Raka Sebastian, seorang pengusaha muda, terpaksa harus menikah dengan seorang perempuan bercadar pilihan Opanya meski dirinya sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih.
Raka tidak pernah memperlakukan Istrinya dengan baik karena ia di anggap sebagai penghalang hubungannya dengan sang kekasih.
Akankah Raka menerima kehadiran Istrinya suatu saat nanti atau justru sebaliknya?
Yuk simak ceritanya 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Iya, tenang dulu. Semuanya akan baik-baik saja."
"Tolong, sebagian apa bisa keluar dulu?" pinta sang dokter.
"Baik, Dokter." ucap Pak Darren, sambil memberi isyarat agar para lelaki keluar dulu.
Mereka meninggalkan Bu Resha dan Umi Mawar yang menemani Nirma.
Saat tiba di luar, Zayn kembali menatap sang Paра.
"Papa dan Kakak sudah lihat wajahnya, kan? Dia mirip Zahra, kan, Pa?"
Pak Vino mengusap bahu putranya diiringi anggukan kepala.
"Dia pasti Zahra, Pa. Aku yakin!" imbuh Zayn lagi.
"Sabar dulu, Nak. Kita semua berharap begitu. Tapi, kita masih harus menunggu. Jangan sampai itu membuat Nirma tertekan. Kamu tidak melihat wajahnya tadi ketakutan?"
"Kasihan Zahra, Pa! Kita harus bawa pulang Zahra ke rumah."
Pak Vino hanya mengusap bahu putranya itu. Zayn akan menjadi lebih emosional jika itu menyangkut Adik kembarnya.
**
**
Beberapa saat berlalu ....
Nirma duduk bersandar dengan jarum infus terpasang di pergelangan tangan kanan.
Dokter sudah keluar setelah memberi penanganan dan memastikan semua baik-baik saja.
Tatapan Nirma kosong, dadanya sesak dengan air mata yang tertahan.
Saat ini ia benar-benar merasa berada dalam kebimbangan.
Di satu sisi ia memikirkan Ibunya, di sisi lain ia harus dibuat terkejut oleh ucapan Umi Mawar tentang kemungkinan bahwa dirinya adalah Zahra yang hilang.
Tak dapat dipungkiri ada sedikit rasa hangat pada hatinya, namun bagaimana dengan Ibu yang sudah bertaruh nyawa untuknya.
Ia mungkin akan mendekam dipenjara, atau lebih buruknya lagi dibunuh orang jahat, dan Nirma akan melakukan apapun untuk menyelamatkan Ibunya.
Sejenak, sorot matanya tertuju pada sepasang suami istri yang sedang duduk di sofa, lalu kemudian dua pemuda yang berdiri di sisi mereka.
Ada perasaan berbeda yang ia rasakan setiap kali berdekatan dengan mereka.
Bu Resha yang begitu lembut, Pak Vino yang hangat. Brayn dan Zayn yang membuatnya merasa seperti terikat.
"Setelah melihat semua kemungkinan, kami mengambil kesimpulan bahwa kamu adalah Zahra." ucap Umi Mawar menyeka air mata.
Nirma menarik napas dalam. Matanya terpejam bersama cairan bening yang mengalir.
Tangannya meremas selimut yang membalut tubuhnya.
"Maaf, Umi. Tapi semua dugaan itu salah. Saya bukan Zahra. Saya adalah Nirma Salsabila. Bu Mulan adalah ibu kandung saya."
"Tapi bagaimana dengan surat yang ditemukan Umi kamu di pondok?" Kali ini Pak Darren menyela.
"Saya memang pernah jatuh ke sungai saat masih kecil, Abi. Tapi saya memastikan bahwa saya bukan Zahra. Kemiripan kami pasti hanyalah sebuah kebetulan."
"Kamu yakin, Nak?"
Nirma mengangguk. "Iya, Umi."
Gadis itu terisak dengan kedua tangan mengatup di depan dada.
"Tolong kasihani Ibu, Umi ... Abi saya rela melakukan apapun agar Ibu saya dibebaskan. Biar saya saja yang menggantikan hukuman untuk Ibu. Ibu saya bukan orang jahat."
"Tenang dulu, Nirma. Umi dan Abi akan membantu mencari keadilan kalau memang Ibu kamu tidak bersalah." bujuk Pak Darren.
"Tapi, Mas Raka pasti akan membalas Ibu. Tolong, Abi. Lakukan sesuatu untuk Ibu, dia bukan orang jahat."
Bu Resha mengusap lelehan air mata yang membasahi pipi. Tak tahan rasanya, ia memilih keluar dari ruangan itu.
Bersandar di dinding dengan menahan sesak di dada. Pak Vino, Brayn, dan Zayn segera menyusul.
"Dia Zahra, kan, Mas? Aku yakin dia Zahraku yang terbawa arus sungai. Dia bukan Nirma ... dia Zahra anakku."
Tak ada sahutan dari Pak Vino, yang ia lakukan hanya memeluk sang istri.
Sementara Brayn berusaha menenangkan Adiknya.
Meskipun menolak segala kemungkinan, namun Zayn memiliki keyakinan bahwa Nirma adalah Adik kembarnya.
"Dia bohong, Kak! Dia pasti melakukan ini hanya untuk melindungi Ibunya. Dia Zahra kita yang hilang!"
"Kamu sabar, ya. Kita tidak bisa memaksa. Biar Umi dan Abi yang membujuk Nirma dulu. Mungkin dia masih syok, apalagi sekarang Nirma dalam keadaan sakit."
**
**
Di sisi lain, Raka dengan ditemani Rafa berjalan dengan tergesa-gesa menuju mobilnya.
Ia baru saja mendapatkan alamat tempat tinggal Mulan dari pemilik katering rumah sakit.
Menurut sang pemilik katering, baru sebulan ini wanita itu bekerja di sana dengan menggunakan identitas yang berbeda.
Raka membuang napas kasar dengan punggung bersandar di mobil.
Fakta yang ia temukan hari ini benar-benar membuatnya frustrasi.
"Tenang, Raka! Jangan gegabah! Jangan sampai kamu malah melakukan kesalahan!" ucap Rafa, yang kini duduk di samping Raka.
Tadi, Rafa cepat-cepat menyusul ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari Brayn tentang Raka.
Meskipun geram dengan tindakan sang sahabat, namun mereka tak ingin ia bertindak hal-hal di luar batas.
"Bagaimana aku bisa tenang, Raf?" Raka menjambak rambutnya sendiri.
"Bagaimana aku bisa tenang setelah semua fakta yang aku temukan hari ini! Nirma, dia anak kandung Mulan! Kamu tahu apa artinya?"
Rafa terdiam. Ia pun sama terkejutnya.
"Bodohnya ... aku baru saja memutuskan untuk memulai semuanya dengan Nirma. Aku mau memperbaiki semuanya, tapi ternyata ... dia...." Bola mata lelaki itu berkilat.
Amarah, sedih dan kecewa menyatu dalam tatapannya.
"Dia anak kandung Mulan, artinya aku dan dia saudara sepersusuan! Haram kalau aku menyentuhnya!"
Rafa menarik napas dalam-dalam, yang ia lakukan hanya menepuk bahu sang sahabat.
"Tenang dulu. Pikirkan semuanya dengan kepala dingin."
"Pokoknya pembunuh itu harus membayar semua perbuatannya. Dia tidak akan lolos kali ini."
Raka lantas mengeluarkan ponsel dari saku celana untuk menghubungi Pak Martin.
Satu-satunya orang yang selama ini memberinya dukungan untuk menemukan pelaku pembunuhan orang tuanya.
"Halo, Om! Aku sudah menemukan Mulan!" ucap Raka sesaat setelah panggilan terhubung.
"Apa? Kamu menemukan Mulan? Dimana?" Suara pria paruh baya itu terdengar memekik terkejut.
"Ceritanya panjang, Om! Dia bekerja di rumah sakit tempat Nirma dirawat. Lebih buruknya lagi, dia ternyata adalah Ibu kandungnya Nirma!"
Selama beberapa saat kebisuan melanda. Informasi yang diberikan Raka, tentu saja membuat pria paruh baya itu terkejut.
"Om ... dengar aku, kan?"
"Em ... iya, Raka. Om dengar! Tapi, kamu yakin kalau Mulan itu Ibunya Nirma?"
"Aku yakin, Om! Aku memergoki mereka bicara. Nirma sudah mengakui kalau Mulan itu ibu kandungnya!
Sekarang Mulan melarikan diri lagi, tapi aku sudah dapat alamatnya."
"Oke ... oke! Posisi kamu di mana sekarang? Kamu harus hati-hati, Mulan itu licin! Jangan sampai dia lolos lagi!"
"Aku di jalan, Om. Aku baru mau menghubungi pihak kepolisian."
"Kalau begitu kirimkan alamat Mulan ke Om! Kita harus gerak cepat!"
"Baik, Om!" Raka memutus panggilan, lalu mengirimkan alamat yang ia peroleh dari pihak rumah sakit.
Melihat situasi semakin kacau, diam-diam Rafa mengeluarkan ponsel dan mengetikkan sebuah pesan.
"Ayah, aku butuh bantuan. Sekarang!"
**
**
Sementara itu di tempat lain, Martin tampak panik setelah mendapat kabar dari Raka.
Setelah mendapat pesan berupa alamat, ia lantas menghubungi seseorang.
"Mulan sudah ditemukan. Saya akan kirim alamatnya." ucap Pak Martin pada seseorang di ujung telepon.
"Habisi dia tanpa meninggalkan jejak!"
Setelah memberikan perintah itu, ia memutus panggilan, lantas mengirimkan sebuah pesan.
Pria paruh baya itu kemudian menatap seorang gadis yang berdiri di sudut ruangan.
"Yang lainnya tugas kamu. Lenyapkan Nirma. Dia bisa jadi ancaman untuk kita!"
************
************
sangat marah dan emosi adiknya diperlakukan kurang baik...
Martin berusaha meracuni pikiran raka agar membenci mulan.,.
Martin meracuni pikiran raka mulan pembunuh ayahnya.....
raka berjanji akan jd suami yg baik dan bersikap terhadap nirma...
Filling pak vino sangat kuat nirma adalah zahra putrinya....
baru sadar setelah kejadian ini raka akan berjanji lbh baik lagi selama ini menyia2kan istri sebaik nirma...
raka sangat piknik dan khawatir melihat nirma mimisan membawanya kerumah sakit demam sangat tinggi bingit....
raka tlg istri lg sakit demam badannya menggigil kedinginan itu