Damned ... I Love You !!!

" Aaarrgghhhhh ..... "

Amy hanya bisa menutup mata dan menulikan telinganya ketika untuk kesekian kalinya mendengar jerit kepuasan suaminya . Seluruh bagian tubuhnya terasa sakit , pria itu benar benar kalap menyentuhnya . Berkali kali ia memohon agar pria itu berhenti menyentuhnya , tapi semakin ia memohon maka pria itu malah bertambah kalap .

Mungkin sudah menjadi kewajibannya memberikan kepuasan raga pada pria yang baru saja terkulai diatasnya , tapi tidak dengan cara seperti ini . Tak pernah ia bayangkan sebelumnya jika Lucas akan mengambilnya dengan cara mengerikan seperti ini .

Amy masih menutup matanya ketika merasakan kecupan lembut di keningnya . Hal termanusiawi yang Lucas lakukan setelah semua kesakitan yang ia rasakan. Tapi sungguh apapun yang dilakukan suaminya terasa begitu memuakkan !

Hingga ia bernafas lega ketika merasakan tubuh polos itu beranjak dari ranjang , sepertinya Lucas ingin membersihkan dirinya . Pria itu pasti jijik karena sudah menyentuhnya , sepanjang percintaan yang mengerikan tadi Lucas tak henti menyebut dirinya sebagai j*lang . Pria itu membuat dirinya merasa menjadi seorang p*lacur yang sedang menjual tubuhnya .

Dan Amy perlahan membuka matanya saat terdengar suara air yang dinyalakan . Dilihatnya keadaan dirinya sendiri yang ia yakin tak layak lagi untuk hidup . Hampir seluruh bagian atas tubuhnya terdapat jejak keunguan , ada beberapa memar dan luka cakar di hampir setiap bagian tubuhnya . Rasa nyeri pun ia rasakan di bagian lehernya karena Lucas sempat mencekiknya saat menyentuhnya pertama kali .

Dengan mengumpulkan seluruh kekuatan Amy mencoba untuk bangkit , yang ia inginkan sekarang hanyalah menghilang dari neraka ini . Berkali kali ia mendesis kesakitan ketika merasakan nyeri yang hebat di bagian inti tubuhnya . Bisa atau tidak bisa ia harus bangkit dari keterpurukannya kini .

Dan air matanya meleleh ketika melihat pantulan dirinya di kaca meja riasnya . Jika tadi ia masih berusaha untuk kuat maka saat ini terasa begitu hancur dan menyedihkan ketika melihat dirinya sendiri . Andai saja tadi ia bisa melawan , andai saja ia bisa lebih kuat ! Tapi semua terjadi begitu cepat dan dia kalah ....

Amy memungut pakaian yang dirasa masih layak untuk dia kenakan . Terpaksa ia memakai atasan yang tadi dikenakan Lucas karena blousenya sudah terkoyak rusak , beruntung rok bawahannya masih bisa terpakai walau sedikit robek di bagian pinggirnya .

Dan tanpa terlebih dulu merapikan riasannya Amy segera mengambil tas selempangnya dan keluar dari unit apartemen . Keinginannya untuk segera pergi ternyata bisa mengalahkan semua kesakitan yang dia rasakan . Tak ia pedulikan sorot penuh tanya sekaligus kasihan dari orang orang yang berpapasan dengannya .

Sampai di area depan ia menghentikan langkahnya berharap sebuah taksi atau kendaraan umum lain berhenti dan membawanya . Sampai ia dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang tiba tiba sudah berdiri tak jauh darinya .

" Kau .... "

" lkut saya Nona ... "

*

Sedang di dalam kamar mandi Lucas meremat kuat rambutnya , berkali kali tangannya menghantam dinding hingga tanpa ia sadari darah mengucur deras dari sela sela jarinya . Pria itu sangat menyesali perbuatannya !

Dia marah saat pertama kali mendengar kedekatan istrinya dengan pria lain , bahkan Amy mau menjadi mata mata di perusahaannya hanya demi mendapat uang dari pria lain . Hal yang yang tak pernah ia maafkan adalah ketika seseorang mengkhianati dirinya .

Terlepas dari ikatan hitam di atas putih yang menjerat mereka dia ingin Amy hanya hidup untuk dirinya . Wanita itu adalah miliknya dan akan selalu menjadi miliknya , tapi Amy selalu saja berhasil memancing emosinya . Bahkan dengan terang terangan Amy ingin tinggal bersama pria lain di mess Gregory .

" Maaf .... "

Satu kata yang meluncur tanpa ijinnya ketika mengingat semua hal yang sudah ia lakukan pada tubuh tak berdaya wanita yang sadar atau tidak sudah menjadi belahan jiwanya . Sekali lagi tangannya menghantam dinding ketika mengingat suara kesakitan istrinya . Dia benar benar menjadi monster yang tak terkendalikan . Tadi ia kalap hingga tak mau melihat ataupun mendengar rasa sakit istrinya .

Selesai membersihkan diri Lucas segera keluar dari kamar mandi . Yang ia inginkan sekarang hanyalah melihat keadaan istrinya dan membawanya ke rumah sakit . Dia yakin keadaan Amy sedang tidak baik baik saja . Dia juga ingin meminta maaf untuk semua yang terjadi , apapun alasannya ia sadar perbuatannya adalah satu hal yang tidak benarkan .

Tapi betapa terkejutnya dia ketika tak menemukan siapapun di atas ranjang . Dan matanya terpaku pada sebuah noda yang jelas terlihat pada alas putih di ranjangnya . Darah ... dia ingat jika darah itu adalah darah yang keluar saat ia pertama kali mengambil haknya secara paksa . Tapi saat itu mata dan hatinya sudah dibutakan oleh kebencian .

Dua kakinya luruh karena sadar apapun yang ada di otaknya selama ini adalah salah . Dia yang sudah mengambil kesucian istrinya , dan dia juga telah memberikan hinaan paling hina untuk wanitanya . Kemudian matanya teralih pada uang yang berhamburan di seluruh lantai , satu bentuk penghinaan lain yang sudah ia berikan .

" Maaf ... maafkan aku "

Tapi kemudian matanya memicing ketika melihat baju sang istri yang terkoyak . Baru dia sadari jika dengan keadaannya mungkin Amy masih belum jauh pergi , ia masih bisa menyusul dan membawanya kembali ke sisinya .

Lucas yakin mereka bisa memperbaiki semuanya dan memulai lembaran baru dimana tak ada kebencian disana . Seperti kesetanan pria muda itu keluar dari unit apartemen untuk mencari wanita pemilik hatinya .

" Amy .... sayaaangg !!! Sayaaannggg !! "