NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:207.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Fang Li berjalan mendekati Li Jing. Jika Li Jing tidak langsung mengutarakan maksud kehadirannya, artinya ada sesuatu yang penting yang ingin dia sampaikan.

"Ada apa?" tanya Fang Li

"Nona, pengawal utusan keluarga Bai telah tiba," jawab Li Jing.

"Hebat juga dia," ucap Fang Li.

"Pengawal yang ini berbeda, nona," ujar Li Jing.

"Berbeda bagaimana maksudmu?" tanya Fang Li penasaran.

Li Jing menatap dari balik bahu Fang Li. Nona kedua dari keluarga Lin sedang berjalan ke arah mereka. Fang Li mengerti maksud dari arah pandang Li Jing. Dia memilih diam sampai Fang Hua tiba.

"Kakak, ada apa?" tanya Fang Hua.

"Tidak penting. Kau dan adik ketiga pergilah dulu menemui ibu," jawab Fang Li.

"Baiklah" ucap Fang Hua.

Meski penasaran, Fang Hua tetap menuruti ucapan kakak pertamanya. Cepat atau lambat kakak pertamanya pasti akan memberitahu mereka.

"Sebaiknya kau segera menyusul kak," ucap Yu Jie sebelum pergi.

Yu Jie sudah tahu perihal kedatangan pengawal baru dari keluarga Bai. Tentu saja Yu Jie bukan mencuri dengar. Melainkan karena kelebihan yang dia miliki. Jadi, Yu Jie tidak bertanya seperti yang dilakukan oleh Fang Hua.

"Mmm," jawab Fang Li.

"Adik, kau tahu apa yang mereka bicarakan?" tanya Fang Hua sambil berjalan di sampingnya Yu Jie.

"Mmm."

Karena adik ketiganya itu tidak memberi jawaban, Fang Hua memilih tidak meneruskan pertanyaan berikutnya. Yu Jie dan Fang Hua berjalan dalam diam. Tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Melihat kedua adiknya sudah cukup jauh dari jangkauan, Fang Li meminta Li Jing untuk melanjutkan laporannya.

"Pengawal yang lama jatuh sakit sehingga tidak bisa melanjutkan tugas. Pengawal itu pulang dalam keadaan terluka parah," lapor Li Jing.

Fang Li tersenyum mendengarnya. Pantas saja jika pengawal utusan keluarga Bai tiba lebih cepat dari perkiraannya. Ternyata pengawal sebelumnya terluka. Padahal jebakan yang dia buat cukup menyulitkan, tapi tidak menyakitkan. Wajar jika saat ini yang hadir adalah utusan baru dan tiba lebih cepat.

"Antar dia ke kamar tamu. Aku akan menemuinya besok," ucap Fang Li.

"Baik nona."

Li Jing segera berlalu untuk melaksanakan perintah nona pertamanya. Fang Ling juga bergegas meninggalkan halaman samping. Dia harus menyusul dan berkumpul bersama ibu dan ketiga saudarinya. Menikmati camilan sore sambil berdiskusi tentang perjalanan nanti.

Sementara itu di kediaman keluarga Bai. Mei Yin berusaha membujuk ibunya agar dapat menahan emosi. Bisa gawat jika ibunya emosi dan gegabah dalam bertindak. Bisa-bisa rencananya gagal.

"Ibu, aku mohon ibu lebih bersabar!" pinta Mei Yin.

"Tabib Lin itu tidak menghormati kita yang sudah susah payah mengundangnya untuk tinggal. Aku tidak masalah dengan syarat yang dia berikan. Aku bisa merubahnya kapanpun aku mau, tapi membuat pengawal terbaikku sampai terluka parah begitu bukankah artinya tidak menghormati keluarga besar Bai," ucap Fang Yin.

"Aish, ibu! Belum tentu juga pihak keluarga Lin yang menyerang Liu Kang. Bukankah dia terluka karena kecerobohannya sendiri yang tidak hati-hati. Lagipula luka-luka yang dia dapat dari tempat yang berbeda. Mana mungkin keluarga Lin memiliki banyak pengawal atau pembunuh bayaran," jelas Mei Yin.

Melihat ibunya masih setia dalam diam, Mei Yin memilih duduk di samping ibunya.

"Ibu, tabib Lin itu hanya memiliki tiga saudari dan seorang ibu. Pelayan yang dia miliki juga kebanyakan wanita. Ada pun pekerja pria hanya mengurusi peternakan. Jadi, buang jauh-jauh pikiran ibu jika keluarga tabib Lin yang sengaja melukai Liu Kang untuk menghambatnya kembali ke ibu kota," timpal Mei Yin.

"Baiklah, ibu percaya padamu," ucap Fang Yin mengalah sambil membelai lembut wajah cantik putrinya.

"Terima kasih ibu," ucap Mei Yin senang.

"Kau sangat bermulut manis."

"Tapi kita tetap harus waspada. Ibu tidak ingin terjadi sesuatu menjelang hari pernikahanmu," ujar Fang Yin.

"Aku mengerti ibu."

Untuk sementara Fang Yin memilih mengalah dari putrinya. Sifat keras kepala putri kesayangannya itu sangat menurun darinya. Jika ingin mendapatkan sesuatu maka dia harus mendapatkannya. Tidak peduli dengan rintangan apa pun.

Bukan tanpa alasan Fang Yin curiga akan campur tangan keluarga Lin terhadap kepulangan Liu Kang. Pria itu pergi dalam keadaan baik dan tidak ada halangan selama perjalanan.

Jalan yang dia lalui juga jalur yang biasa dilalui oleh kebanyakan orang, tapi mengapa ketika dia pulang dalam keadaan terluka parah.

Wajar saja jika dia menaruh curiga. Menurut putrinya, tabib Lin sangat sulit bahkan tidak pernah menerima undangan dari keluarga bangsawan, tapi mengapa sekarang tabib Lin mau menerima undangan mereka dengan syarat yang mudah.

Meski begitu dia juga penasaran seperti apa rupa tabib Lin dan mengapa memilih tinggal di kediaman bagian barat keluarga Bai. Seolah telah mengenal kediaman ini.

"Mei Yin, kau kembalilah ke kamarmu! Ibu ingin istirahat," ucap Fang Yin.

Mei Yin mendongak lalu mengangguk setuju, "Baiklah ibu. Ibu istirahatlah yang baik."

Sepeninggal Mei Yin, Fang Yin menyuruh pelayan setianya, Ji Heng, untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan tabib Lin.

"Ji Heng, suruh beberapa pelayan untuk membersihkan kediaman bagian barat! Jangan lupa pilih beberapa pelayan untuk mengamati dan melaporkan keadaan selama tabib itu tinggal di sini!"

"Baik nyonya," jawab Ji Heng tanpa berlalu hingga membuat Fang Yin sedikit tidak suka.

"Mengapa kau belum pergi?" tanya Fang Yin kesal.

Biasanya pelayan pribadinya itu langsung mengerjakan perintahnya.

"Nyonya, maafkan hamba jika hamba lancang," ucap Ji Heng sambil menunduk.

Fang Yin tahu bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh pelayan setianya itu. Dia menyuruh tiga orang pelayan yang berada di dalam kamarnya untuk keluar.

Usai ketiga pelayan itu keluar, barulah Ji Heng berani bersuara setelah mendapat kode persetujuan dari nyonya besarnya.

"Nyonya, hamba telah melakukan perintah nyonya untuk mencari informasi tentang tabib Lin. Nona muda benar tentang keahlian yang dimiliki oleh tabib Lin. Tabib itu sangat terkenal dan tidak mau terikat hubungan dengan keluarga kaya manapun. Hanya saja ketika hamba mengetahui nama tabib Lin, hamba sedikit bimbang."

"Apa yang membuatmu bimbang?" tanya Fang Yin penasaran.

"Nama tabib Lin yang sebenarnya adalah Lin Yu Jie. Namanya mirip dengan nama nona tertua," jawab Ji Heng lancar.

Brak

"Lancang! Tidak ada nona lain selain Mei Yin. Apa kau sudah lupa?" berang Fang Yin sambil menggebrak meja.

"Maafkan hamba nyonya. Hamba tidak bermaksud untuk menyebutnya lagi, tapi kegelisahan hamba cukup mendasar," jawab Ji Heng tenang.

Pelayan wanita itu sudah paham bagaimana menghadapi dan mengatasi nyonya besarnya. Sudah sepuluh tabuh Ji Heng melayani Fang Yin hingga membuatnya menjadi pelayan utama di sisinya.

"Katakan!" ucap Fang Yin tegas.

Sebenarnya dia sangat malas harus mengingat masa lalu, tapi rasa penasaran berhasil membuatnya mengalah.

"Selain namanya mirip, dia hanya memiliki seorang ibu dan tiga saudari. Bukankah sangat kebetulan," jelas Ji Heng.

Fang Yin diam sesaat untuk berpikir. Berusaha mengingat siapa saja yang turut serta saat malam itu.

"Bukankah hanya Nuan yang mengikutinya."

"Nyonya, selain Nuan, ada Li Hua, Ling Mei, dan Xing Lian yang mengikuti gadis buangan itu."

Ji Heng memilih tidak menyebut kalimat nona pertama lagi lalu menggantinya dengan sebutan gadis buangan. Toh, memang benar gadis itu adalah gadis buangan dari keluarga Bai.

"Anak buangan itu tidak mungkin menjadi seorang tabib. Dari kecil dia senang bermain. Guru yang ku pilihkan untuknya hanya sekedar mengajarinya membaca dan menulis saja. Selebihnya, aku tidak memberikan guru dalam bidang lain. Aku sengaja memanjakannya hingga dia lupa daratan, tapi tidak ada salahnya kita berjaga-jaga. Lagipula bukannya kereta kuda yang mereka naiki mengalami kecelakaan dan menyebabkan nyawa mereka hilang,"

"Tapi nyonya mengapa dia memilih tinggal di bagian barat kediaman Bai? Bukankah kediaman itu bekas kediaman gadis buangan," sanggah Ji Heng.

"Kau benar, Ji Heng. Kita harus lebih waspada."

1
Osie
fang ling pasti diganggu pangeran xuan tuh makanya es mosi
Arbaati
makin seru...
Lismawati
lanjuuuut thor seemaaaangaaaaat 💪💪💪❤️
Arbaati
lanjuuuut... thoooor...
Lismawati
sekali kali double up thor , lagi seru baca ceritanya abis , lanjuuuuut thor 🙏🙏🙏👍💪💪💪
lisna: mkin mntap n seru certainly nya Thor.lnjut👍👍🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Yunita Widiastuti
rak ngombee obate lsg otw....
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
jujur karakter yang ku suka disini adalah karakter si selir jahat , dia tegas waspada tinggi, GK lebay GK menye² GK KY Yun jie bersaudara kebanyakan ngomong/Facepalm//Grin/dan rada sombong berasa paling hebat gitu kesannya, terus alay , karakter mereka tidak sesuai dg jaman kuno
natanatasasa
mampir
Osie
lama banget ya sesi. alas dendamnya..masih muter muter seputar kehidupan sehari hari
Aldiza azahra
lanjut..ini dah masuk bab kesekian semoga masih panjang...jangn si singakt kisahy...ato mlh di gantung g seru thor
Raudah Anis
ini sudah mau masuk bab 80, tapi masih belum balas dendam sama sekali sama selir gila itu thor/Frown//Frown//Frown/
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
belum juga balas dendam sudah ketemu laki2 bikin penghambat saja/Facepalm/
Lismawati
author sangat" irit , sehingga itungan babnya selalu , tu satu, gk pernah tu dua lanjuuut
Lismawati
ayo pangeran lebih semangat lagi menaklukan hati gadis yg kau sukai
Arbaati
tetap semangat pangeran
Raudah Anis
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kasihan sekali para pangeran/Chuckle//Chuckle/
Osie
yuuuuuu fang yin licik ...kagak tau dia yu jie lebih licik
Lismawati
makasih upnya , ditunggu lanjuuuutanya thor 👍💪💪💪❤️
Reinon: makasih kak
total 1 replies
Arbaati
like sudah, vote sudah...lanjut Thor....
Reinon: makasih kak
total 1 replies
YAM
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!