Bagaimana rasanya satu sekolah dengan pembunuh berantai? Ketakutan? Tentu nya perasaan itu yang selalu menghantui Shavinna Baron Maldives. Anak perempuan satu-satu nya dari keluarga mafia terkenal. Mungkin ini akan terdengar cukup aneh. Bagaimana bisa anak dari seorang mafia ketakutan dengan kasus pembunuhan anak SMA?
Bukan kah seharus nya ia sudah terbiasa dengan yang nama nya pembunuhan? Pasti begitu yang kalian semua pikirkan tentang Shavinna. Memang benar dia adalah anak dari seorang mafia, namun orang tua nya tak pernah ingin Shavinna tahu tentang mafia yang sebenarnya. Cukup Shavinna sendiri yang berfikir bagaimana mafia dari sudut pandang nya. Orang tua nya tak ingin anak mereka mengikuti jalan mereka nanti. Lalu bagaimana nya cara Shavinna menghadapi kasus pembunuhan yang terjadi di sekolah nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqiss.chedleon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BENCANA
Kedua belah pihak sudah sama-sama kelelahan sekarang. Terutama Aelin, Reza, dan Mona. Mereka sebenarnya sudah tak mampu melawan lagi, kecuali Evan. Pihak lawan juga sudah terlihat kewalahan untuk melawan Evan. Tiba-tiba saja Jovan datang bersama dengan Glori. Mereka berdua terlihat sangat berantakan, sama seperti Aelin, Reza, Mona, dan Evan. Glori juga membawa pistol di tangan nya yang tidak terluka. Glori langsung menembak salah satu dari ke enam orang bertopeng yang membawa sebuah alat. Beruntung tembakan nya tepat sasaran. Pihak musuh langsung mundur dan ingin melarikan diri. Semakin lama mereka tampak seperti akan menghilang. Salah satu dari mereka melemparkan bom asap hingga membuat satu cafe itu di penuhi asap tebal. Saat asap sudah mulai hilang, mereka ber enam juga ikut menghilang.
“MONA!” Teriak Reza yang terkejut melihat Mona sudah pingsan di depan nya.
Aelin dan yang lain nya langsung menghampiri Reza dan Mona. Reza bergegas menggendong Mona menuju mobil nya. Sedangkan Reza langsung di topang oleh Sebastian dan Evan. Saat mereka keluar, betapa terkejut nya para bawahan Glori yang melihat kondisi mereka sudah sangat kacau. Aelin dan Reza juga sama terkejut nya, mereka pikir para bawahan Glori sudah di bereskan oleh orang-orang bertopeng tadi. Tapi bagaimana bisa mereka malah berdiri di dekat mobil dan tampak biasa saja.
“Kalian ga liat ada orang yang keluar dari cafe?” bentak Glori.
“Siap, ga, Non. Dari tadi kami di sini dan ga ada yang aneh sama sekali,” jawab bawahan nya Glori.
“Tolong Ezra dulu, Glor.” ucap Seanna yang hampir putus asa.
Karena tidak ada waktu untuk berbasa-basi lagi, Glori langsung memberikan tumpangan untuk Seanna dan Ezra. Reza, Aelin, dan Mona pergi ke rumah sakit dengan satu mobil yang sama. Shavinna memilih pergi dengan Glori dan Seanna. Jackson juga terlihat terburu-buru sambil sibuk menelepon seseorang.
“Gue ga bisa ikut sama kalian. Gue harus nyari Naureen,” ucap Jackson.
Mereka semua mengerti keadaan Jackson saat ini, jadi mereka tidak bisa melarang juga. Jovan akhir nya berpisah mobil dengan Glori lagi. Riki tetap membawa motor nya, sama dengan Sebastian yang membawakan motor Ezra. Mereka sangat terburu-buru karena keadaan yang kritis.
Di sepanjang jalan Jackson berusaha menghubungi Naureen. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Berkali-kali ia menerobos lampu merah agar segera sampai ke rumah Naureen. Sayang nya semua sudah terlambat. Rumah Naureen sudah di penuhi banyak orang sekarang. Dan ada bendera kuning tergantung di pagar rumah nya yang terbuka lebar. Jackson langsung turun dari motor nya dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia menorobos masuk ke rumah Naureen. Saat melihat Ayah nya Naureen yang menangis sesegukan di depan sebuah jenazah, rasanya ribuan jarum menusuk jantung Jackson. Mata Jackson dan Ayah Naureen saling bertemu. Tanpa aba-aba Ayah nya Naureen menghampiri Jackson dan langsung menampar nya.
“ANAK SAYA MATI GARA-GARA KAMU! KAMU PEMBAWA SIAL! SEHARUS NYA DARI AWAL PERMATA SAYA YANG BERHARGA TIDAK BERTEMU DENGAN KAMU! DASAR LAKI-LAKI BRENGSEK!” Bentak Ayah nya Naureen dengan mata yang sangat merah.
Jackson tidak memberikan perlawanan apa pun. Rasa nya dunia berputar terlalu cepat sekarang. Bahkan ucapan Ayah nya Naureen tidak terdengar jelas oleh Jackson. Mata nya ter fokus pada jenazah yang ditutupi kain putih. Jackson masih tak percaya bahwa jenazah yang tergeletak itu adalah kekasih nya, Naureen. Kenapa semua ini bisa terjadi? Tiba-tiba saja permata Edelweiss meninggal begitu saja? Sebenar nya apa yang terjadi? Sekarang dunia Jackson sudah hancur sepenuh nya. Padahal baru saja kemarin mereka bertengkar. Siapa sangka malam itu menjadi pertemuan terakhir mereka berdua. Ini terlalu mendadak, Jackson tahu bahwa malapetaka akan datang.
Karena itu dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencegah hal buruk terjadi. Tapi bodoh nya Jackson berusaha melawan garis hidup yang sudah di bentuk. Jika memang ini adalah hari kepergian nya Naureen, tak akan ada yang bisa mengubah nya. Semua orang yang ada di rumah itu menatap tajam ke arah Jackson. Beberapa orang berusaha menahan amarah Ayah nya Naureen. Padahal Jackson baru saja tiba di sana. Jackson masih berusaha menyangkal semua hal yang sudah menjadi kenyataan. Jackson tidak bisa menerima kenyataan bahwa Naureen Megalissa Gowoen sudah tiada. Akhirnya Naureen bisa bebas dari dunia yang menurut nya kejam ini. Keinginan terakhir Naureen adalah terbebas dari kehidupan yang jahat ini, dan hal itu sudah di kabul kan sekarang. Jackson tidak tahu harus berekspresi seperti apa sekarang. Ia berharap semua ini hanya lah mimpi atau kejutan dari Naureen. Tapi itu benar, ini menjadi kejutan terakhir dari Naureen. Tak ada yang bisa melawan garis kehidupan, nyata nya usaha Jackson tidak membuahkan hasil apa pun.