Kulepas Suamiku Dengan Elegan

"Sepertinya kau penasaran sekali dengan kehidupanku Ken, ya sudah ayo duduk aku akan menjawab apapun yang kau ingin tanyakan," ucap Agatha, wanita itu pun berbalik kemudian berjalan untuk masuk ke dalam rumah diikuti Ken belakangnya.

"Silakan duduk, aku akan membuatkan minuman untukmu."

Ken pun duduk di kursi halaman, sedangkan Agatha langsung masuk ke dalam rumah. Setelah Agatha pergi dari hadapannya, Ken melihat sekeliling rumah, rumah ini tampak sederhana tapi nyaman dan Ken merasa ada kebahagiaan di sini, berbeda dengan rumahnya yang dulu terlihat megah namun tampak sepi.

Lamuna Ken buyar ketika mendengar suara derap langkah, ternyata yang datang adalah Ane, wanita itu di perintahkan oleh ibunya untuk memberikan minuman untuk Ken, sedangkan Agatha sepertinya sedang mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Silakan paman," ucap Ane, Ken tidak menjawab, lelaki itu menatap Ane dengan lekat, wajah Ane terlihat sangat mirip dengan Agatha.

"Terima kasih. Boleh Paman tahu siapa namamu?" Tanya Ken

"Namaku Ane, lebih tepatnya Mariane tapi Paman bisa memanggil aku Ane."

Kan tersenyum ketika mendengar keramahan gadis kecil di depan ini, sangat berbeda dengan Agatha dulu yang tidak pernah basa-basi.

"Ane, kau masuk dulu oke. Mama harus berbicara dengan paman ini."

Agatha langsung berbicara ketika sudah selesai mengganti pakaiannya dan menyusul keluar, hingga Ane mengangguk, kemudian gadis kecil itu pun masuk ke dalam rumah dan kini Agatha juga sudah duduk di depan Ken.

"Pertama apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Agatha.

"Kenapa kau bisa mengandung, sedangkan kita menikah bertahun-tahun kau tidak berhasil mengandung?" Tanya Ken. Dia langsung mengatakan apa yang di dalam otak.

Dan lagi-lagi Agatha terkekeh ketika mendengar ucapan Ken. "Sepenting itu kah untukmu Ken?" Tanya Agatha, setiap melihat Agatha tersenyum ataupun bereaksi dengan ucapannya hati Ken terasa ngilu teringat dulu Agatha adalah orang yang datar dan tidak pernah mau menanggapi secara berlebihan.

"Hmm, penting. Sangat penting."

"Baiklah aku akan beritahu, aku bertemu dengan suamiku 5 bulan setelah kita bercerai, dan ternyata dia klient yang pernah aku tangani. Dia tidak sekaya dirimu, tapi dia mendekatiku dengan konsisten, dari awal Dia mengerti kekurangan dan kelebihanku, tapi dia mau mendampingiku, Dia meyakinkan bahwa aku berharga. Dia memang tidak sekayamu Ken, tapi suamiku tidak pernah membiarkan aku sendiri, dan kita ...."

"Apa selama kita menikah kau tidak pernah merasa bahagia denganku!" Sepertinya Ken tersulut emosi, dia tidak terima Agatha membanggakan David.

"Aku bingung kenapa kau harus membahas ini tapi baiklah, agar kau tidak penasaran aku akan beberkan perbedaan david dan juga kau." Agatha sejenak majeda ucapannya, 12 tahun hidup dengan Ken Agatha mengerti bahwa sebelum Ken mendapatkan jawaban lelaki itu akan terus bertanya.

"Saat aku menikah denganmu, hidupku dikelilingi oleh orang-orang hebat tentu saja karena aku menjadi istrimu, jadi aku berpikir aku harus terlihat hebat agar tidak membuatmu malu. Ken aku mengerti bagaimana sikapmu, kau tidak pernah mau diganggu, kau tidak pernah mau direpotkan, jadi selama itu aku selalu berusaha untuk menelan semuanya sendiri hingga aku terbiasa, jadi saat kau bertanya atau kau berubah aku tidak bisa mengatakan apa yang aku rasa Karena aku sudah biasa memendamnya. Dan ketika aku mengetahui kau berselingkuh dan berkhianat, rasaku seketika hilang. Mungkin kau punya alasan kenapa kau berkhianat, dan mungkin kau akan berbicara dengan lantang bahwa kau berselingkuh karena sikapku yang dingin.

Tidak masalah aku terima itu, hanya saja aku juga akan dengan lantang mengatakan, bahwa aku saja mampu setia saat kau sibuk dengan duniamu, jadi aku terbiasa mengandalkan diriku sendiri, bahkan kau tidak pernah bukan mendengar notifikasi tagihan kartu kredit ke ponselmu, karena aku tidak pernah menggunakan uangmu."

Agatha menjeda sejenak ucapannya, wanita itu tersenyum getir ketika mengingat masa lalu. Saat mereka awal menikah pun, Ken hanya sibuk dengan dirinya sendiri, dengan dunianya dengan teman-temannya dan pekerjaan, mungkin Ken hanya mempunyai waktu 3/4 untuknya, dan Agatha sudah biasa menerima sikap Ken seperti itu hingga dia pun ikut bersikap seperti Ken.

"Sedangkan David, suamiku adalah orang yang sangat sederhana, pekerjaannya hanya dosen, tapi dengan lantang dia menyuruhku berhenti untuk menjadi pengacara, karena dia ingin aku menikmati waktuku, dia rela mengambil beberapa pekerjaan untuk menghidupiku, dia tahu problem ku bahwa aku akan sulit hamil. tapi dengan telaten dia mengajakku terapi hingga pada akhirnya aku berhasil hamil, sejak bersama David, aku seperti mempunyai tempat untuk pulang, aku tidak berada di lingkungan yang mewah jadi aku bisa sangat enjoy menjalani hari-hariku, orang mungkin menganggapku independen woman, tapi sebagai seorang wanita biasa tentu saja aku juga ingin merasakan bagaimana diperjuangkan dan David melakukan itu untukku. Dia adalah lelaki terbaik, hanya dalam waktu beberapa bulan aku bisa berubah di tangannya, bahkan kau tahu Ken, dia begitu memaksa untuk menikahiku hingga dia menyeretku ke altar padahal saat itu aku menolak mati-matian karena aku takut diselingkuhi lagi, tapi dengan lantang David meyakinkanku bahwa dia setia dan akhirnya kami bahagia anak-anakku begitu menyayangi ayahnya."

Sungguh saat ini Ken ingin sekali membalikkan meja yang berada di depannya. Raut wajah Agatha terlihat berbeda ketika menjelaskan hubungan mereka di masa lalu, di mana ketika menjelaskan semua Agatha tampak biasa saja, tapi ketika menjelaskan pernikahan keduanya mata Agatha begitu berbinar-binar.

"Lalu kenapa kau tidak pernah protes dengan sikapku dulu yang selalu sibuk dengan pekerjaan dan lain-lain!" Lagi-lagi Agatha tertawa.

"Bukankah kau yang mengatakan bahwa hidupmu bukan hanya tentang rumah tangga saja, Ken?"

Skak

Ken langsung terdiam, dia langsung mengingat saat itu untuk pertama kalinya Agatha pernah protes meminta waktu Ken. tapi Ken menjawab seperti itu karena saat itu dia sedang lelah dan juga sedang emosi karena pekerjaan di kantor benar-benar membuat tenaganya terkuras.

"Ken Aku tidak tahu maksud tujuanmu mengulik kehidupanku ini, tapi aku rasa hidupku bukan urusanmu lagi."

"Jadi kau sekarang berhenti menjadi pengacara!" alih-alih menjawab ucapan Agatha barusan, Ken malah melemparkan pertanyaan lain. Bagaimana mungkin Agatha rela melepaskan pekerjaan yang sebagai pengacara hebat hanya karena seorang lelaki.

"Hmm, semenjak aku menikah dengan suamiku, suamiku melarangku untuk menjadi pengacara lagi. Seperti yang aku katakan di awal, suamiku rela bekerja keras agar aku bisa menikmati waktuku, kau lihat bukan rumah ini, begitu sederhana sangat berbeda jauh dengan rumahmu yang aku tempati dulu, tapi rumah ini membuatku aman dan nyaman, kau bisa tebak bukan bagaimana istimewanya suamiku, karena bisa menaklukan aku yang keras kepala."

"Lalu di mana suamimu, Aku ingin bertemu dengannya."

"Kami sedang LD.R Dia sedang mengajar di luar negeri."

" Apa kau tidak takut diselingkuhi lagi oleh suamimu?" tanya Ken seperti menantang Agatha.

Agatha tertawa. "Tidak, aku mengatur semua keuangannya, aku memakaikan pelacak di ponselnya, aku jamin dia hanya punya ponsel satu, karena dia tidak akan mampu membeli lagi karena semua keuangannya aku yang mengatur. Aku tidak menginginkan itu, suamiku sendiri yang menyarankan aku untuk melakukan semuanya, karena dia tahu aku trauma diselingkuhi."

ucapan terakhir Agatha mampu menampar Ken dan sepertinya emosi Ken sudah tidak terkontrol, lelaki itu pun bangkit dari duduknya kemudian yang memutuskan pergi tanpa pamit pada Agatha membuat Agata menggeleng.

"Ken kau masih tidak berubah." Agatha sama sekali tidak marah dengan kelakuan Ken, dia malah merasa lucu, karena Agatha tau, menghadapi orang seperti Ken harus dengan santai.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 malam, keringat dingin membasahi seluruh tubuh Agatha, tidurnya tampak gelisah dan sedetik kemudian Agatha langsung berteriak memanggil suaminya.

Sepertinya mimpi buruk Agatha kembali datang, hingga dia langsung terbangun dari tidurnya bahkan dia langsung duduk Karena mimpi itu begitu nyata.

Agatha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, kemudian dia turun dari ranjang berniat untuk mengganti pakaiannya, dan setelah mengganti pakaian Agatha langsung mendudukkan diri di sofa, kemudian dia menatap foto pernikahannya dengan David.

"David mimpi itu kembali datang." setelah mengatakan itu, Agata langsung menangis sesegukan dia mungkin terlihat ceria jika di hadapan orang lain, tapi ketika malam Agatha selalu menghabiskan waktunya dengan menangis.

Dia selalu teringat kejadian 3 tahun silam dan ternyata 3 tahun silam itu ....

Nih ga komen 100 jadi flashback nya dtunda wkakak