NovelToon NovelToon
Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Status: tamat
Genre:Romantis / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Pelakor / Tamat
Popularitas:102.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG @ersa_eysresa

Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.

Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.

Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.

Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Rumah Baru

Rayya dan Saka tiba di sebuah perumahan dengan deretan rumah sederhana dari golongan menengah ke atas yang tertata rapi. Mobil yang mereka kendarai berhenti di depan rumah minimalis dua lantai yang terlihat sangat modern. Saka mengajak Rayya masuk, dan menunjukkan satu-satunya kamar di rumah itu yang ada di lantai atas.

"Kenapa cuma satu kamar? Rumah ini kosong sekali,” tanya Rayya heran.

Saka tersenyum, "Ini rumah baru,aku sengaja membelinya untuk aku tinggali saat aku sudah menikah dan akan membawa istiku ke rumah ini. Kita akan tidur bersama malam ini, tapi aku tidak akan melakukan apa-apa. Aku ingin kamu merasa nyaman.”

Rayya merasa kagum kepada Saka,karena pria itu ternyata memiliki pemikiran yang jauh tentang pernikahan dan ingin mmebuat pasangannya nyaman.

Saka lalu mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu ATM, tanda nafkah pertama. "Kamu boleh isi rumah ini sesukamu, aku percayakan semua yang terbaik kepadamu sebagai nyonya rumah ini." ucapnya lembut.

Rayya benar-benar tak percaya ini, pernikahan, rumah dan sekarang nafkah dari suaminya yang tidak pernah dia duga sama sekali. Andai dia menikah dengan Putra, apakah dia akan mendapatkan hal yang sama seperti ini.

Rayya menggeleng, dia tidak boleh membandingkan Saka dengan Putra mereka adalah pria yang sangat berbeda.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu? " tanya Rayya hati-hati.

"Katakanlah, kalau aku bisa menjawab akan aku jawab dengan baik. " kata Saka sambil membuka kancing kemeja yang seperti mencekik lehernya.

"Apa sebenarnya pekerjaanmu?"

"Apa saja, asal halal dan cukup untuk makan.” jawab Saka sambil terkekeh.

" Mas, aku nggak bercanda."

Saka terkejut mendengar panggilan Rayya padanya. wanita itu memanggilnya, Mas. Dia tidak salah dengarkan? Begitu juga dengan Raya yang terkejut dengan panggilannya sendiri kepada Saka.

"Maaf tapi apakah aku boleh memanggilmu dengan kata itu. Bagaimana pun kau adalah suamiku, aku tidak pantas memanggilmu dengan nama saja bukan? " ujar Rayya meminta persetujuan Saka.

"Tentu saja, dengan senang hati jika kamu mau memanggilku seperti itu. " ucap Saka dengan senyuman lebar.

Rayya tersenyum dan duduk di pinggir tempat tidur, menggenggam kartu ATM yang baru saja diberikan Saka padanya. Perasaan campur aduk memenuhi hatinya senang, lega, tetapi juga cemas. Ia berharap pernikahan ini bukan sekadar permainan, bukan sesuatu yang hanya dijalani tanpa tujuan.

Sejak awal, ia dan Saka memang menikah tanpa benar-benar saling mengenal. Namun, hari ini adalah langkah pertama mereka untuk memahami satu sama lain. Setelah Saka menceritakan sedikit tentang pekerjaannya, kini giliran Rayya yang memperkenalkan dirinya.

Rayya menarik napas dalam sebelum berkata, “Aku ingin memberitahumu sesuatu tentang diriku.”

Saka yang sedang bersiap untuk membersihkan tubuhnya menoleh dan menatap istrinya dengan penuh perhatian.

“Apa itu?” tanyanya dengan nada lembut.

"Aku punya pekerjaan, dan aku pemilik sebuah bakery, namanya Ray's Bakery,” ujar Rayya.

Saka mengerutkan, tampak terkejut. "Bakery? Maksudmu, toko roti? toko roti yang ada di samping kafe Matahari? "

Rayya mengangguk pelan. "Ya. Tapi keluargaku tidak tahu aku pemiliknya. Mereka hanya menganggapku seorang pelayan di sana.”

Saka semakin terkejut. “Kenapa mereka berpikir seperti itu?”

Rayya menunduk sejenak sebelum menjawab, "Karena mereka tidak percaya aku bisa menjalankan bisnis sendiri. Mereka selalu menganggap aku tidak cukup mampu, jadi aku membiarkan mereka berpikir seperti itu.”

Saka mengamati wajah Rayya yang terlihat begitu tenang, meski ia bisa merasakan bahwa ada luka yang sangat dalam masih membekas di hatinya.

"Kamu ingin tetap bekerja di bakery-mu?” tanya Saka akhirnya.

Rayya mengangguk. "Aku ingin tetap menjalankannya. Aku akan pergi pagi setelah menyelesaikan pekerjaan rumah dan kembali sore hari. Aku tidak ingin meninggalkan sesuatu yang sudah kubangun dengan susah payah.”

Saka tersenyum. "Aku tidak akan melarangmu. Aku justru bangga karena kamu mau terbuka padaku tentang pekerjaanmu.”

Rayya menatapnya, mencoba mencari tanda apakah Saka benar-benar tulus atau hanya berbasa-basi. Tapi yang ia lihat hanyalah ketulusan di mata suaminya.

Saka melanjutkan, "Aku bahkan tidak menyangka kalau kamu adalah pemilik bakery itu. Kamu tahu? Mamaku sering membeli roti dan kue dari sana. Dia selalu memuji rasanya.”

Rayya terkejut. “Serius? Ibumu sering ke sana?”

Saka mengangguk. “Bisa dibayangkan betapa bahagianya nanti jika beliau tahu bahwa menantunya adalah pemilik toko roti langganannya.”

Rayya tersenyum kecil. Ternyata dunia ini memang sempit. Tanpa ia sadari, bisnis yang ia jalankan ternyata memiliki hubungan dengan keluarga Saka.

“Terima kasih karena mengizinkanku bekerja,” ucap Rayya akhirnya.

“Ini pernikahan kita berdua. Aku ingin kita saling mendukung,” jawab Saka dengan tulus.

Setelah percakapan itu, Saka menyuruh Rayya untuk beristirahat terlebih dahulu, sementara ia akan membersihkan tubuhnya. Rayya setuju. Hari ini sangat melelahkan, dan sepertinya masih banyak yang harus ia lakukan untuk rumah ini.

Rumah mereka masih kosong, nyaris tanpa perabotan. Ia harus mulai mengisinya agar tempat ini benar-benar terasa seperti rumah.

Sambil berbaring di tempat tidur, Rayya memandangi kartu ATM yang diberikan Saka. Hatinya terasa hangat. Ini adalah pertama kalinya ia menerima sesuatu dari seorang suami. Nafkah pertama yang diberikan Saka adalah bukti bahwa lelaki itu ingin bertanggung jawab atas pernikahan mereka.

Namun, di balik kebahagiaan kecil itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Bagaimana pernikahan ini akan berjalan? Apakah Saka benar-benar serius? Ataukah ini hanya sesuatu yang dijalani tanpa makna?

Ketika Saka keluar dari kamar mandi, Rayya langsung menanyakan hal yang membuatnya gelisah.

"Mas, aku ingin bertanya sesuatu.”

Saka menatapnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Tentu. Apa itu?”

Rayya menunduk sesaat sebelum mengangkat wajahnya dan bertanya dengan hati-hati, "Pernikahan ini… akan menjadi seperti apa?”

Saka tampak sedikit terkejut, tetapi ia segera mengerti maksud Rayya.

"Apa maksudmu?” tanyanya lembut.

Rayya menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian. "Aku hanya ingin tahu apakah pernikahan ini… bukanlah sebuah permainan.”

Saka terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan duduk di sampingnya.

"Rayya, aku ingin kamu tahu satu hal,” katanya, menatap mata istrinya dengan serius. "Aku tidak menganggap pernikahan ini sebagai permainan. Aku serius dengan hubungan ini, walaupun kita adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya.”

Rayya masih diam, mencoba mencerna kata-kata Saka.

Saka melanjutkan, "Aku tahu kita belum saling mencintai, tapi pernikahan bukan hanya tentang cinta di awal. Ini tentang bagaimana kita membangun sesuatu bersama. Aku ingin kita menjalani ini dengan niat baik dan saling menghargai.”

Rayya menatap Saka, mencari tanda-tanda kebohongan di matanya, tetapi yang ia lihat hanyalah ketulusan.

"Aku tidak akan memaksamu untuk langsung mencintaiku atau sebaliknya,” lanjut Saka. "Tapi aku ingin kita belajar mengenal satu sama lain, memahami, dan membangun rumah tangga yang baik. Bagaimana menurutmu?”

Rayya terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk pelan. Dia menarik napas dalam. Mungkin ini bukan pernikahan yang ia impikan, tapi setidaknya ia tidak sendiri dalam menjalani ini. Saka, dengan segala ketulusannya, membuatnya merasa lebih tenang.

"Baiklah,” ujarnya pelan. "Aku akan mencoba.”

Saka tersenyum lega. "Itu sudah cukup bagiku.”

1
Lin
Luar biasa
lee zha
bagusssss semangat terus thor/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
💝F&N💝
sudah like ya
Ririn Nursisminingsih
emang penyakit hati itu susahhh
Sandisalbiah
𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚊𝚗... 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚗𝚒𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗...
Sandisalbiah
𝚐𝚊𝚔 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚗𝚊, 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚠𝚊𝚛𝚊𝚜...
Sandisalbiah
𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚊𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚔𝚘𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚕 𝚍𝚕𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚝𝚊𝚔 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚁𝚊𝚢𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜, 𝚙𝚎𝚛𝚑𝚊𝚝𝚒𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚙𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚎𝚖𝚙𝚞𝚊𝚗 𝚞𝚕𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚕𝚒𝚌𝚒𝚔 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊...
Sandisalbiah
𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚔𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚌𝚞𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚂𝚊𝚗 𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚝𝚙 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑𝚗𝚢𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚒𝚝𝚞...
Sandisalbiah
𝓹𝓮𝓻𝓷𝓲𝓴𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓰𝓪𝓴 𝓶𝓾𝓵𝓾 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓭𝓲 𝓭𝓪𝓼𝓪𝓻𝓲 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪, 𝓽𝓸𝓱 𝓷𝔂𝓪𝓽𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓰 𝓪𝔀𝓪𝓵𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪𝓲 𝓰𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓭𝓲𝓴𝓲𝓽 𝔂𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓰𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓬𝓮𝓻𝓪𝓲𝓪𝓷... 𝓲𝓷𝓽𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓵𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓱𝓾𝓫𝓾𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓽𝓲𝓪𝓹 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓹𝓾𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓵𝓪𝓷𝓴𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓰𝓷 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪.. 𝓽𝓸𝓱 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓱𝓪𝓭𝓲𝓻 𝓼𝓮𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓪𝓭𝓪 𝓴𝓮𝓷𝔂𝓪𝓶𝓪𝓷𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓪𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷?
Sandisalbiah
𝓪𝓭𝓪 𝓸𝓻𝓽𝓾 𝓶𝓸𝓭𝓮𝓵 𝓫𝓮𝓰𝓲𝓷𝓲.. 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓼𝓽𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓷𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲 𝓭𝓲 𝓭𝓮𝓹𝓪𝓷 𝓽𝓪𝓶𝓾, 𝓳𝓰𝓷 𝓫𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓼𝓮𝓫𝓮𝓷𝓪𝓻𝓷𝔂𝓪 𝓡𝓪𝔂𝔂𝓪 𝓱𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓪𝓷𝓴 𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪𝓽 𝓶𝓪𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪 𝓲𝓷𝓲 𝓭𝓲 𝓹𝓮𝓻𝓵𝓪𝓴𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓽𝓭𝓴 𝓪𝓭𝓲𝓵 𝓸𝓵𝓮𝓱 𝓴𝓮𝓵𝓾𝓪𝓻𝓰𝓪𝓷𝔂𝓪? 🤔🤔
Rahma Inayah
gak ada bonchap nya gitu.akhr yg indah ..
Mefiani
bagus ceritanya...apa ada lanjutan ceritany satria ma satya kayak di keluarga erhan dulu...cerita dari generasi ke generasi ..makasih kak resa sayank...semangat berkarya💪💖😘
Reni Anjarwani
bagus bgt sayang sekali udah tamat
Ratna Mazdah
Menurut ku cerita nya bagus. Tpi gk cocok aja masak papa mertua ngajak ketemu menantu diluar. Seharusnya kalau memang ngajak ketemu diluar. Ibu saka harus nya ikut. Aneh aja rasanya. Perasaan😁 mf ya thor sekedar masukan. Atau diundang makan malam kerumah biar enak ngobrolnya. Ni kek ketemu sugar baby aja papa si saka ini😄
Reni Anjarwani
lanjut
Inisial M
next..
Mefiani
semoga twin segera lahir dengan selamat dan sehat..juga mamanya..
Rahma Inayah
semoga rayya slmt dlm melahirkan twins
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Amy
calon oma Dan opa heboh luar biasa,, excited bangat belanjanya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!