Aku, si gadis benalu yang selalu di banding - banding kan dengan kakak ku. Hanya karena tak pandai dalam segala hal, aku merasa sendiri seperti benalu.
Namaku Shafira Angel Baskara, aku terlahir di keluarga yang tidak kekurangan apapun, hanya satu yang tidak ku miliki, kepintaran seperti kakak ku.
Hingga pada akhirnya sebuah keajaiban datang dalam dunia ku. Keajaiban berupa cinta dari dia, sosok yang selalu berada di segala situasi hidup ku. Mengubah semua sedih ku menjadi tawa, melukiskan warna baru di setiap lembaran.
Boleh kah aku berharap, kebahagiaan ini kekal untuk ku?
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hidup Shafira begitu berat, selalu di nomor duakan dalam hal apapun, membuat kepribadian nya lebih tertutup.
Bahkan Ketika cinta nya mulai berlabuh pada seseorang, kesedihan karena di khianati kembali menghampiri.
Akankah dia mampu menghadapi badai demi badai yang menerpa hidup nya?
Dan Siapakah yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir nya?
Simak kisahnya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fharisa Janny Alfarisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22. Ini Ekspektasi
Rumah Shafira.
Sepuluh menit kemudian, Nathan sudah sampai di depan rumah Shafira, Nathan menurunkan Shafira di bangku.
"Gimana kaki Lo, udah baikan?"
Tanya Nathan sambil memeriksa kaki Shafira.
"Masih sakit sedikit, tapi gak papa, makasih udah anterin gue."
Ucap Shafira berterima kasih, tapi gak ada senyuman terpajang di wajah, karena Shafira masih sedikit kesal pada Nathan.
"Gak masalah, gue tau cara nya biar kaki Lo gak sakit lagi, tapi cara ini agak sakit, jadi Lo harus tahan sedikit."
Ucap Nathan sembari memegang kaki Shafira, Shafira hanya mengangguk.
Nathan memijat kaki Shafira pelan lalu Krak. Di tarik nya dengan sekali tarikan.
"Aduh...."
Teriak Shafira karena kesakitan, efek tidak sadar dia sampai menjambak rambut Nathan. Membuat Nathan sedikit melenguh karena rambutnya di tarik.
"Coba Lo berdiri."
Ucap Nathan menyuruh Shafira berdiri untuk memastikan bahwa kakinya sudah membaik.
Shafira mencoba berdiri, perlahan tapi pasti, dia sungguh tak percaya, ternyata kakinya sudah membaik, ya meski masih ada sedikit rasa sakit, tapi ini sudah lebih mudah di gerakkan dari pada tadi.
"Wah ajaib juga ya tangan Lo kak, gue pikir bakal tambah sakit, ternyata manjur juga, thank you."
Ucap Shafira reflek memeluk Nathan.
Nathan yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Shafira tentu kaget, sekaligus senang, sesaat mereka saling pandang, Shafira akhirnya menyadari jika saat ini dia sedang memeluk Nathan, dia buru - buru kembali ke mode diamnya, dengan wajah bersemu mereh.
"Sorry, gue reflek."
Ucap Shafira dengan jujur dan sedikit gugup.
"Gak papa, sering - sering aja reflek nya haha becanda kok, gue pulang dulu ya, Lo istirahat ya, dah."
Ucap Nathan sembari melangkah kan kakinya meninggalkan rumah Shafira.
Shafira masih terdiam memikirkan kejadian tadi, dari yang terjadi di taman, di tempat makan bakso, dan barusan.
"Gak nyangka, dalam dua jam, ada begitu banyak hal yang terjadi, benar - benar di luar ekspektasi."
Ucap Shafira lalu masuk ke dalam rumah, suasana rumah masih sepi, dia memutuskan untuk mandi dan melanjutkan dengan istirahat.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Pagi Hari.
Embun yang sejuk telah melekat pada setiap helai dedaunan yang bersemi, Langit malam yang gelap kini telah berganti dengan mentari dari ufuk timur.
Cahaya mulai menyeruak dalam kehidupan, membangunkan insan dari khayalan, tapi tidak semua khayalan kadang bisa menjadi kenyataan. Ada banyak harapan, tapi hanya sedikit yang tergapai.
Shafira, gadis itu saat ini sudah sampai ke halte Bus seperti biasanya, akhir - akhir ini l, dia lebih suka naik angkutan umum, daripada harus nyetir sendiri.
"Lama banget sih Bis nya, gue jadi bosan."
Ucap Shafira mengeluh, dia memperhatikan Honda dan mobil yang lewat, tidak ada taksi maupun angkot ataupun bis.
"Bisa telat ke sekolah gue hari ini, mana hari ini ada Ulangan lagi."
Ucap Shafira rasanya kesal sendiri karena sejak tadi tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat.
Tak lama kemudian, ada sebuah motor gede berwarna hitam, berhenti di depan Shafira.
Cowok itu membuka helm nya. Ternyata cowok itu adalah Nathan.
"Bareng gue aja yok."
Ucap Nathan mengajak Shafira berangkat bersama.
"Gak usah, bentar lagi ada bis yang lewat."
Ucap Shafira menolak.
"Gak ada bis hari ini, semua angkutan umum libur, mending ikut sama gue aja, daripada Lo telat, gak ikut ulangan, bisa gawat tuh, pak Gunawan bisa ngamuk loh."
Ucap Nathan menakuti Shafira.
Shafira berpikir keras.
"Cowok ini ada benarnya juga, kalau gue telat Pak Gugun pasti bakal ngamuk dan hukum gue, belom lagi di ceramahi sama bu Wita, guru BK."
Batin Shafira sambil berpikir keras.
"Oke gue ikut, malas banget harus ikut hukuman pak Gugun killer."
Ucap Shafira akhirnya mau ke sekolah bareng Nathan.
Nathan yang mendengar persetujuan dari Shafira langsung sumringah, Shafira naik ke motor gedenya Nathan.
Nathan mengemudi motor nya dengan santai, dia sengaja mengulur waktu agar bisa berlama-lama dengan Shafira.
"Kenapa nyetir nya santai banget sih, kan kak Nathan tau kalau gue ada ulangan, bisa cepat dikit kan."
Ucap Shafira menyadarkan Nathan.
"Bisa kok, gue lebih suka bawa motor nya santai sih, lagian ini masih pagi, masih jam 07.00, kita punya setengah jam lagi sebelum pak Gugun datang."
Ucap Nathan, mulai menambah kecepatan motor nya.
Sepuluh menit kemudian, mereka sampai di rumah sekolah, semua mata menatap Nathan dan Shafira dengan pandangan yang berbeda, ada yang merasa iri, dan ada yang merasa juga ingin seperti Shafira, ada juga yang sinis.
Tak jauh dari keberadaan mereka, Siska and the geng nya sedang duduk di bangku koridor, melihat Nathan berangkat bareng dengan Shafira, matanya memanas, ingin sekali dia menghampiri Shafira dan menjambak rambut nya, tapi dia takut di keluarkan dari sekolah ini.
"Itu cewek cabe, berani banget dia jalan sama My Boyfriend gue, gak tau apa gue sama Nathan tuh udah di takdirkan untuk bersama, awas aja nanti."
Ucap Siska sangat kesal.
"Gimana kalau kita kerjain aja, tapi jangan sampai ada yang tau."
jangan lupa mampir guys.😆😆😆😆🙏🙏🙏🙏