Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 HKSI
Kini Retno sudah tidak memikirkan lagi masalah gugatan nya setelah berbicara dengan Rosma.
Retno menjalani kehidupan nya seperti biasa nya, Retno fokus ke diri sendiri dan juga Bela.
Seharian ini entah kenapa Retno sangat merindukan Ardan anak laki-laki nya.
Ingin sekali Retno menghubungi nya tapi Retno menahan nya karena Retno sadar kalau dirinya sudah tidak diakui sama Ardan.
Sambil berbaring di sisi Bela yang sedang melihat film Barbie kesukaan nya iseng-iseng Retno melihat sosmed nya Ardan.
Entah kenapa Retno bisa menekan panggilan yang akhir nya terhubung dengan Ardan membuat dirinya panik sehingga Retno bingung cara mengakhiri panggilan tersebut.
Terdengar suara Ardan yang terus-terusan memanggil nya membuat Retno merasa kasihan.
"Halo mah, mah, halo, mah, mah." Ardan terus memanggil Retno.
Dengan ke dua mata yang berkaca-kaca dan suara yang sedikit gemetar Retno pun menjawab nya.
"Iyah kak, maaf tadi kepencet." Retno ngga mau sakit hati yang ke dua kali nya.
"Iyah ngga apa-apa mah? Mamah dan Bela sehat?"
"Sehat nak, kakak lagi apa? Apa kakak ngga kangen sama mamah dan Bela?" Tanya Retno sambil mengusap air mata nya yang mulai menetes di pipi nya.
"Kangen lah mah, mamah lagi apa?"
"Lagi tiduran di kamar, kakak lagi apa?"
"Kakak lagi kerja mah."
"Oh kakak sudah kerja? Dimana kak?"
"Kakak kerja di bengkel mah."
"Oh Iyah kak, Alhamdulilah kalau kakak sudah kerja, mamah selalu mendo*a kan kakak agar jadi orang sukses."
"Aamiin makasih mah, oh ya mah kakak tutup dulu panggilan nya yah soalnya kerjaan kakak sudah selesai dan kakak mau pulang takut nya turun hujan soalnya sudah mendung di sini."
"Oh ya sudah hati-hati di jalan kak."
Retno pun menutup panggilan nya dengan hati sedikit tenang karena sudah mendengar suara Ardan.
Retno sangat bersyukur sekali karena sudah bisa mendengar suara Ardan, mungkin ini sudah jalan nya dari yang maha kuasa.
Hati Retno memang sakit ketika Ardan sudah tidak mengakui dirinya sebagai ibu kandung nya lagi, tapi hati ibu mana yang bisa tenang jika tidak mendengar kabar anak nya, ibu yang mana yang tidak bisa memaafkan semua kesalahan anak nya meskipun anak nya sudah membuat ibu nya sakit hati.
Dua hari berlalu semenjak Retno mendengar suara Ardan, Bu Tantri menyuruh Retno belanja ke kota.
Dengan senang hati Retno menerima perintah dari ibu nya karena bisa menghilangkan rasa penat.
Bu Tantri memang selalu belanja ke kota jika barang di daerah nya tidak ada, dan sekarang Bu Tantri bisa sedikit santai karena ada Retno ke depan nya yang akan meneruskan nya.
Sepanjang perjalanan ke kota Retno berpikir antara menemui Ardan atau tidak.
Beruntung nya posisi belanja dan tempat kerja Ardan tidak jauh sehingga membuat Retno ada kesempatan untuk bertemu dengan Ardan.
Ardan memang sudah memberitahu Retno posisi tempat nya bekerja, dan Retno mengetahui alamat yang di berikan sehingga Retno memutuskan untuk menemui Ardan ke tempat kerja Ardan.
Sesampai nya di kota Retno langsung membeli apa yang di suruh oleh ibu nya, setelah semua pesanan ibu nya selesai Retno langsung menuju ke tempat kerja Ardan.
Retno berhenti tepat di samping bengkel tempat kerja Ardan, Retno melirik ke arah bengkel tempat kerja Ardan.
Untuk memastikan benar atau tidak nya Ardan kerja di bengkel tersebut Retno mengambil gambar sekitar dan mengirimkan nya kepada Ardan.
Tidak menunggu lama Retno mendapatkan balasan dari Ardan yang mengatakan kalau Ardan benar bekerja di sana.
Retno mengatakan kepada Ardan kalau dirinya ada di di samping bengkel tersebut.
Tidak lama kemudian Ardan menghampiri Retno membuat Retno menahan air mata nya.
Rindu seorang ibu kepada anak nya tidak akan bisa di pungkiri padahal baru beberapa bulan saja mereka terpisah.
Ardan mencium tangan Retno dan memeluk nya, "Maafkan kakak mah."
"Sudah lah mamah sudah memaafkan nya kok, kamu sudah selesai kerja nya?"
"Belum mah."
"Ya sudah kalau begitu mamah pulang lagi, mamah takut ganggu kamu juga, jaga diri baik-baik dan jangan lupa sholat lima waktu.'
"Iyah mah, mamah mau kemana lagi sekarang?"
"Mamah habis belanja di suruh nenek kamu, sekarang mamah mau pulang lagi, yang rajin kerja nya ya kak."
"Iyah mah, mamah hati-hati di jalan jangan kebut-kebutan."
"Ini mamah ada sedikit rezeki buat beli makan."
"Ngga apa-apa mah buat mamah aja."
"Ngga apa-apa ambil saja, semoga kakak jadi anak sukses yah nak." Retno memaksa memberi uang buat Ardan.
Retno tahu Ardan sudah mau kerja tapi kasih sayang seorang ibu sampai akhir hayat, walaupun anak nya sudah bekerja dan bahkan sudah berumah tangga, tapi seorang ibu akan selalu memberikan sedikit rezeki nya sebagai tanda kasih sayang nya.
"Iyah mah Aamiin, oh Iyah mah, Bela ngga diajak?"
"Ngga kak soalnya kan susah bawa nya mamah juga bawa belanjaan lumayan banyak."
"Oh Iyah, mamah hati-hati yah."
"Iyah kak, ya sudah mumpung masih siang mamah pulang dulu yah, nanti kalau mamah kesini lagi mamah kasih tahu."
"Iyah mah hati-hati di jalan, kalau sudah sampai kabari kakak." Ucap Ardan lalu mencium punggung tangan Retno.
"Iyah." Retno pun mulai melajukan motor nya meninggalkan Ardan, diantara mereka seperti tidak terjadi apa-apa.
Dalam perjalanan pulang Retno menitikkan air mata nya, ingin sekali dirinya berlama-lama dengan Ardan untuk melampiaskan rasa rindu nya, tapi waktu yang tidak memungkinkan sehingga Retno memilih untuk segera pulang karena perjalanan kurang lebih empat jam ke rumah orang tua nya.
Sedih dan bahagia kini di rasakan oleh Retno, Retno tahu kalau anak nya sudah salah dan sudah melukai hati nya, tapi seorang ibu tetaplah ibu.
Seorang ibu selalu memaafkan anak nya walaupun kesalahan anak nya sangat fatal dan sangat banyak sekali.
Rasa sakit hati seorang ibu bisa sembuh jika melihat anak-anak nya berubah menjadi lebih baik.
Mungkin orang lain akan mengatakan kalau dirinya tidak punya pendirian, tapi antara dirinya dan Ardan ada darah yang menyatukan sehingga kesalahan sebanyak apa pun akan selalu Retno maafkan.
Retno ingin merangkul Ardan karena Retno merasa bersalah, Ardan yang sudah tidak mempunyai sosok seorang ayah mana mungkin harus kehilangan sosok seorang ibu juga.
Retno sadar kalau dirinya juga salah karena tidak bisa memberikan keluarga yang utuh seperti yang di harapkan semua anak-anak yang ada di muka bumi ini terutama Ardan dan Bela, tapi mau bagaimana lagi Retno tidak bisa membuat ayah nya kembali kepada mereka dan sekarang malah menghilang tanpa kabar.