Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja sama
"Ah,,, Regan, syukurlah akhirnya kamu sadar juga nak." sambut Sari saat dia membukakan pintu rumah dan ternyata sosok sang putra lah yang berdiri di hadapannya kini.
Wajah sari begitu sumringah menyambut kedatangan sang putra yang sebelumnya begitu keukeuh untuk memperjuangkan cintanya pada Sri sampai sampai putra kesayangannya itu nekat memilih kekasihnya dari pada sang ibu.
Berbanding terbalik dengan rona wajah Sari yang sumringah, wajah Regan justru terlihat datar cenderung tegang, meski begitu dia tetap menunjukkan baktinya dengan menyalami dan mencium tangan sang ibu seperti biasanya, meski sebelumnya hubungan mereka sempat menegang dan sempat terucap untuk memutuskan hubungan satu sama lain.
"Mana Karina, bu?" tanya Regan berjalan memasuki rumahnya yang kini di tinggali Karina dan sang ibu yang juga ikut tinggal di sana karena ingin menjaga menantunya yang sedang hamil.
"Karina sedang mempersiapkan makan malam untuk kita, ibu tadi cukup terkejut mendengar cerita dari Karina jika kalian akan berbaikan. Beruntung kamu cepat sadar ya, Nak, karena sejauh manapun seorang suami berpetualang, bahkan sampai menemukan tambatan hati yang baru, tetap saja istri pertama yang akan menjadi tempatnya pulang. Tolong jangan pergi lagi, ada anak yang harus kalian rawat bersama." Sari berpesan panjang lebar, namun Regan seperti tidak tertarik untuk menanggapi bahkan mendengarkan petuah sang ibu sedikitpun, langkahnya terus menuju ruang makan untuk bertemu Karina.
"Hai sayang, sepertinya kita memang berjodoh. Karena sekuat apapun kamu berusaha menjauh dari ku, Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kita." seloroh Karina dengan senyum centilnya, bahkan dia sempat mengedipkan sebelah matanya pada Regan dengan begitu genitnya.
*
Beberapa jam sebelumnya,
"Sri lestari?" gumam Karina dengan kedua alis saling bertaut dan kening yang mengernyit, saat sepupunya yang bekerja di rumah sakit tempat Sri di rawat memberikan informasi yang dia minta mengenai identitas wanita yang di bawa Julian ke rumah sakit yang konon katanya di akui pria itu sebagai kekasihnya, namanya terasa begitu familiar, Lestari,,,, tapi ada nama Sri di depannya yang membuat Karina semakin merasa penasaran dengan sosok wanita itu.
Tidak ada kartu identitas atau apapun yang menyertai informasi tentang identitas pasien wanita yang membuat Karina merasa penasaran setengah mati itu, hanya ada kartu identitas Julian yang terlampir sebagai keluarga pasien dan sebagai penanggung jawab pasien.
Langkah karina terhenti saat dia hendak menghampiri wanita bernama Sri Lestari di ruang rawatnya, karena dua pria tegap terlihat berjaga di depan pintu ruangan, kedua pria tegap yang Karina kenali sebagai anak buah Julian, tentu saja Karina hafal dengan dengan mereka, secara dia sempat menjalin asmara terlarang lebih dari satu tahun lamanya dengan Julian dan dia juga lebih sering menghabiskan waktu di rumah Julian dari pada bersama Regan.
"Sial, mengapa Julian begitu ketat menjaga wanita itu?" kesal Karina yang semakin merasa penasaran dengan sosok wanita yang begitu di jaga oleh Julian, membuatnya merasa cemburu karena selama berpacaran dengannya Julian tidak pernah memperlakukannya seistimewa itu, seingatnya selain meniduri dan memberinya uang, tidak ada hal istimewa lain yang Julian berikan padanya. Bahkan pernah suatu ketika dirinya demam tinggi Julian keukeuh tidak mau mengantarnya ke rumah sakit meski dokter Rio menyarankan agar dirinya di bawa ke rumah sakit.
"Kalau kau ingin peri ke rumah sakit, ajak saja Regan atau siapapun, yang jelas aku tidak mungkin mengantar mu ke sana meski kau sekarat sekalipun, bukankah kau tau kalau aku fobia rumah sakit!" masih sangat jelas di ingatannya saat itu Julian mengucapkan kata kata itu padanya yang sedang menggigil karena demam di rumahnya, namun kenapa justru sosok wanita bernama Sri Lestari ini mampu menggoyahkan pendirian Julian dan bisa membuat Julian mengalahkan rasa takutnya demi mengantarkan wanita ini.
Mengingat hal itu, rasa marah Karina semakin bergejolak di dadanya, namun Karina tetaplah Karina, wanita jahat dan licik itu tidak pernah kehilangan akal, dia kembali menghubungi saudaranya untuk meminta bantuan dengan sejumlah uang sebagai imbalan untuk mendapatkan foto wanita bernama Sri lestari ini.
saudara sepupunya yang memang mata duitan dan mempunyai akses untuk mendapatkannya dengan mudah tentu saja setuju, tak sampai sepuluh menit setelah menyuruh salah satu perawat untuk mengambil foto Sri secara diam diam, segera mengirimkan foto itu pada Karina.
Hampir saja Karina mati konyol karena kecelakaan mobil, saat dirinya yang sedang mengemudi itu membuka pesan dari saudaranya dan mendapati sosok wanita yang dia kenal sebagai Lestari sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mata yang terpejam, Karina spontan menginjak rem secara mendadak sehingga membuat pengendara di belakangnya kaget dan membunyikan klakson panjang berkali kali akibat marah, dan hal itu berhasil membuat Karina kembali tersadar.
"Dia? Kenapa harus dia lagi? Apa istimewanya wanita ini sampai sampai Regan dan Julian begitu tergila gila dengan wanita ini." ujarnya tidak percaya sembari melemparkan ponselnya ke jok sampingnya yang kosong.
Namun buru buru dia memungutnya kembali setelah sebuah ide licik tiba tiba masuk ke kepalanya, senyumnya bahkan mengembang dengan sempurna, Karina segera menepikan kendaraannya, lantas mengirimkan foto Sri yang dia dapat dari saudaranya tadi pada Regan.
"Satu,,, dua,,,, tiga,,,," Karina menghitung sesaat setelah dia mengirimkan pesan itu pada Regan.
Lalu tawanya pecah bak orang yang hilang kewarasannya karena tertawa sendiri saat ponselnya tiba tiba berbunyi tepat setelah hitungan ke tiga dia ucapkan.
"Hahaha,,,, ternyata dugaan ku benar, kamu akan langsung menghubungi ku, namun itu lebih cepat dari dugaan ku." tawa Karina masih terdengar, saat dia menerima telpon yang tidak perlu dia lihat siapa penelponnya karena dia sudah bisa menebak jika itu pasti Regan.
"Dimana dia, dimana Lestari?" tanya Regan dengan suara yang terdengar begitu emosional dari ujung telepon sana.
"Apa Sri Lestari sebegitu berartinya untuk mu?" ujar Karina dengan nada mengejek.
"Cepat katakan dimana dia, aku sudah mencarinya selama hampir satu minggu ini, tolong katakan dimana dia? Apa yang terjadi padanya?" kali ini bahkan suara Regan terdengar seperti tercekat menahan tangis.
"Wanita murahan seperti dia tentu saja akan mencari mangsa yang lebih bagus lagi saat tau buruannya yang sebelumnya tidak ada apa apanya lagi, hanya saja kali ini dia salah menargetkan mangsa, karena dia ingin merebut milik ku." ucap Karina tak kalah emosional.
"Jangan bertele-tele, katakan dimana kekasih ku, aku tidak peduli dengan milik mu atau hidup mu atau apapun tentang mu, aku hanya ingin tau dimana Lestari." marah Regan.
"Kali ini mungkin kita perlu bekerja sama, wanita itu bersama Julian sekarang, tapi sarankan jangan gegabah bertindak, karena Julian itu sangat licik dan berbahaya, percayalah pada ku untuk kali ini saja, kita harus bekerja sama, aku butuh Julian dan kamu butuh wanita itu, tujuan kita kali ini sama, ayo kita bertemu untuk membicarakan masalah ini." terang Karina.
"Aku bisa mengurusnya sendiri, aku tidak perlu bantuan mu." tolak Regan.
"Aku akan menanda tangani surat perceraian kita jika kamu mau bekerja sama dengan ku, tolong, anak dalam perut ku butuh Julian untuk menjadi ayahnya, aku juga tidak ingin kehilangan Julian, aku mencintainya, sangat mencintainya sama halnya seperti kamu mencintai wanita itu, kamu tidak tau betapa bahayanya Julian." kali ini ucapan karina terdengar serius.