan.
" lepaskan!" desis javier menatap tajam satpam tersebut. Karena satpam itu tidak kunjung melepaskan tangan nya, jadi Javier harus bertindak kasar, dia menendang perut satpam hingga tangga nya terlepas dan satpam tersebut mundur beberapa langkah.
" Jihan!!, buka pintunya" teriak Javier seraya mengendor pintu.
Beberapa kali Javier berteriak akhirnya pintu terbuka dan terlihat Jihan berdiri dengan wajah datarnya. Dibelakang Jihan ada Naira yang ikut keluar karena mendengar keributan.
" ada perlu apa kamu kesini?" tanya Jihan dingin.
" aku mau ngomong sama kamu " ujar Javier. Javier melirik Naira yang berada di belakang Jihan, lalu dia tersenyum pada gadis itu " Naira, sini " ujar Javier memanggil Naira.
namun Naira bersembunyi di belakang tubuh Jihan. Naira tidak berani berhadapan dengan Javier.
" pergi!" ujar Jihan datar tanpa ekspresi.
" aku tidak akan pergi sebelum kamu mengizinkan ku untuk berbicara " ujar Javier.
" tidak ada yang penting yang harus kita bicarakan, sekarang pergi "
" ada, ini sangat penting " ujar Javier" aku ingin bertemu dengan anak ku, dan berbicara dengan ibu dari anak ku. apa itu tidak boleh?"
Jihan terkejut, dari mana Javier tahu? Apa sandi memberi tahu Javier? tapi rasanya tidak mungkin. Apa Javier tadi mendengar perdebatannya dengan sandi tadi?
" kamu sudah tahu semuanya kan? Jadi tolong pergi dan jangan pernah kembali lagi" ujar Jihan.
Javier mengeleng kuat. pergi dan tidak kembali? Yang benar saja. Naira adalah putrinya, bagaimana bisa dia meninggal Naira?
" aku tidak akan pernah pergi, Jihan. Aku ayahnya Naira, aku berhak menemui Putri mu" ujar Javier.
" kau tidak punya hak apa apa, Javier! GARA GARA KAI NAIRA DAN AKU MENDERITA!!" teriak Jihan benar benar muak sekarang.
Naira terkejut. baru kali ini dia melihat ibunya semarah itu.
" aku tidak melakukan itu Jihan" ujar Javier.
Itu bukan salahnya kan? Dia tidak berniat sama sekali untuk membuat mereka menderita. Javier malah ingin membuat mereka bahagia.
" jika kau ingin bertemu Naira, maka lenyapkan orang mu terlebih dahulu baru aku menerima mu"