Emergency 31+

Emergency 31+

Deepika si penyiar radio

Namanya Deepika Yora. Sebuah nama cantik, yang berarti anak perempuan bernasib baik dengan penuh kebahagiaan dan penghormatan di sepanjang hidupnya.. Bukankan nama itu sangat indah?

Dia berusia 22 tahun, bekerja sebagai penyiar radio terkenal di kotanya. Memang pekerjaan itu sudah menjadi cita-citanya sejak duduk di bangku SMA. Meskipun di era globalisasi seperti sekarang ini tak banyak anak muda yang minat mendengarkan radio, tapi ternyata masih ada saja sebagian masyarakat yang menyukai berkirim salam, request lagu favorit, mengirim kartu atensi agar dibacakan oleh penyiar radio, mendengar namanya bisa mengudara merupakan kesenangan tersendiri bagi beberapa orang.

Deepika, begitu dia disapa tinggal berdua dengan ibunya. Karena suatu keadaan membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai sejak Deepika belum genap berusia 2 tahun. Tak ada kenangan apapun tentang sang ayah, bagi Deepika dan ibunya.. sosok ayah hanya dongeng belaka. Karena sejak perpisahan di antara kedua orang tuanya, Deepika tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang dari sosok ayah.

"Buk, helm ku mana?" Sedikit berteriak agar suaranya bisa sampai ke indera pendengar sang ibu.

"Coba sana cari di kecamatan! Orang dari tadi helm batok ditaruh di atas kepala gitu kok, masih geger aja nyariin helm."

Sani, ibu Deepika memutar bola matanya malas melihat keteledoran anaknya. Hampir setiap hari seperti itu.

Deepika tersenyum garing, dia bergegas dengan map dan tas gendong di punggungnya untuk segera berangkat ke tempat kerja. Well, gadis itu merasa sudah sangat siap untuk berangkat bekerja setelah drama ngubek-ubek rumah demi helm batok miliknya.

"Aku berangkat buuuu....!!" Lagi. Teriakan Deepika seperti toa mushola yang baru saja diservis. Nyaring cemengkring.

Baru saja menaiki motornya, Deepika dibuat manyun oleh kelakuan sang tetangga samping rumah. Siapa lagi kalau bukan Abhista Agung, lelaki matang nyaris busuk itu selalu saja membuat hari-hari Deepika seperti naik rollercoaster. Bahagia? Enggak! Nyebelin yang ada.

"Oeeee tetangga! Ini mobil mu ngalangin jalan. Bisa kali di geser dikit masukin ke perut bumi biar nggak ngalangin jalan gini!!"

Aduh.. Nggak ada waktu, hari ini Deepika akan ada meeting tentang progam baru di tempatnya bekerja yang akan dibawakan olehnya. Tapi belum juga sampai tempat kerja, ubun-ubun Deepika sudah ngebul mengeluarkan asapnya karena ulah sang tetangga.

Ditunggu. Deepika berharap sosok Abhista akan muncul dari dalam rumah dan segera menggeser letak parkir mobil lelaki itu. Tapi setelah mengorbankan 30 detik penantian, manusia berstatus bujang belum punya pasangan itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Oowh my my!! Yang bener aja sih!!"

Deepika kesal. Dia menghentakkan kakinya. Dengan gerakan cepat menggulung lengan kemejanya sampai siku, berjalan seperti dewa perang yang siap menancapkan pedangnya ke jantung sang musuh. Emosinya sudah di ujung tanduk, aliran darahnya memanas, detak jantungnya tiba-tiba ngajak goyang APT APT, ini sungguh keterlaluan! Di saat dia kudu buru-buru dan dikejar waktu, Abhista malah berulah kayak gini.

"Mas Abhi!!!" Teriak Deepika membahana.

"Dalem."

Eh eh.. Kok suaranya dekat banget. Dia di mana sih? Pikir Deepika.

Bukan dari dalam rumah, Abhista ternyata keluar dari dalam mobilnya. Mulut Deepika mendadak berbentuk 0. Jadi dari tadi sesepuh itu ada di dalam mobil? Terus kenapa nggak jawab waktu Deepika teriak-teriak kayak orang kesurupan manggilin dia??

Sabar sabar.. Dikasih tetangga kurang waras emang harus nyetok sabar banyak banyak biar nggak ikutan gila dan berujung jadi penghuni rumah sakit jiwa. Nggak! masa depan Deepika terlalu cemerlang jika harus berakhir di RSJ sana. Jelas itu bukan suatu cita-cita yang mulia.

"Dari tadi aku manggil-manggil kamu lho mas!"

Deepika berjalan mendekati tetangga yang nampak santai kayak di pantai.

"Iya denger kok."

"Aku mau kerja! Mobil mu ngalangin jalan, geser gih! Aku buru-buru!" Semua ucapan Deepika diikuti gerakan bibir manyun-manyun bak ikan louhan kurang makan.

"Kan bisa lewat samping. Itu, masih lebar."

Perlu diingat, Deepika sedang terburu-buru. Dia nggak ada waktu buat basa-basi ra nggenah kayak gini.

"Mas! Kalau bisa lewat situ, aku nggak bakal teriak-teriak minta kamu mindahin mobil kali! Udah ah buru, aku bisa telat ini! Mau ada meeting!!"

Masih menggunakan sedikit kesabaran yang makin menipis setipis tisu yang merknya nggak terkenal, Deepika menggunakan cara terakhir agar Abhista mau menggeser mobilnya. Dia akan memanggil pawang si bandot tua di depannya itu, supaya mau menuruti kemauannya.

"Tanteeee.. Tant- eem eeeemmmmhh eeemmmmmmhhhhhh"

Belum sempat terealisasikan keinginan hatinya untuk gembar-gembor meneriakkan nama Sekar, emaknya Abhista.. Mulut Deepika sudah disumpal lebih dulu dengan telapak tangan lelaki yang berdiri di depannya.

"Jangan berisik. Masih pagi. Oke?"

Abhi, panggilan untuk lelaki dengan tinggi 182 cm itu baru melepaskan tangannya dari mulut Deepika ketika yakin jika gadis yang tingginya tak bisa melebihi keteknya itu, tak akan berteriak.

"Aku juga mau ngantor. Kelupaan ambil arsip.. Tunggu sebentar aku geserin mobilnya." Begitulah kira-kira kalimat penyejuk kalbu yang sejak tadi ingin didengar Deepika.

Drama parkir mobil yang melenceng dari kodratnya berakhir ketika dengan bar-bar Deepika membunyikan klakson tanda dia akan memulai perjalanan menuju barat.. Hust! Menuju tempat kerjanya tentu saja.

Dengan muka ditekuk, Deepika melempar asal tas dan map yang dia bawa ke meja kerjanya. Nyatanya berkendara selama sejam lebih dua puluh menit ketambahan empat puluh lima detik yang berujung tibalah dirinya di tempat kerja benar-benar terasa melelahkan.

"Mau es teh Dee? Sekalian aku mau ke pantry." Pertanyaan Sae Bagus Kuncoro, teman satu profesinya merangkap pacar Deepika.

"Nggak ngerepotin kan mas? Hehe.. Maaf ya, gelasnya belum aku cuci soalnya."

Sungguh definisi dikasih hati minta jantung ya manusia bernama Deepika ini, dia dengan tak tahu malu memberikan satu tumbler, dua gelas plastik dan satu cangkir kecil bekas kopi yang entah kapan tidak dia cuci. Bekas ampas kopinya saja sampai mengering di bagian dasar cangkir hitam itu.

Tapi lihatlah, dengan penuh cinta atau mungkin belo'on.. Sae menerima semua perabotan itu. Menuju pantry untuk mencuci dan mengisinya dengan air aki!

Senyuman Deepika mengembang ketika menerima tumbler biru kesayangannya sudah ada isinya, es teh manis bikinan mas pacar emang paling pas buat nyejukin hati yang panas membara karena emosi jiwa.

"Udah kalian tuh mending kawin aja, pacaran lama-lama nanti ujungnya putus! Mau nunggu apa lagi sih emangnya?" Cecar Arya, Chief Content Officer atau direktur konten atau juga program director.

"Aku sih terserah mas Sae aja pak." Deepika senyum malu-malu.

"Nah itu Kun, si Deepi nungguin kamu. Kamu nggak sat set nanti keburu dilalerin anumu!" Sambil tergelak Arya beralih ke ruangan rapat tempat mereka akan membahas projek baru.

"Mulut.. Dilalerin, dikira punyaku sosis basi apa?!" Tak terima Sae bersungut-sungut sendiri.

Rapat yang dihadiri beberapa penyiar dan Arya sebagai program director itu selesai dengan hadirnya program baru di malam Minggu. Acara yang dikhususkan untuk anak-anak gen z itu nantinya akan memutar lagu-lagu hits sesuai request pendengar dan ada pula sesi curhat untuk meningkatkan minat pendengar radio.

"Oke ya. Jadi basicnya Deepi ngerti kan? Nanti Juan yang bakal jadi music director nya nemenin malming kalian di sini." Ucap Arya bersemangat.

"Kenapa harus Deepika sih pak? Kan dia udah pegang empat program di radio kita." Kali ini Lisa yang protes. Dia juga penyiar sama seperti Deepika dan Sae.

"Lah, kan emang program ini yang punya ide awalnya si Deepi. Kenapa emang Lis?" Tanya Arya tahu maksud protes yang dilakukan Lisa.

"Ya nggak apa-apa, tapi kan jam terbang dia udah padat pak. Yang lain lho juga butuh kerjaan. Nggak Deepika mulu Deepika mulu, sapa tau pendengar malah bosen sama suara dia." Terang-terangan Lisa menyampaikan ketidaksukaannya pada Deepika yang dianggap jadi anak mas oleh sang atasan.

Ingin membalas omongan Lisa tapi Deepika lebih dulu diam karena mendengar suara Arya yang menggelegar.

"Lisa, denger ya.. Di sini nggak ada yang namanya persaingan. Kamu, Deepi, Juan, Togar, Kuncup, semua sama! Semua.. Bukan kalian saja, aku nggak pernah beda-bedain kalian. Tapi ya maaf kalau sikapku atau keputusan yang aku ambil bikin kalian sakit hati. Kita semua di sini satu tim, kita keluarga. Jangan ada iri. Jangan ada perpecahan. Bisa kan hidup adem ayem sesuai porosnya?"

Lisa diam. Dia hanya mengangguk.

"Maaf pak, nama ku itu Sae. Bisa kali jangan manggil Kuncup. Kok geli banget dengernya." Protes tentang nama panggilan kali ini dilakukan oleh Sae Bagus Kuncoro.

"Alah Kun Kun, kau tak dengar kah itu bos panggil nama kita orang memang tak ada yang benar! Kau masih mending dipanggil Kuncup, lah.. Aku, nama warisan bapak ku diubah sama dia orang jadi Togar! Macam mana pula itu, nggak enak kali ku dengarnya."

Riuh suara tawa mengiringi kalimat panjang dari Harvey, satu-satunya orang perantauan yang terdampar di planet mars dan hidup membumi bersama alien lainnya.

Meski dengan sedikit protes dari sana sini, rapat dibubarkan juga. Keputusan Arya adalah final. Tak ada yang berani cecuap lagi di belakangnya. Mau protes nyampe mulut berbusa pun percuma!

"Selamat siang, selamat beraktifitas sedulur semua, ketemu lagi bareng akuuuh announcer paling syantik paling keceh paling spekta membahana Deepika Yora di frekuensi kesayangan kita 91.10 radio Pop FM Purwodadi. Seperti biasa, aku bakal nemenin siangnya kalian yang lagi hot hotnya dengan deretan lagu-lagu kesayangan kalian juga info-info menarik yang pasti bakal bikin siangnya kalian makin cetar seperti langit katulistiwa! Oke, tak lupa aku mau ucapin makasih banyak buat kalian, sedulur semua yang udah kirim request lagu, kirim salam lewat chat, lewat email, juga lewat kartu atensi yang sekarang udah numpuk di meja kerja ku wohohoho, tenang luuur.. Pasti aku bacakan semua! Sebelum aku bacain atensi kalian satu-satu, aku mau puterin satu lagu spesial buat kalian semua.. Lagu lawas dari Once berjudul Dealova. Aah.. Nyes banget ya lur.. Oke nggak usah berlama-lama deh.. Kita simak semua. Once-Dealova, cekidot!"

Seiiring diputarnya lagu yang menjadi tugas Juan, Deepika men scroll jarinya ke layar ponselnya. Hanya melihat apa ada notifikasi pesan yang dia lewatkan hari ini. Dan ternyata dia malah dibuat asik dengan obrolan grup alumi SMA nya yang sedang menggibah si Agus. Korban siraman rohani eh siraman air keras yang katanya tak tahu diri, ternyata Agus sudah membuat geger satu Indonesia dengan kelakuan tak beradabnya.

"Oooweee masuuuk Tumijiii!!!" Juan memberi kode. Deepika hanya nyengir kuda melihat Juan melotot ke arahnya dengan kepalan tangan sebesar talas Bogor yang bisa jadi bakal bersarang ke wajahnya kalo dia masih asik cengengesan dengan ponselnya di jam kerja.

"Aduuuh maaf ya lur, aku sampai menjiwai banget lagu itu. Abis lagunya masuk banget ke hati sih ya! Oke sepertinya ada telepon masuk.. Hmm kita angkat dulu kali ya lur. Halo dengan siapa di mana?"

Siaran kembali berlangsung.

"Abhi." Suara di seberang sana.

Deg. Deepika kenal suara ini. Nggak mungkin kan bandot tua itu gabut dan nelponin dia lewat saluran radio.

"Wah Abhi, mas Abhi dari mana? Dan mau kirim salam ke siapa?" Masih dengan mode woles, berharap Abhi yang menelponnya bukanlah Abhi si tetangga samping rumah.

"Bisa keluar sebentar. Aku mau ambil arsip yang kamu tenteng pake map biru. Itu punyaku. Map mu ada di aku."

Deg.

"Dih Si kampreeeeet..." Ucap Deepika kelepasan. Dia langsung menutup mulutnya.

Deepika memucat. Juan geleng kepala, di sana ada juga Sae yang sedari tadi ngikuti kegiatan pacarnya.

"Jangan bilang udah on?" Ucapan itu terlontar ke arah Juan tanpa suara.

"Udah on dari Supriyadi!!!" Ucap Juan makin membuat Deepika kelimpungan.

Terpopuler

Comments

𝒩𝓎ᷱ𝑜ͥ𝓃ᷤ𝓎ͤ𝒶 𝑀𝑒𝓃𝑒𝑒𝓇

𝒩𝓎ᷱ𝑜ͥ𝓃ᷤ𝓎ͤ𝒶 𝑀𝑒𝓃𝑒𝑒𝓇

wah, bakal awet muda inih kalo circle pertemanannya seru kek mereka2 itu
etapi wait, pasti ada yg korslet nih salah satunya
gak mungkin semua bagus dan ngasi good FX kan ya?
apa mungkin si Lisa bakal jadi biker alias biang ke rock nya
kita liat next👉

2024-12-06

8

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

umur 31 blm tua lah thor, itu kategori mateng di pohon, pas manis nya 😌

2024-12-09

9

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

▶︎•|၊|။||||။၊|။|||။|||။ ɦε૨ 𐌌

wahh othor kena demam APT APT bruno mars dan teh ojeh juga

2024-12-09

9

lihat semua
Episodes
1 Deepika si penyiar radio
2 Mirip Sales obat panu
3 Diam-diam perhatian
4 Kecelakaan
5 Penjelasan Sae
6 Tetangga luar biasa
7 Orang terdekat?
8 Buru-buru menikah
9 Nasehat Abhi
10 Kebenaran yang mengudara
11 Kena kutukan
12 Pesan singkat memberi semangat
13 Kedatangan mantan
14 Pembicaraan di dalam mobil
15 Rencana Sae
16 Pertengkaran pengantin baru
17 Sae berulah
18 Sae yang be-jat
19 Pagi itu...
20 Kunjungan tetangga
21 Sehari bersama
22 Membuka rahasia
23 Kunjungan juragan mebel
24 Paket nyasar
25 Cemburu?
26 Obrolan di malam hari
27 Demam
28 Ke kantor mamas
29 Bapak datang nak
30 Joging
31 Pulang joging
32 Cepet nikah!
33 Dilamar
34 Cari cincin -bagian satu-
35 Cari cincin -bagian dua-
36 Kado ulang tahun
37 Kado ulang tahun part 2
38 Hasutan rival
39 Buka segel
40 Penyelamat yang sesungguhnya
41 Sah!
42 Invasi basah
43 Invasi basah 2
44 Ngumpul bareng keluarga
45 Anak kesayangan
46 Den dan misinya
47 Terjebak ucapan sendiri
48 Hot pop pop
49 Gara-gara mijit!
50 Gass pindah
51 Drama roti kempit
52 Menikmati godaan bini
53 Kasih judul sendiri
54 Dapet siraman qolbu
55 Seperti kejar setoran
56 Menemani istri bekerja
57 Cemburu?
58 Cemburu bagian 2
59 Berkah dicemburui
60 Pelajaran untuk Gatra
61 Terpesona.. Aku terpesona
62 Orang itu adalah...
63 Di atas genteng?
64 Anda termasuk produk pilihannya
65 Kedekatan yang terdeteksi
66 Jangan tinggalin aku
67 Ada yang aneh dengannya
68 Area nganu
69 Mertua minta cucu
70 Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71 Muntah-muntah, masuk angin?
72 Gara-gara tobeli
73 Mantan, apa kabar?
74 Ngambek ah!
75 Ke dokter, Gass!!
76 Testpack dulu, periksa kemudian
77 Itu contoh, nggak dihitung!
78 Ditodong pertangungjawaban
79 Sadar diri, sadar posisi
80 Keracunan, kok bisa?
81 Pita pink, kgn?
82 Ketika betina merajuk
83 Konsepnya nggak gini
84 Jaim brew!
85 Sensitif banget sih Bu!
86 Judul bebas!
87 Kanjeng rantang datang
88 Judul? Naskah ini ditolak 3x
89 Papa mama gadungan
90 Tamatlah
91 E31 End
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Deepika si penyiar radio
2
Mirip Sales obat panu
3
Diam-diam perhatian
4
Kecelakaan
5
Penjelasan Sae
6
Tetangga luar biasa
7
Orang terdekat?
8
Buru-buru menikah
9
Nasehat Abhi
10
Kebenaran yang mengudara
11
Kena kutukan
12
Pesan singkat memberi semangat
13
Kedatangan mantan
14
Pembicaraan di dalam mobil
15
Rencana Sae
16
Pertengkaran pengantin baru
17
Sae berulah
18
Sae yang be-jat
19
Pagi itu...
20
Kunjungan tetangga
21
Sehari bersama
22
Membuka rahasia
23
Kunjungan juragan mebel
24
Paket nyasar
25
Cemburu?
26
Obrolan di malam hari
27
Demam
28
Ke kantor mamas
29
Bapak datang nak
30
Joging
31
Pulang joging
32
Cepet nikah!
33
Dilamar
34
Cari cincin -bagian satu-
35
Cari cincin -bagian dua-
36
Kado ulang tahun
37
Kado ulang tahun part 2
38
Hasutan rival
39
Buka segel
40
Penyelamat yang sesungguhnya
41
Sah!
42
Invasi basah
43
Invasi basah 2
44
Ngumpul bareng keluarga
45
Anak kesayangan
46
Den dan misinya
47
Terjebak ucapan sendiri
48
Hot pop pop
49
Gara-gara mijit!
50
Gass pindah
51
Drama roti kempit
52
Menikmati godaan bini
53
Kasih judul sendiri
54
Dapet siraman qolbu
55
Seperti kejar setoran
56
Menemani istri bekerja
57
Cemburu?
58
Cemburu bagian 2
59
Berkah dicemburui
60
Pelajaran untuk Gatra
61
Terpesona.. Aku terpesona
62
Orang itu adalah...
63
Di atas genteng?
64
Anda termasuk produk pilihannya
65
Kedekatan yang terdeteksi
66
Jangan tinggalin aku
67
Ada yang aneh dengannya
68
Area nganu
69
Mertua minta cucu
70
Mbuh lah.. kasih judul sendiri
71
Muntah-muntah, masuk angin?
72
Gara-gara tobeli
73
Mantan, apa kabar?
74
Ngambek ah!
75
Ke dokter, Gass!!
76
Testpack dulu, periksa kemudian
77
Itu contoh, nggak dihitung!
78
Ditodong pertangungjawaban
79
Sadar diri, sadar posisi
80
Keracunan, kok bisa?
81
Pita pink, kgn?
82
Ketika betina merajuk
83
Konsepnya nggak gini
84
Jaim brew!
85
Sensitif banget sih Bu!
86
Judul bebas!
87
Kanjeng rantang datang
88
Judul? Naskah ini ditolak 3x
89
Papa mama gadungan
90
Tamatlah
91
E31 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!