Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Keisha sedang mengemudikan mobilnya menuju kediaman kedua orangtuanya. Seperti biasa, setiap kali dirinya berulang tahun Keisha akan datang ke rumah masa kecil untuk merayakan ulangtahunnya di sana. Jika biasanya Keisha akan datang bersama Miko, kini Keisha hanya datang sendiri.
Keisha merasa malas bicara pada suaminya, mengajaknya untuk ikut datang ke rumah kedua orangtuanya. Biarkan saja seperti itu. Setelah sampai di rumah kedua orangtuanya Keisha akan mencari alasan akan ketidakhadiran Miko.
Laju mobil Keisha berhenti ketika sampai di rumah kedua orangtuanya. Sebelum keluar dari mobil Keisha lebih dulu memastikan penampilannya. Saat keluar Keisha melihat keberadaan mobil milik suaminya.
"Apakah dia di sini?" batin Keisha.
Benar saja ketika Keisha hendak melangkah, ia melihat Miko keluar dari rumah dan berjalan menghampiri dirinya.
"Kamu baru sampai?" tanya Miko.
"Hmm, rumahku sangat kotor. Jadi aku harus membersihkannya lebih dulu," jawab Keisha.
Sebenarnya perkataannya merupakan sindiran untuk Miko. Dan mungkin saja suaminya itu menyadarinya.
"Kei —" Ucapan Miko dipotong oleh Keisha.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Keisha.
"Ini hari ulang tahunmu. Seperti biasanya kita pasti akan berkumpul di rumah orangtuanmu, 'kan?" jawab Miko.
"Jadi kamu masih ingat dengan hari ulang tahunku?" Keisha tersenyum sinis di hadapan Miko.
"Tentu saja. Aku selalu ingat hari ulang tahunmu. Setiap tahun kita selalu merayakannya bersama," jawab Miko.
"Tapi semalam kamu sudah menghancurkan hari ulang tahunku, Mas." Keisha memandang ke atas, mencegah air matanya agar tidak keluar.
"Kei, aku membawa kabar baik untukmu semalam. Kita akan memiliki seorang anak," ucap Miko.
"Anak? Di mana pikiranmu, Mas. Bagaimana bisa kamu berpikir jika aku akan menerima anak dari wanita murahan itu," ucap Keisha.
"Kei, kamu jangan egois," ucap Miko.
"Aku egois?" Keisha menunjukan dirinya. "Kamu yang egois, Mas."
"Kamu menjalin hubungan secara diam-diam dengan sahabatku. Bahkan sekarang dia hamil dan kamu akan menikahinya." Rasanya Keisha sudah kehabisan kata-kata. "Kamu tidak memikirkan perasaanku saat kamu memutuskan untuk melakukan semua itu. Dan kamu masih bilang aku egois?"
Miko terdiam.
"Aku tidak ingin berdebat. Aku lelah, Mas," ucap Keisha.
"Aku juga tidak ingin berdebat denganmu lagi. Kita akan membicarakan hal ini di rumah saja," ucap Miko.
"Lebih baik kamu masuk. Keluargamu sudah menunggumu. Aku harus pergi sekarang. Mayang tadi meneleponku," ucap Miko.
"Jadi perempuan murahan itu sekarang menjadi prioritas utama bagimu?" sindir Keisha.
"Bukan begitu, Kei. Dia bilang perutnya sakit. Aku harus mengantarnya ke Dokter. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan anakku," jelas Miko.
"Terserah!" Amarah Keisha rasanya sudah menembus ubun-ubun.
Untuk beberapa saat keduanya sama-sama berdiam diri. Hingga suara Violetta memecah keheningan yang ada di antara Keisha dan Miko.
"Keisha." Violetta berjalan menghampiri anak dan menantunya.
Melihat ibunya sedang berjalan mendekat, Keisha langsung menghapus air mata yang ada di sudut matanya. Keisha segera menyingkirkan rasa sedih bercampur rasa kesal dari wajahnya dan menggantinya dengan senyuman di bibirnya.
"Hai, Mah." Keisha langsung memeluk ibunya.
"Sayang." Violetta mengusap punggung Keisha.
Keduanya sama-sama menarik diri dari pelukan itu. Sejenak Violetta memandang wajah Keisha lalu mengusapnya. Mata anaknya terlihat basah dan jelas jika Keisha baru saja menangis.
"Keisha, kenapa kamu menangis?" tanya Violetta.
"Tidak kenapa-kenapa kok, Mah. Aku hanya kelilipan debu tadi," jawab Keisha.
Violetta sangat tahu sifat anak perempuannya. Keisha tidak akan mau memberitahukan masalahnya pada siapapun.
"Oh, Mamah tahu. Pasti kamu sedih karena Miko tidak bisa menemani kamu di sini ya," tebak Violetta.
"Da-dari mana Mamah tahu?" Keisha merasa khawatir jika ibunya mendengar pembicaraannya dengan Miko mengenai Mayang.
"Iya jelas Mamah tahu. Tadi Miko sudah izin sama kami semua di sini. Miko mengatakan ada pekerjaan mendadak. Jadi dia tidak bisa ikut bersama kita untuk merayakan ulang tahun kamu di sini," jawab Violetta.
"Iya, 'kan, Miko." Violetta melihat ke arah Miko dan bertanya pada laki-laki berstatus menantunya.
"I-ya, Mah," jawab Miko dengan nada bicaranya yang gugup.
Keisha menatap Miko dengan rasa sedih bercampur rasa kesal. Tidak habis pikir suaminya bisa membohongi keluarganya. Keisha terus menatap Miko dengan tatapan seolah sedang mengintimidasinya, membuat Miko melihat ke arah lain untuk menghindari tatapan darinya.
"Kamu jangan sedih ya. Miko kan kerja untuk kamu dan masa depan kalian," ucap Violetta.
"Iya, Mah." Keisha mengangguk dengan wajah tertunduk untuk menyembunyikan air matanya.
"Ya sudah Mamah masuk dulu. Kami semua menunggumu di dalam." Violetta pergi setelah mengusap lengan Keisha.
"Iya, Mah." Keisha menganggukkan kepalanya.
Keisha menoleh ke arah pintu masuk, memperhatikan ibunya. Setelah memastikan ibunya sudah masuk ke dalam rumah, Keisha kembali melihat ke arah suaminya.
"Tega kamu, Mas," ucap Keisha.
"Sekarang demi perempuan tidak tahu malu itu, kamu tega membohongi aku dan juga keluargaku," lanjut Keisha.
Belum sempat Miko mengeluarkan kata-katanya, ponsel Miko lebih dulu berdering. Miko merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Tanpa melihat secara langsung Keisha tahu siapa yang menghubungi suaminya. Sudah pasti perempuan tidak tahu diri bernama Mayang.
"Sudahlah, Kei. Aku tidak ingin berdebat denganmu saat ini. Aku lebih mengkhawatirkan anakku yang ada di dalam kandungan Mayang," ucap Miko.
Sakit!
Itulah yang sedang Keisha rasakan saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya.
"Aku pulang dulu." Miko ingin memberikan kening Keisha sebuah kecupan, tetapi Keisha menolaknya.
"Jangan menyentuhku setelah kamu berani menyentuh wanita lain," tolak Keisha.
"Baiklah, terserah kamu saja," ucap Miko.
"Jangan pulang terlalu malam," pesan Miko.
"Aku tidak akan pulang jika wanita itu masih ada di rumah kita," ucap Keisha.
"Baiklah, Keisha. Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik," ucap Miko.
Keisha melihat Miko masuk ke dalam mobilnya. Sejujurnya Keisha masih berharap Miko mengurus mengurungkan niatnya untuk pergi. Namun, pada kenyataannya Miko tetap pergi demi wanita lain.
Keisha ingin sekali menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan rasa sedihnya. Namun, Keisha tidak mungkin melakukannya di hadapan keluarganya. Keisha tidak ingin keluarganya ikut bersedih memikirkan masalah yang terjadi di dalam rumah tangganya. Setelah mobil suaminya menjauh dan hilang dari pandangannya, Keisha masuk ke dalam rumah.
Berulang kali Keisha menarik napasnya dalam-dalam untuk meredam rasa sesak didalam dadanya.
"Hai, semua." Keisha menyapa keluarganya dengan senyuman di bibirnya.
"Hai, adikku. Aku sangat merindukanmu." Melihat adik perempuannya datang Kenzo langsung memeluk. Kenzo merasa sangat merindukan adiknya. Setelah membina rumah tangga dengan Felicia, dirinya jarang sekali menemui adiknya.
"Aku juga sangat merindukan Kakak." Keisha membalas pelukan dari kakak sulungnya.
Setelah Kenzo, Keisha juga memeluk saudara-saudaranya yang lain yaitu Kenzi, Sean, dan juga Marcello.
"Ello, kapan kamu pulang dari luar negeri?" tanya Keisha.
"Aku baru pulang semalam. Aku datang ke sini khusus untuk merayakan ulang tahunmu dan juga aku ingin memperkenalkan calon istriku," jawab Marcello.
"Wah, selamat. Akhirnya kamu akan predikat Playboy," ledek Keisha.
Ucapan Keisha berhasil memanggil membangkitkan tawa semua orang yang ada di dekatnya.
"Sudah, sudah, bercandanya nanti lagi," ucap Evano. "Sekarang kita langsung saja mulai acaranya," ucap Evano yang langsung dianggap disetujui oleh semua orang.
Evano menggiring Keisha kehadapan kue ulang tahun yang sudah disiapkan untuknya. Setelah lilin dinyalakan semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Keisha.
Sebelum meniup lilin, Keisha lebih dulu memejamkan matanya dan membuat keinginan. Keisha berharap dirinya diberi kekuatan untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapinya.
Selesai membuat keinginan mata Keisha kembali terbuka dan langsung meniup lilin yang ada di hadapannya.