Di dunia kultivasi yang kejam bernama Benua Azure Langit, seorang pemuda desa bernama Lin Feng seumur hidup dianggap “sampah” karena dantian rusak yang membuatnya tak mampu menyerap Qi. Diejek, dikhianati, bahkan tunangannya membatalkan perjodohan demi masa depan yang lebih cerah.
Dari seorang anak desa yang terbuang hingga menjadi legenda yang ditakuti sekaligus dikagumi, Lin Feng berjuang membuktikan bahwa bahkan “daun kering” bisa menjadi pedang abadi yang membelah langit. Bersama Su Ling’er, ia menapaki jalan panjang menuju keabadian—jalan yang dipenuhi darah, air mata, tawa, dan cinta abadi yang tak pernah layu seperti bunga sakura es di puncak gunung suci.
Sebuah kisah epik xianxia klasik penuh aksi kultivasi, balas dendam yang memuaskan, romansa manis yang berkembang perlahan, serta perjalanan menjadi tak terkalahkan sambil melindungi orang yang dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michael Nero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Pertarungan Dengan Nascent Soul
Malam serangan tiba diiringi oleh langit yang mendung tebal, petir samar bergemuruh di kejauhan seolah langit sendiri merasakan pertarungan yang akan datang. Seratus murid elit Sekte Pedang Langit bergerak seperti hantu di kegelapan, jubah hitam mereka menyatu di balik bayang-bayang malam.
Lin Feng dan Su Ling’er memimpin di depan, aura Golden Core menengah puncak mereka disembunyikan sempurna agar tidak terdeteksi terlalu dini.
Perjalanan ke markas utama Sekte Darah Iblis memakan waktu empat jam melewati hutan gelap dan lembah berbatu. Udara semakin berat seiring mendekat — bau busuk bercampur kabut merah tipis yang membuat napas terasa lengket di tenggorokan.
“Kita sampai,” bisik Lin Feng saat mereka tiba di sebuah tebing tinggi yang menghadap tepat ke markas musuh.
Markas itu megah sekaligus mengerikan, istana batu hitam menjulang di tengah lembah luas, dikelilingi tembok yang dibentuk menyerupai tulang raksasa yang masih meneteskan aliran darah segar.
Obor yang menyala abadi terpasang di sepanjang tembok, ribuan tenda merah berbaris rapi, dan di tengah lapangan utama terlihat formasi darah kuno yang mulai dibangun — lingkaran besar dari mayat-mayat penghuni desa yang dikorbankan, darah mereka mengalir ke altar tengah yang memiliki simbol kuno.
Su Ling’er mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih. “Mereka sudah memulai ritual. Kalau formasi itu selesai, kekuatan Xue Wuhen bisa naik ke Nascent Soul puncak sementara.”
Lin Feng menatap istrinya. “Kita hancurkan malam ini juga. Tim kita bagi tiga, aku dan Ling’er akan menyerang altar utama, kelompok satu dan dua hancurkan tembok dari sisi Utara sementara kelompok tiga melindungi barisan belakang..”
Murid-murid mengangguk paham. Tak ada kata takut di mata mereka — hanya tekad yang membara karena latihan keras berminggu-minggu yang menjadi penyulut semangat mereka.
Lin Feng mengangkat tangan. “Tunggu sinyalku — tornado sakura es di langit.”
Mereka meluncur turun dari tebing seperti air terjun bayangan.
Serangan dimulai tanpa suara. Kelompok satu dan dua menebas tembok tulang dari sisi Utara dengan teknik pedang yang sudah diajarkan Lin Feng — intent musim semi membersihkan racun darah, lalu tebasan musim gugur memotong tulang seperti kayu kering. Tembok retak besar, tulang-tulang berjatuhan dengan bunyi keras yang memecah keheningan malam.
Lonceng peringatan dari menara pengawas langsung berbunyi — lonceng darah bergema menggelegar, ribuan murid Darah Iblis berlarian keluar tenda dengan senjata yang sudah dilumuri racun darah.
Di halaman utama Lin Feng dan Su Ling’er sudah berdiri di depan altar formasi yang darahnya mulai mendidih.
Sebelum mereka sempat menghancurkan formasi itu Xue Wuhen muncul dari istana bak raja iblis— jubah merahnya berkibar, aura Nascent Soul menengah meledak hingga tanah retak di sekitarnya. Matanya merah menyala, mulutnya yang menyeringai memamerkan deretan penuh gigi tajam.
“Lin Feng… Su Ling’er…” suaranya bergema seperti guntur. “Kalian berani datang sendiri ke tempatku?”
Lin Feng maju selangkah, pedang kayu persik sudah di tangan. “Kami datang untuk menghancurkan mu sebelum kau meratakan sekte kami.”
Su Ling’er berdiri di sampingnya, pedang kristal memancarkan cahaya es biru dingin. “Dan kami tak sendirian.”
Xue Wuhen tertawa gila. “Seratus tikus tak akan merubah apa-apa. Aku akan mulai dari kalian — esensi Golden Core kalian akan menjadi pupuk terbaik untuk ritual malam ini.”
Ia mengangkat tangan — domain darah raksasa meledak, menutupi seluruh lapangan utama dalam kabut merah pekat yang menggerogoti Qi siapa pun yang masuk.
Murid-murid sekte yang mendekat langsung batuk darah parah, seperti paru-paru mereka di tusuk sebuah pedang berkali-kali, dan juga kulit mereka langsung melepuh saat terkena racun domain.
Lin Feng dan Su Ling’er sudah bersiap membuka domain mereka.
“Sekarang!” kata Lin Feng.
Domain sakura es abadi mereka meledak menggelegar — kelopak biru-putih berputar ganas, membersihkan kabut darah di sekitar mereka dan melindungi murid-murid sekte yang mundur sementara.
Dua domain bertabrakan — darah bertemu sakura es — udara retak seperti kaca, getarannya membuat tanah bergoyang.
Xue Wuhen tidak tinggal diam setelah melihat domain miliknya mampu diantisipasi oleh pasangan didepannya, lantas ia bergerak lebih dulu. Tubuhnya melesat seperti kilat merah, tinjunya menghantam ke arah Lin Feng dengan teknik Tinju Darah Menghancurkan Langit — setiap pukulan meninggalkan lubang hitam kecil di udara, tekanan Nascent Soul membuat ruang terdistorsi.
Lin Feng menangkis serangan itu dengan pedang kayu, intent pedang abadi lapisan tertinggi yang sudah ia kuasai — musim dingin yang membekukan waktu sebentar di sekitar tinju itu. Dentuman keras bergema, getaran membuat lengannya retak, darah mengalir dari pelipis sebelah kirinya.
Su Ling’er tidak terima melihat pasangannya dilukai, wanita itu menebas Xue Wuhen dari samping dengan teknik Es Seribu Kelopak Mekar Abadi — ribuan kelopak es tajam seperti pedang turun dari langit menusuk Xue Wuhen dari segala arah.
Xue Wuhen meraung, domain darahnya membentuk perisai tebal yang memblok hujan kelopak — tapi beberapa lolos, mengiris kulitnya hingga darah hitam mengucur. Regenerasinya langsung bekerja dan lukanya sembuh seketika.
“Kalian cukup kuat untuk orang yang baru saja memasuki ranah Golden Core,” kata Xue Wuhen sambil tertawa, “tapi Nascent Soul bukan level yang bisa kalian jangkau!”
Ia mengaktifkan teknik terlarang khas klan iblis — tubuhnya membengkak, vena darah menonjol seperti sungai merah, auranya naik ke Nascent Soul puncak sementara dengan memakan esensi formasi altar.
Tanah di sekitar altar retak besar, darah mayat-mayat korban mengalir ke tubuhnya seperti sungai.
Lin Feng dan Su Ling’er mundur selangkah, tetapi anehnya aura mereka naik maksimal.
“Kita pakai yang itu,” kata Lin Feng cepat.
Su Ling’er mengangguk. “Teknik gabungan penuh — Sakura Pedang Abadi Menghancurkan Langit.”
Mereka saling berhadapan sebentar, tangan kiri saling genggam, tangan kanan pegang pedang. Qi mengalir dengan arus yang deras — panas abadi dan dingin langit menyatu menjadi badai biru-putih yang menutupi seluruh domain.
Langit di atas markas terbelah — tornado sakura es raksasa turun dari awan, berdiameter seratus meter, kelopaknya tajam seperti pedang dewa, memotong apapun yang dilewatinya.
Xue Wuhen membentuk tinju darah raksasa untuk melawan, tapi tornado itu terlalu kuat hingga mampu menelan tinjunya dan memotongnya menjadi butiran salju merah.
Ia ingin menghindar dengan teknik langkah ringan tetapi terlambat. Bilah tornado itu lebih dulu mengenai tubuhnya. Ia meraung kesakitan, raungannya begitu mengerikan seperti suara tangisan dari dasar neraka — luka dalam muncul di mana-mana, regenerasi tak sanggup mengikuti kecepatan kerusakan yang dialami.
Meskipun demikian Xue Wuhen bukanlah Nascent Soul biasa. Ia memaksa formasi altar untuk mengeluarkan energinya secara penuh— darah ribuan mayat menyembur menuju ke tubuhnya, aura naik lagi hingga batas, mata merahnya seperti gerbang kematian yang terbuka.
“Kalau begitu… matilah bersama!” raungnya.
Domain darahnya meledak total — lautan darah raksasa naik dari tanah, menenggelamkan seluruh markas dalam banjir darah beracun yang bisa melarutkan apa saja, bahkan mereka yang ada di level Golden Core tidak menjadi pengecualian.
Murid-murid sekte berlarian menghindari amukan Nascent Soul itu, beberapa tertelan ke dalam lautan darah dan lenyap dalam jeritan.
Lin Feng dan Su Ling’er berdiri di tengah tornado sakura es mereka, tapi lautan darah mulai menggerus domain mereka secara perlahan.
“Ling’er!” teriak Lin Feng. “Kita harus akhiri ini sekarang!”
Su Ling’er mengangguk, air mata dingin menetes. “Baik! Kita lakukan bersama-sama!”
Gandengan tangan mereka lepaskan , lalu berlari maju bersama — Lin Feng menebas horizontal dengan intent abadi penuh dan Su Ling’er menebas vertikal dengan intent es langit penuh.
Dua tebasan bertemu di tengah, menciptakan Pedang Sakura Es Abadi – Tebasan Langit dan Bumi.
Garis biru-putih raksasa terbentuk — panjang ratusan meter, lebar puluhan meter — menebas lautan darah menjadi dua, yang membuka jalan bagi keduanya untuk terus maju ke arah Xue Wuhen.
Xue Wuhen mengepalkan tangannya di depan dada dan membentuk perisai darah terakhir, sayangnya perisai itu tidak cukup kuat untuk menahan serangan dari pasangan Golden Core tersebut, serangan itu menebasnya dengan mudah, seperti memotong secarik kertas.
Tubuhnya terbelah dari bahu ke pinggul, darah Nascent Soul menyembur seperti air terjun berwarna hitam.
Ia jatuh berlutut dengan mata yang masih menyala karena benci. “Kalian… tak akan menang selamanya…”
Xu Wuhen mengumpulkan sisa-sisa energi yang ada disekitarnya, lalu memadatkannya di tubuhnya sendiri yang berfungsi sebagai wadah, tak lama kemudian tubuhnya menggelembung sebelum akhirnya meledak dengan kekuatan yang luar biasa besar— ledakan Nascent Soul yang ingin membawa serta semua musuh-musuhnya.
Lin Feng dan Su Ling’er memeluk satu sama lain, domain sakura es mereka menjulang sangat tinggi lalu melengkung sampai membentuk layaknya tempurung raksasa guna melindungi rekan tim yang tersisa.
Ledakan itu menghancurkan hampir seluruh separuh, tapi ada dari mereka yang selamat — terluka parah namun tetap hidup.
Markas utama Darah Iblis memang hancur malam itu, tetapi perang belum selesai, dan keseimbangan sudah berubah.
jika berkenan mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB
saya suka...saya suka.../Drool//Drool/
Terima kasih banyak atas dukungan dan kesetiaan kalian dalam mengikuti novel ini.
Saat ini, novel sedang dalam proses revisi, khususnya pada segi kepenulisan dan ejaan, agar alur cerita menjadi lebih rapi, nyaman dibaca, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Selain itu, terdapat beberapa adegan yang perlu dipotong, diperbaiki, atau diganti, demi memperkuat cerita serta menjaga konsistensi plot.
Proses ini dilakukan agar pengalaman membaca kalian menjadi jauh lebih baik ke depannya. Mohon pengertiannya apabila ada perubahan pada beberapa bagian cerita.
Sekali lagi, terima kasih atas kesabaran dan dukungan kalian. Semoga versi revisi nanti bisa memberikan kesan yang lebih mendalam dan memuaskan. 🙏✨