Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.
pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya
yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 12
"Maksudnya Abang apa sih,oh iya Abang ngajak ketemu Arfi ada apa yah?" tanya Arfi.
"Ck.kebiasaan kamu tuh! terus saja mengalihkan pembicaraan,huft..malam ini Abang ingin kamu menemani untuk ke Rumah Calon Abang,karena Abang ingin segera melamarnya." kesal Afwi seraya meminta.
"Wah! kenapa nggak di kenalkan dulu sih Bang,tiba-tiba mau lamaran saja kaya gitu." shock Arfi.
"Udah sih! nanti juga kenal,pokoknya jangan ada penolakan dan Abang akan tunggu kamu di Rumah titik! sudah yah Abang cuman ingin menyampaikan itu saja Assalamualaikum." ucap Afwi seraya berpamitan.
"Huft..baiklah! nanti Arfi datang ke Rumah Abang,Waalaikumsalam." pasrah Arfi seraya menjawab salam.
Afwi pun langsung pergi dari Restoran setelah menyampaikan keinginan dan di sanggupi oleh Arfi Adik angkatnya,sedangkan Arfi kembali berkutat di Restoran.
***
Malam Hari
Arfi datang ke Rumah Bang Afwi,langsung di sambut oleh Ayahnya Bang Afwi yang bernama Ayah Sadewa,Arfi pun sudah di anggap Putranya Ayah Sadewa semenjak satu tahun yang lalu.
"Fi! kirain Abang kamu nggak datang,ya udah yuk langsung berangkat saja." ajak Bang Afwi.
"Ck.baru juga sampai..." kesal Arfi terpotong.
"Sudah Fi! saran Ayah ikutin saja,Abang kamu yang sudah nggak sabar itu hayoo." potong Ayah Sadewa.
"Huft..baiklah Ayah." pasrah Arfi.
Mereka berangkat dengan dua mobil,satu mobil Keluarga Afwi satu lagi mobilnya Arfi bersama kedua temannya Afwi yang ikut.
Sesampainya di depan Rumah Zahra,membuat Arfi kaget kenapa harus ke sini,tapi tetep mengikuti untuk masuk,ketika berada di dalam Rumahnya Zahra,orang yang berada di dalam pun kaget kenapa Arfi bisa bersama Afwi,ya orang tersebut itu adalah Naira,Zahra termasuk Abah pun kaget,saat melihat Arfi berada di rombongan Keluarga Afwi,ketika Abah ingin bertanya tapi di urungkan karena Ayahnya Afwi sudah mulai berbicara.
"Saya ke sini mewakili Putra saya yang punya maksud untuk meminta dan meminang Putri Abah yang bernama Fatimah Azzahra untuk Putra saya yang bernama Afwi Sadewa." ucap Ayah Sadewa.
"Kalau saya sebagai orangtua hanya bisa kasih restu,tapi sebagai jawabannya saya serahkan pada Putri saya,Neng Zahra gimana! apa menerima pinangan dari Nak Afwi?" sahut Abah seraya bertanya.
"Bismillahirrahmanirrahim! Neng menerima pinangannya Abah." jawab Zahra.
"Alhamdulillah." ucap semua serempak.
Semua Keluarga pun berdiskusi tentang hari Pernikahan akan di tentukan kapan,tak lama kedua Keluarga pun bersepakat satu bulan lagi dari sekarang,selama kedua Keluarga itu berdiskusi,pandangan Arfi tertuju pada Naira yang memakai Hijab Gamis bercorak batik itu karena sangat Cantik di mata Arfi,ketika Naira tersadar ada yang memandanginya menoleh dan Arfi pun langsung tersenyum.
"Ish! apaan sih si Arfi senyum-senyum begitu,tapi kenapa! hati ini begitu nyaman yah di saat melihat senyumannya." batin Naira.
"Ya udah Bah! kami sekeluarga mau pamit pulang,Assalamualaikum." pamit Ayah Sadewa.
"Baiklah Pak! hati-hati di jalan,Waalaikumsalam.'' balas Abah.
Kedua Orangtua Afwi dan Afwi langsung pulang,setelah mendengar salamnya di jawab dan Afwi pun menyalami tangan Abah dengan takzim,di susul Arfi melakukan hal yang sama seperti Afwi lakukan.
Setelah mereka semua sudah pulang,semua orang yang masih berada di dalam Rumah pun sedang berbincang-bincang.
"Neng! memang Afwi mengenal Arfi?" tanya Abah.
"Nggak tau juga Bah! tapi dari yang neng lihat,Arfi begitu dekat dengan Mas Afwi." jawab Zahra sambil menebak.
"Ya udah! Abah mau ke kamar dulu yah." pamit Abah.
Abah pun langsung melangkah pergi menuju ke kamar,sedangkan Zahra masih di temani Naira Sahabatnya dan Bunda Dina,Zahra pun meminta ke Sahabatnya untuk menginap,tapi di tolak oleh Naira,tak lama Naira pun pulang bersama Bundanya,ya dari tadi juga Bunda Dina ikut bersama Naira untuk menghadiri Putrinya lain yang mau di pinang oleh seseorang,karena bagi Bunda Dina itu Zahra juga Putrinya.
***
Satu Minggu Kemudian
Bunda Dina shock melihat Putrinya di antar pulang sama orang yang begajulan,Bunda Dina langsung menegur Naira ketika sudah berada di dalam Rumah.
"Nai! siapa yang mengantar kamu tadi?'' tanya Bunda Dina.
"Oh dia itu Rio Bun! apa Bunda lupa sama Rio?" jawab Naira seraya bertanya.
''Hah! maksudnya." jawab Bunda Dina bingung.
"Rio kan orang yang sudah menolong Bunda, seminggu yang lalu dari penculikan itu." ucap Naira.
"Astagfirullah! siapa yang bilang,kalau dia yang menolong Bunda." kaget Bunda Dina.
"Kan waktu itu! Bunda yang menghampiri Rio,waktu ada acara di Rumahnya Zahra,jadi Nai menyimpulkan Rio lah orangnya yang menolong Bunda." ucap Naira sambil menjelaskan.
"Hah! kapan Nai?" kaget Bunda Dina seraya bertanya.
''Waktu itu...
FLASHBACK ON
"Ra! mungkinkah orang yang menolong Bunda,salah satu dari Murid Abah?" tanya Naira.
"Nggak tau juga Nai!" jawab Zahra.
"Neng! ada apa dengan Murid Abah?" tanya Abah yang baru menghampiri.
"Eh Abah! nggak ada apa-apa Bah,cuman kami berdua sedang penasaran sama orang yang waktu itu menolong Bundanya Naira,kami berdua mengira salah satu dari Murid Abah." jawab Zahra.
"Oh begitu! kirain Abah ada yang sedang macam-macam,gini saja Nai! kamu ajak Bunda kamu entar malam ke sini,nanti Bunda kamu bisa lihat ada nggak Murid Abah yang di kenali sama Bunda kamu." saran Abah.
Naira dan Zahra menyetujui usulan dari Abah.
Malam pun tiba semua Murid sudah berkumpul,Naira baru sampai bersama Bunda Dina,Naira menghampiri Zahra sedangkan Bunda Dina menghampiri Rio.
"Kok! Bunda menghampiri Rio Nai?" tanya Zahra.
"Eh..iya juga yah! apa mungkin Rio yah." jawab Naira.
"Bisa jadi sih! kan Rio juga bisa beladiri." ucap Zahra.
FLASHBACK OFF
"Begitu ceritanya Bun! jadi semenjak itu Nai dekat dengannya." ucap Naira.
"Astagfirullah Nai! kamu sudah salah sangka,Bunda menghampiri waktu itu untuk menegurnya,bukan berarti dia yang menolong Bunda." sahut Bunda Dina.
"Hah! beneran Bun,tapi Rio mengiyakan waktu Nai tanya." kaget Naira.
"Ya ampun Nai! dia membohongi kamu tuh,lagian kamu kenapa nggak tanya Bunda dulu sih,yang bener itu! ya teman Calonnya Zahra,itu orangnya yang menolong Bunda." kesal Bunda Dina sambil menjelaskan.
"Hah! yang mana itu,Bunda sudah tau namanya?" kaget Naira seraya bertanya.
"Namanya dia itu Ar..." jawab Bunda Dina terpotong.
"Hey! Bunda dan Adek tersayang." potong seseorang yang baru menghampiri.
"Mau ngapain lagi kamu ke sini hah!" emosi Naira.
"Ya ampun Dek! galak amat sama Kakak sendiri,kan Kakak kangen sama kalian." ucap seseorang tersebut.
"Nggak usah drama! kamu pikir Bunda nggak tau siapa dalang penculikan itu,beruntung kamu Bunda nggak punya buktinya,kalau punya kamu pasti sudah Bunda laporkan ke Polisi." geram Bunda Dina.
"Oh jadi kamu biang keroknya...
Bersambung
~See You Next~