NovelToon NovelToon
Dijual Ke Gus Kahfi

Dijual Ke Gus Kahfi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gledekzz

“Kalau kamu nggak pulang sekarang, mama nggak main-main Syas. Mama akan jual kamu!”

Mata Syanas membelalak, tapi lebih karena terkejut mendengar nada serius ibunya dari pada isi ancaman itu sendiri. “Jual aku? Serius Ma? Aku tuh anak mama loh, bukan barang yang bisa dijual seenaknya.”


“Oh, kamu pikir mama nggak bisa?” balas Rukmini, suara penuh ketegasan. “Mama akan jual kamu ke Gus Kahfi. Dia anak teman almarhum papa kamu, dan dia pasti tau cara ngurus anak bandel kayak kamu.”

Syanas mendengar nama itu dan malah tertawa keras. “Gus Kahfi? Mama bercanda ya? Dia kan orang alim, mana mungkin dia mau sama aku. Lagian, kalau dia beneran mau dateng ke sini jemput aku, aku malahan seneng kok Ma. Coba aja Ma siapa tau berhasil!”

Rukmini mendesah panjang, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, menutup teleponnya. Syanas hanya mengangkat bahu, memasukkan ponselnya ke saku lagi. Ia tertawa kecil, tak percaya ibunya benar-benar mengucapkan ancaman itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gledekzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch ~

Syanas kembali tenggelam dalam dentuman musik yang menggema, tubuhnya bergerak bebas mengikuti irama yang menghentak-hentak. Cahaya neon yang berkilauan memantulkan bayangan liar di wajahnya, membuat matanya bersinar dengan energi liar. Ia seperti lepas dari dunia nyata, seolah waktu terhenti hanya untuk menikmati malam itu.

Keramaian di klub semakin menggila. Tawa dan canda terdengar bersahutan, sementara dentuman musik hampir menyatu dengan denyut nadi setiap orang.

Syanas tersenyum tipis, menikmati kebebasan yang hanya bisa ia temukan di sini. Namun, tanpa ia sadari, sesuatu sedang berubah.

Awalnya itu hanya sekilas perasaan. Dingin. Tidak biasa. Udara di sekitarnya seolah menjadi lebih berat, seperti ada tekanan tak terlihat yang menekan ruang itu.

Syanas mencoba mengabaikannya, terus bergerak mengikuti irama. Tetapi detik berikutnya, ia merasakan sesuatu, tatapan. Tajam. intens. membakar.

Tatapan itu begitu kuat, seperti menghancurkan dinding yang selama ini melindunginya. Ia berhenti, menoleh perlahan, dan matanya bertemu dengan sepasang mata hitam pekat yang berdiri tak jauh darinya.

Jantungnya berdetak lebih cepat, bukan karena musik, tetapi karena sosok itu. Laki-laki asing itu berdiri di sana, tubuhnya tinggi dan tegap, wajahnya begitu tampan hingga terasa hampir tidak nyata.

Namun, bukan wajahnya yang menarik perhatian Syanas, melainkan aura yang dibawa, dingin, keras, dan penuh kuasa.

Pakaian laki-laki itu benar-benar tidak sesuai dengan tempat ini. Sarung putih yang terikat rapi di pinggangnya, dan sorban yang melilit kepala, membuatnya terlihat seperti muncul dari dunia lain.

Kontras yang aneh dengan suasana klub yang liar. Tapi justru itu yang membuat semua orang di ruangan itu terdiam, termasuk Syanas.

Dari sudut matanya, Syanas melihat teman-temannya yang biasanya riuh kini membeku, saling berbisik, dengan wajah tegang dan bingung.

Syanas berusaha tetap tenang, mencoba mengabaikan tatapan laki-laki itu. Namun, semakin ia mencoba melanjutkan tariannya, semakin kuat rasa tidak nyaman itu. Seolah laki-laki itu menariknya dengan kekuatan yang tak terlihat.

Sosok itu akhirnya melangkah maju, langkahnya mantap dan terukur. Ia bergerak seperti seseorang yang tahu ia menguasai segalanya, termasuk ruangan ini. Orang-orang di sekitarnya spontan memberi jalan, seperti terhipnotis oleh kehadirannya.

Syanas terdiam di tempat, tubuhnya seolah kehilangan kekuatan. Udara di sekitarnya terasa semakin dingin, bahkan dentuman musik yang biasanya menggema kini terdengar jauh, seperti teredam oleh kehadiran laki-laki itu.

Ia berdiri tepat di hadapan Syanas, menatap dengan intensitas yang hampir membuatnya kehilangan keseimbangan.

Laki-laki itu seorang gus, bernama Kahfi. Namun, sebelum Syanas sempat mengatakan apa-apa, laki-laki itu mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya. Dengan gerakan cepat, ia menutupi tubuh Syanas dengan mukena besar yang membungkusnya dari kepala hingga kaki.

Syanas terkejut dan langsung meronta. “Hei, lo apaan sih? Ini klub malam, bukan masjid! Jangan sok-sokan di sini!” serunya sambil mencoba menarik mukena itu.

Namun, laki-laki itu tidak menggubris protesnya. Dengan tenang, ia membungkuk dan tanpa peringatan langsung mengangkat tubuh Syanas ke dalam gendongannya.

“Turunin gue! Lo gila ya?!” Syanas berteriak, suaranya nyaris tenggelam oleh musik yang masih menggema. Ia meronta, mencoba melepaskan diri, tapi laki-laki itu tetap kokoh memegangnya.

Suasana di klub semakin hening. Semua orang memperhatikan adegan itu dengan tatapan bingung, sebagian bahkan mulai berbisik-bisik.

“Lo nggak dengar gue bilang apa? Gue bisa jalan sendiri!” teriak Syanas dengan nada penuh kemarahan.

Namun, laki-laki itu tetap diam, wajahnya tenang seperti tidak terganggu sedikitpun oleh amukan Syanas.

“Apa lo nggak malu? Seorang Gus, anak dari ulama terkenal, menggendong perempuan yang bukan muhrim lo? Kalau papa gue masih hidup, lo pasti kena semprot!” bentak Syanas, mencoba menyerang sisi moral laki-laki itu.

Kahfi tetap melangkah mantap menuju mobil hitam yang terparkir tak jauh dari pintu keluar klub malam itu. Syanas meronta dalam pelukannya, suaranya menggema dalam malam yang dingin.

“Turunin gue sekarang juga, brengsek! Lo pikir siapa lo, hah?!” bentak Syanas dengan amarah membara.

Kahfi tidak menjawab. Tanpa ekspresi, ia membuka pintu belakang mobil dan dengan mudahnya memasukkan Syanas yang masih terbungkus mukena.

“Lo nggak bisa giniin gue, sialan! Lo dengar nggak gue ngomong apa?!” Syanas berusaha melepaskan mukena itu, tapi gerakannya terhenti ketika tatapan dingin Kahfi menghunjam seperti pedang.

Kahfi masuk ke mobil, menutup pintu dengan suara keras yang bergema, membuat Syanas tersentak. Di dalam mobil, suasana berubah menjadi sunyi, mencekam. Hanya suara napas cepat Syanas yang terdengar.

Kahfi menoleh perlahan, wajahnya mendekat hingga jarak di antara mereka hanya beberapa inci. Dengan nada berat dan dingin, ia bertanya, “Mau ke hotel atau ke rumah?”

Mata Syanas membelalak, kemarahannya memuncak. “Gila lo ya?! Apa maksudnya? Lo pikir gue cewek murahan yang bisa lo bawa-bawa ke hotel?!” suaranya penuh emosi, nyaris berteriak.

Kahfi tidak bergeming. Dengan tenang yang menyeramkan, ia mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan nada lebih tajam. “Hotel atau rumah?”

“Bangsat lo ya! Ngancem gue pake omongan kayak gitu? Gue bisa laporin lo ke polisi tau nggak!” Syanas melemparkan tatapan penuh kebencian, tubuhnya bergerak gelisah di kursi.

Kahfi mendekat lebih lagi, tatapannya begitu menusuk hingga Syanas tanpa sadar mundur ke sudut kursi. “Jawab sekarang,” bentaknya, suaranya menggelegar seperti gemuruh di malam yang sunyi.

Tubuh Syanas gemetar, napasnya tersengal. Ia mencoba mencari keberanian untuk membalas, tapi tekanan dari tatapan Kahfi terlalu kuat. Akhirnya dengan suara pelan dan bergetar ia menjawab, “R-rumah.”

Kahfi tidak berkata apa-apa lagi. Ia keluar dari mobil, menutup pintu dengan keras, lalu pindah ke kursi sopir. Dengan gerakan cepat, ia menyalakan mesin dan melaju, meninggalkan keramaian klub malam di belakang.

Syanas duduk diam di kursi belakang, tangannya mencengkeram mukena yang masih melilit tubuhnya. Amarahnya bergolak, namun ketakutan yang lebih dalam merasuki hatinya.

Sesekali ia melirik Kahfi melalui kaca depan, namun lelaki itu tetap fokus pada jalan, wajahnya dingin dan tak tergoyahkan. Tak ada sedikit pun reaksi dari dirinya atas umpatan atau perlawanan yang baru saja dilontarkan Syanas.

Pikiran Syanas kacau. Ia berusaha menenangkan diri, namun ketegangan dalam mobil itu begitu tebal, membuatnya merasa semakin terperangkap. Suasana mencekam, seolah udara di dalam mobil menekan dinding dadanya, membuatnya sulit bernapas.

Tiba-tiba, suara ibunya terngiang begitu jelas di benaknya, membuat hatinya bergetar. Ancaman itu datang kembali, menggema di telinganya seperti suara yang tak bisa dibungkam.

Ibunya dengan tegas mengatakan bahwa jika Syanas tidak segera pulang, ia akan dijual ke anak teman almarhum papanya, pria yang kini sedang mengemudi dengan tenang di depannya.

Tubuh Syanas menggigil, perasaan terperangkap itu semakin kuat. Apakah ini benar yang dimaksud ibunya? Di balik kemarahan dan ketakutannya, sesuatu dalam dirinya terbakar.

Syanas tahu jika ini benar-benar terjadi, ia tak akan membiarkan hal itu begitu saja. Ia tak akan menyerah begitu saja pada takdir yang direncanakan orang lain untuknya.

Dengan mata terbuka lebar, ia menatap punggung Kahfi, membiarkan rasa benci dan kebencian mengalir deras dalam tubuhnya. Ia tidak akan menjadi obyek yang bisa diperlakukan semena-mena oleh siapapun.

Tidak ada cara untuk mundur lagi. Jika ini adalah ujian terakhir yang diberikan hidup padanya, maka Syanas bersumpah, ia akan melawan dengan segala cara. Tidak peduli apa yang harus ia lakukan, ia akan berusaha menentang nasibnya dan berjuang untuk dirinya sendiri.

1
Raisha Harahap
jgn lama2 up y kk🙏🤭♥️
merry jen
penbinor inn nie daffa
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Eva Karmita
bagus Kahfi kamu harus tegas sama Daffa jangan sampai pebinor masuk dalam rumah tangga mu
merry jen
lhh ngpnn knu saktin nanas Krn perbuatan mmu daff ,,gk jls kmu hrsy kmu sakiti mmu Krn dh selingkh ,,
merry jen
selmtt selmtt kmu nanas wkkk,,
merry jen
kapok kmu Gus bini mu mskk yg gk pandai msk dsrh msk mkn tungku lgg 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️KLO gas di nyalii UD lhh klo tungku klo di tiup api y bs kmn mn blm lgg bkss nyalin api pkai ban bks kdg lupa suka matiin ,,truma x gus nyma bini mau melayang
Adinda
emang salah suamimu sudah tau gak ada kompor gak ada gas disuruh masak,syanas cuma bisa masak telur kahfi
Adinda
aku suka sama sifat Syanas
Adinda
bagaimana kahfi gak curiga panggilannya langsung ayang kalau panggilan mas kahfi mungkin suamimu gak curiga
Arw
ketawa guling2 saking lucunya..../Facepalm//Facepalm/
Hikari_민윤기
Kembang mawar kagem kanjeng author
Hikari_민윤기: aamiin ya Allah...
IG : Gledekzz97: Terimakasih, mudah²an rezekinya di lancarkan terus...
total 2 replies
Laila Isabella
gemes deh kamu syanas..pengen ku cubit2 pipi mu..kerjaan nya marah mulu..
Eva Karmita
kasihan nanas kangen bapaknya 🥺 ,, apa jgn" pak Dul ayahnya Mbah nanas 🤔🙄😅
Eva Karmita
tampa mereka sadari mereka sudah saling dekat dan membutuhkan 🥰😍
merry jen
lucuu bgtt mrkk niee
Eri
akhirnya up yg ditunggu-tunggu
dika edsel
ternyata gus kahfi juga manusia biasa kayak kita2 guys wkwkwkkk...,aku kira dia gk bakalan takut apapun eh ternyata...??
Hikari_민윤기
noh, tak kasih bunga lagi..
IG : Gledekzz97: Baik banget kakak satu ini 😍
total 1 replies
merry jen
lucuu bgtt psgnn inn ,,lgiann sapa gk tkt nanas dgn penampilan kmuu kyk bgtuu cb pkai sarungg mngkin ngkk terkejut tuu lakimuu ,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!