One Night With Mr.R

"Wait" pinta Rells yang tidak ingin Sam sampai mendengarnya dan terjadi salah paham. Dia memastikan telinga Sam tertutup earphone atau tidak. Karena biasanya pria itu selalu mengemudi sembari mendengarkan musik. Setelah memastikan kalau Sam aman barulah Rells menjawab.

"Aku sudah melupakannya. Dan panggil aku Rells saja jika sedang diluar jam kerja, bukankah kita seumuran?"

"Emmhh ya, Rells" panggil Monica ragu-ragu.

"Ya"

"Tapi Rells sungguh, itu adalah kali pertama ada seorang pria yang melihat tubuhku. Aku.."

"Aku tahu kau sedang dalam keadaan tidak sadar saat itu"

"Tapi tetap saja aku malu Rells, aku takut kau berpikir aku adalah wanita yang.."

"Aku tidak mempunyai pikiran seperti itu" potong Rells lagi.

"Rells aku.."

"Sudah Monica, aku sudah melupakannya. Aku tidak mempunyai pikiran seperti itu terlepas dari apa yang telah aku lihat. Saranku, jangan pernah datang ke tempat seperti itu lagi jika kau tidak terbiasa. Bagaimana kalau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan?"

"Justru karena tidak mengenal tempat seperti itu aku telah diremehkan oleh seseorang"

"Tentang masalahmu dan juga dengan siapa, aku sungguh tidak tahu apa-apa. Tapi aku yakin kau adalah wanita baik-baik, pikiranmu tidak akan sesempit itu. Setiap orang mempunyai prinsip. Jika prinsipmu seperti itu maka lakukanlah, jangan berubah hanya karena seseorang meremehkan dirimu"

Monica menatap Rells tak percaya, pria yang dikenal dingin dan irit bicara itu telah berbicara panjang lebar padanya dan yang paling penting semua yang keluar dari mulutnya itu adalah sesuatu yang bijak. Tiba-tiba saja Monica mendapatkan getaran di hatinya.

"Kau benar Rells, saat itu aku terlalu rapuh"

"Nona Monic kita sudah sampai" panggil Sam saat mobil mewah Rells sudah berhenti tepat di depan Mansion Trusten.

"Baiklah, aku turun dulu. Terima kasih tumpangannya Tuan Rells dan Tuan Sam"

"Hm" jawab Rells kembali singkat.

"Ah iya tentu saja Nona Monic, sampai jumpa" balas Sam antusias, pria itu sampai melambaikan tangannya saat Monic mulai menghilang dibalik gerbang.

"Bukankah wanita itu paket lengkap Rells?"

"Ya, aku sedang ingin paket ayam lengkap Sam"

"Heh, apa katamu?"

"Aku ingin paket ayam lengkap, sekarang!"

Sam mencondongkan badannya ke kursi belakang, punggung tangannya ia letakan tepat diatas kening Rells lalu turun ke leher.

"Rells, are you oke?"

"I'm oke" jawab Rells yakin.

"Gak kesambet kan Rells?"

"Maksudnya?" tanya Rells tak terima.

"Kita baru saja makan. Dan sekarang kau minta makan lagi?"

"Memangnya kenapa? Salah?"

Sam menggelengkan kepalanya tak percaya, Rells yang dikenal tak banyak makan sekarang merengek meminta makanan lagi, padahal ini sudah larut malam.

"Kalau begini sih ya jelas ada yang salah" ucapnya seraya menginjak pedal gas.

"Kedai biasa Sam"

"Kau gila? Kedainya pasti sudah tutup Rells!"

"Kita cari!"

"Ya tapi dimana???" teriak Sam frustasi.

...---...

Amsterdam, Belanda

"Huft, insomnia ku kambuh lagi" keluh Lea. Kaki ia turunkan sampai menginjak lantai. Sudah dua jam dia berbaring mencoba untuk tidur.

"Minum susu dulu kali ya" ucapnya seraya mengeluarkan sekotak susu ibu hamil dari paperbag belanjanya sore ini. Tangannya lihai mengambil gelas lalu menuangkan susu dan air hangat. Terlihat ragu saat ingin meminumnya, Lea sampai harus menutup hidung terlebih dahulu. Tapi akhirnya berhasil sampai habis.

Lea tersenyum karena tidak merasa mual lagi, biasanya saat meminum susu Lea akan memuntahkannya kembali. Sampai diapun berinisiatif untuk mengganti perisa susunya dari coklat menjadi strawberry. Padahal sebelum hamil, Lea tidak menyukai susu strawberry.

Dia memutuskan untuk menyalakan televisi di ruang tengah sampai rasa kantuk melanda, "Baiklah mari kita tidur" ajaknya pada sang buah hati di dalam perut.