Putri yang bahagia dan ceria kini hilang di wajahnya karena usaha ayahnya yang bangkrut Adel bersedia menikah dengan pria yang baru di kenal demi kembalinya usaha ayahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33...
Elisa datang ke kantor Vano untuk memberikan surat undangan pernikahan ya terlihat bahagia di wajah Elisa... Tanpa rasa bersalah atau malu Elisa datang ke kantor Vano menyerahkan nya langsung ke Vano surat undangan tersebut.
"Hai Van... Kamu sibuk.?" ucap Elisa.
"Iya." jawab Vano.
"Kabarnya kamu akan jadi seorang Dady tidak lama lagi.?" ucap Elisa.
"Iya." jawab Vano.
"Oke, aku tidak akan lama aku mau kasih ini jangan lupa kamu datang bersama istri mu ya." ucap Elisa pamit.
"Baiklah, terimakasih." ucap Vano.
Elisa pergi dari ruangan Vano, saat menutup pintu Elisa sempat menatap Vano entahlah apa yang ada di pikiran Elisa meski Elisa tahu bahwa Vano mencintainya Elisa bisa bersikap biasa saja seakan tidak tahu apa apa dengan perasaan Vano pada nya...
"Bay, Carikan aku kado untuk nya." ucap Vano.
"Baik..." ucap Bayu.
Biasa nya Bayu akan melibatkan sang istri mencari kado untuk Elisa atau setiap Vano dapat undangan karena dirinya juga tidak tahu kado apa yang bagus dan pantas, Bayu emang pintar tapi dia dalam hal mencari hadia paling lemah dan tidak mengerti apa apa.
"Kamu yakin Van akan hadir di pernikahan Elisa.?" ucap Jimmy mereka lagi datang berkunjung.
"Kenapa tidak.?" ucap Vano yang santai.
"Kamu baik baik saja.?" ucap Jimmy.
"Siapa yang sakit.?" ucap Ramon baru tiba.
" Aduh kakak ipar mu sudah datang." ucap Jimmy.
Ya semenjak menikah dengan Jesi dirinya selalu di ledek oleh Jimmy kakak ipar tapi Ramon tidak keberatan atau marah dia justru senang dengan julukan itu tanda Vano harus tunduk padanya...
"Adik ipar mu dapat undangan dari pujaan hatinya." ucap Jimmy santai berbicara seperti itu.
"Bagus, biar pria ini sadar." ucap Ramon.
"Tapi tenang sepertinya dia akan mengajak adik ipar mu." ucap Jimmy lagi.
"Lebih baik tidak usah." ucap Ramon membuat Vano menatapnya.
"Iya, karena Delia lagi hamil aku rasa dirinya tidak perlu datang ke acara seperti itu." ucap Ramon.
"Aku tidak mau Delia salah paham." ucap Vano.
Ramon hanya tersenyum melihat sikap Vano meski Vano belum mengakuinya tapi sikap dan cara dia ke Delia sudah dapat di tebak pria ini sudah mulai menyukai istrinya Delia memang cantik denga tubuh tinggi 155 dan berat 45 kulit putih Delia nampak sangat manis.
"Anda sudah pulang.?" ucap Delia menyambut Vano kembali.
"Kenapa kamu menunggu ku.?" ucap Vano.
"Bukannya istri harus menunggu suaminya.?" ucap Delia.
"Apa kamu sudah makan.?" tanya Delia.
"Iya, aku dan Ramon serta Jimmy." ucap Ramon.
Delia pun pergi ke dapur memasukan makan yang dia masak ke dalam kulkas agar masih bagus, keesokannya Delia sedang berbincang dengan bunda Ema Denga di temani secangkir kopi buatan bi Tuti.
"Bunda, apa boleh saya hari ini membuat makan malam untuk semua anggota keluarga tersebut.
Memasuki kehamilan 3 bulan sudah nampak perut Delia yang buncit dan merasakan gerakan di dalam perut nya walaupun tidak jelas tapi Delia senang ada kehidupan di rahimnya... Perhatian seluruh anggota keluarga membuat Delia makin senang apalagi Vano suaminya.
"Apa besok kamu sibuk.?" Tanya Delia.
"Tidak..." jawab Vano menatap istrinya yang sedang duduk di atas ranjang sementara Vano di kursi santai sambil membuka laptopnya...
"Apa boleh saya ikut bunda ke cafe.?" ucap Delia sambil menunggu jawaban dari Vano.
Vano bukan menjawab malah bangkit dari duduk nya menghampiri istrinya itu, kini wajah nya sudah di hadapan Delia. Merasa dekat dirinya dengan Vano membuat Delia merasa canggung.
"Lebih baik kamu ikut aku ke kantor." ucap Vano.
Delia mendengar itu terkejut baru kali ini Delia di ajak ke kantor suaminya selama ini hanya pernah dengar dari kak Jesi yang dulu pernah bekerja disana dan sahabatnya yang bercita cita lulus akan bekerja disana.
"Apa aku tidak menggangu anda.?" ucap Delia. Delia senang sekali Devano mau mengajaknya ketempat kerjanya.
"Tidak." ucap Vano singkat.
Bersambung Terimakasih 🙏